Slut 21+ ● 3 ●

10.8K 294 13
                                    

Irene menatap rumah tinggi yang menjulang tinggi di hadapannya. Rumah yang nampak megah dengan lampu berwarna terang yang mengelilingi rumah tersebut.

Rumah dengan dua lantai itu nampak terlihat mewah dan elegan di saat yang bersamaan. Bahkan saking besarnya, pager hitam yang mengelilingi rumah itu, masih saja dapat menampakan bagian halaman rumah itu.

Irene menghampiri salah satu pria denan setelan jas yang tengah berdiri di depan pintu gerbang.

"Permisi, apa pemilik rumah nya ada?" tanya Irene.

"apakah anda sudah membuat janji dengan Tuan Sorvione?" tanya balik pria itu.

Irene terdiam sebentar. bukankah pria itu yang menyuruh dirinya sendiri datang kemari? jadi apakah itu sebuah janji?

Pria itu menekan alat yang menggantung di telinganya, "di depan ada seorang wanita yang ingin bertemu dengan Tuan Sorvione,"

"baik."

Pria itu kembali menekan tombol tersebut, "mohon tunggu sebentar."

Irene mengangguk dan menunggu apa yang selanjutnya terjadi.

Tiba-tiba gerbang di buka menampak kan seorang pria dengan setelan jas yang sama.

Pria itu membungkuk kan tubuh nya ke arah Irene membuat Irene gelagapan dan akhirnya membalas bungkuk kepada pria itu, "Selamat datang Nona Irene. Silahkan masuk, Tuan Sorvione sudah menunggu anda di dalam." ucap Pria itu.

Pria itu membantu Irene menunjukan kemana ia harus pergi.

Irene terkesima melihat isi rumah yang tengah ia datangi. Irene hanya bisa melihat rumah seperti ini hanya di aplikasi pencarian foto.

Bahkan untuk membayangkan memiliki rumah seperti ini saja, Irene tidak pernah.

Irene dan pria yang Irene ketahui bernama Xevel itu sampai di depan sebuah pintu.

"Silahkan masuk Nona, Tuan Sorvione berada di dalam,"

Irene menatap pintu itu cukup lama. Bahkan aura hitam itu seakan menelungkupi pintu itu.

Xevel membuka pintu itu dan mempersilahkan Irene untuk masuk.

Irene memasuki ruangan itu dengan langkah kecilnya.

Mata Irene langsung tertuju pada Gerald yang tengah duduk di kursi kerja nya dan jangan lupakan matanya yang menatapnya dengan lekat.

Irene meremas rok yang di gunakannya. Tatapan Gerald yang selalu membuat seisi tubuh Irene bergetar.

Gerald menatap Irene yang tampak cantik. hoodie over size berwarna coklat susu di padukan dengan rok selutut berwarna putih membuat Irene terlihat sederhana tapi sangt mempesona.

Jangan lupakan rambut coklat bergelombang nya yang membuat penampilan Irene semakin cantik.

Gerald meringis pelan. melihat Irene yang terlihat sederhana saja membuat sesuatu di dalam dirinya bangkit.

Gerald menegak kan tubuhnya dan mengintrupsi agar Irene duduk di atas kursi yang terletak di hadapannya, yang hanya berlahang sebuah meja.

Irene akhirnya duduk di sana.

"so, kau tidak berubah fikiran 'kan?" tanya Gerald yang di jawab gelengan kepala oleh Irene.

Gerald tersenyum puas, "masih ingat syarat kemarin?" tanya lagi Gerald yang di balas anggukan pelan oleh Irene.

"Baiklah. perawatan ibu mu sedang berjalan. aku memberikan perawatan terbaik pada ibu mu, jadi, jangan berani melakukan sesuatu di luar kendali ku atau aku akan mencabut semua fasilitas yang di gunakan ibu mu."

Slut 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang