Slut 21+ ● 14 ● 🔞

13.5K 214 11
                                    

Irene menatap Alyssa dan Sevanya yang duduk cukup jauh darinya.

Alyssa dan Sevanya datang sedikit telat, bukannya duduk di samping Irene yang masih kosong, Alyssa dan Sevanya memilih duduk di bangku paling depan.

Setelah kelas usai, Irene cepat-cepat membereskan barang-barangnya, dan menghampiri Alyssa dan Sevanya yang masih membereskan barang-barang mereka.

"hi! maaf, aku kemarin pulang lebih dahulu karena kakak ku menjemput ku. tidak masalah bukan?"

Bukannya membalas, Alyssa dan Sevanya malah melengos pergi meninggalkan Irene.

Irene mengernyitkan keningnya dan menahan tangan Alyssa, "Al, ada ap--"

"apalagi Irene? apalagi yang ingin kau bicarakan? kebohongan? berbohong jika dirimu adalah adik dari Viencè dan Gerald, huh?"

Tubuh Irene mematung, bagaimana bisa Alyssa mengetahui semuanya?

"kenapa diam huh? sebenarkan kau menganggap kami ini siapa huh? kau menganggap kami ini hanya orang asing dan kau membohongi kami dengan memalsukan status mu. kita fikir, kau menganggap kami seorang sahabat!"

Irene menggelengkan kepalanya, "bukan seperti itu Alyssa, ak--"

"sudahlah Irene," kali ini Sevanya yang memotong ucapannya.

"kami kecewa. kau membohongi kami dan menyembunyikan statusmu yaitu sebagai kekasih dari Gerald. kami bukan mata-mata yang jika mengetahui status mu, kami akan membunuh mu," lanjut Sevanya.

"aku memiliki alasan, kenapa aku melakukan itu!" pekik Irene yang mulai merasa terpojokan.

"aku tidak perduli dengan alasan sialan mu itu!!" cerca Alyssa.

Sevanya menarik tangan Alyssa untuk pergi dari sana. Alyssa sudah mulai tidak terkontrol, Sevanya tidak ingin jika Alyssa malah berakhir menyakiti Irene.

Irene hanya bisa terdiam saat Sevanya dan Alyssa meninggalkan nya sendirian begitu saja.

Sebenarnya apa yang membuat Alyssa dan Sevanya mengetahui hubungannya bersama dengan Gerald?

Irene menghela nafasnya dan berjalan keluar dari kelas.

Gedung fakultas Irene sudah cukup sepi.

Irene melewati kolidor yang begitu sunyi.

Tubuh Irene berhenti di depan sebuah mading.

Tubuh Irene membeku saat melihat sebuah kertas tertempel di mading dengan tulisan besar di atasnya.

IRENE DARI FAKULTAS PSIKOLOGI ADALAH KEKASIH SEORANG GERALD  SORVIONE.

🔞🔞🔞

Irene memasuki mansion dengan langkah gontainya. Fikiran Irene masih berkelana pada semuanya.

Semua orang sudah mengetahui hubungannya bersama dengan Gerald.

Bukannya bahagia, Irene malah merasa sedih, semua orang akan bersikap beda dan menjauhinya karena tidak ingin berurusan dengan orang-orang di sekitar Gerald yang jika di ganggu, akibat nya akan begitu fatal.

"bagaimana dengan kejutannya? senang?"

Mata Irene melihat Gerald yang duduk di single sopa ruang tamu.

"kemari, sayang."

Mau tak mau, Irene menghampiri Gerald yang duduk dengan kaki yang menyilang, ditemani dengan wine miliknya.

Gerald menarik tangan Irene dan mendudukan Irene di kedua pahanya.

Tangan Gerald mulai bermain di atas paha Irene yang terekspos karena rok putih nya yang tersingkap.

"bagaimana? apa kau senang?"

Irene menghela nafasnya pelan, "seharusnya kau tidak melakukan itu," ucap Irene dengan nada lirihnya.

"why? sayang, mereka semua akan mengetahui statusmu dan tidak akan ada orang yang berani mndekati mu karena mereka sudah tahu jika kau adalah seodang kekasih dari Gerald Sorvione."

"bukan begitu, teman-teman ku menjauhi ku karena mengetahui semuanya.."

"itu salah mu, sayang. jika sejak awal kau menganggap ku sebagai kekasih mu, mungkin mereka tidak akan membencimu."

Irene hanya bisa menghela nafasnya, berdebat dengan Gerald membuat pita suara nya seakan ingin putus.

Gerald mulai menciumi leher Irene, "lupakan semua itu, sayang. bagaimana kalau kita bercinta?"

Irene hanya diam.

"aku anggap diam mu sebagai tanda persetujuan."

Gerald mengangkat tubuh Irene dan mendudukan Irene menjadi mengangkangi nya.

Gerald mulai mencium bibir tipis Irene dan melumatnya.

Gerald mempermainkan lidahnya di dalam mulut Irene. Saliva keduanya saling bertukar membuat suara kecupan itu terdengar.

Irene menahan dada Gerald membuat ciuman keduanya terhenti, "jangan dis--"

"Semua pelayan sudah pulang. kau tidak perlu khawatir."

Setelah itu, Gerald kembali mencium bibir Irene dan melumat bibir Irene bergantian, atas bawah.

Lumatan Gerald turun ke leher Irene dan mulai bermain disana.

Irene menggigit bibir bawah nya dan meremas rambut hitam tebal Gerald untuk melampiaskan rasa nikmatnya.

Tubuh Irene bergerak menahan gairah membuat sesuatu di balik celan Gerald semakin mengeras karena gerakan Irene.

Gerald membaringkan tubuh Irene di sofa dan mulai membuka satu persatu pakaiannya tanpa melepaskan ciumannya.

Irene mendongakkan kepala nya saat kejantanan Gerald mulai memasuki miliknya.

Gerald tersenyum puas saat melihat Irene yang nampak begitu pasrah dan menikmati permainannya.

"Honey, it's really nice, god damn it," erang Gerald.

Gerald mempercepat gerakannya saat merasakan sesuatu akan meledak sebentar lagi.

"ahhh..."

Mulut Gerald dan Irene mengeluarkan erangan tertahan saat Gerald menyemburkan benih nya di dalam perut Irene.

Gerald mengangkat tubuh Irene dan membawanya ke kamar.

Gerald kembali bercinta bersama dengan Irene di dalam kamar.

Irene merasakan tubuhnya sudah kebas dan lemas, namun Gerald masih saja membajak tubuh nya tanpa henti, "ahh, Gerald.. ohh.."

Gerald semakin mempercepat gerakannya saat melihat Irene yang mulai semakin memanas karena akan mencapai puncak nya.

"fuck!!"

Gerald menekan kejantanannya dalam-dalam dan melumat bibir Irene.

Gerald berbaring di samping Irene dan memeluk tubuh Irene di bawah balutan selimbut.

"tidak perlu khawatir akan orang lain. ketika seluruh dunia ini menjauhi mu, maka masih ada aku, satu-satu nya orang yang akan tetap mencintai mu."

Hi! gimana sama part ini? gapernah lupa buat ngingetin vote dan coment biar author nya semangat ngetik!!

jangan lupa baca cerita Gavin dan Save Me juga ya!

Slut 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang