Setelah kemarin gagal mendapat informasi, pagi ini Shizune dan Sakura memutuskan kembali untuk mencari informasi. Karena masih pagi, Shizune dan Sakura berharap akan mendapat informasi yang penting.
Terutama mengenai kasus pembunuhan yang terjadi pada pencari tanaman Ashitaba. Nazuna dan Suzuna awalnya juga hendak ikut membantu, namun demi keselamatan mereka, Shizune dan Sakura melarang kedua anak kembar itu ikut serta juga sudah berpesan untuk tidak menceritakan alasan sebenarnya mereka ke Desa Gogyo.
Seperti yang sudah Sakura duga, alasan terbesar Shizune membawa Nazuna dan Suzuna ke penginapan adalah untuk keselamatan kedua anak itu. Kedua anak itu tak tahu sama sekali mengenai kasus yang baru terjadi di Desa Gogyo. Suzuna saja bahkan sampai menangis ketakutan.
"Apa maksud Nee-san? Pembunuhan?" Nazuna terkejut mendengar perkataan yang baru saja keluar dari Shizune.
"Sudah kuduga kalian tidak tahu ya," Shizune menggumam. Pandangannya tertuju pada lantai kamar penginapan. "Nazuna, Suzuna. Baru - baru ini ada kasus pembunuhan yang terjadi di desa ini. Yang tewas adalah mereka yang mencari tanaman obat Ashitaba seperti kita,"
"A- Apa!?" Suzuna menutup mulutnya tak percaya. Seketika rasa takut mulai mengalir pada seluruh tubuh Suzuna. "Niisan... Bagaimana ini?"
Nazuna juga diam membeku. Bibi Emi sama sekali tak memberi tahu mereka mengenai ini. Mungkin... Bibi Emi sendiri juga tidak tahu. Nazuna menengadah, menatap Shizune. "Nee-san, jadi... Kesepakatan yang Nee-san buat karena ini?"
Shizune mengangguk. "Ya. Terlalu berbahaya bagi kalian jika ke pegunungan Dokudami. Dan kalian sendiri juga lihat bukan? Saat sore, semua penduduk tidak ada yang keluar."
Nazuna mengangguk. Ia ingat saat perjalanan menuju penginapan, hanya jalanan kosong saja yang mereka temui.
"Ini," Shizune memberi dua buah kunai. Satu untuk Nazuna. Satu untuk Suzuna. "Ini adalah kunai. Salah satu senjata yang dimiliki ninja seperti kami. Simpan ini baik - baik. Gunakan hanya saat kalian dalam bahaya. Mengerti?"
Nazuna dan Suzuna mengambil kunai tersebut. Ini pertama kali mereka bertemu ninja... dan pertama kalinya mereka melihat kunai.
"Ujungnya tajam. Jadi hati - hati saat menyimpannya," Sakura ikut mengingatkan.
"Terima kasih banyak Nee-san," ucap Nazuna pada Sakura dan Shizune. "Tapi Nee-san... Ini bukannya berbahaya juga untuk kalian?" tanya Nazuna khawatir.
"Tidak apa - apa. Ini adalah tugas kami sebagai seorang ninja," balas Shizune menenangkan. "Kalian berdua, ingat pesan Nee-san ya. Memang akan membosankan jika tetap disini... Tapi selama kami berdua tidak ada, tolong jangan pergi meninggalkan penginapan ini."
"Benar." Sakura juga menyetujui ucapan Shizune.
"Baik. Kami mengerti," jawab Nazuna dan Suzuna bersamaan. Kali ini tidak ada yang bisa dilakukan oleh kedua anak ini untuk membantu Sakura dan Shizune. Yang bisa mereka lakukan sekarang adalah tetap diam dan tidak berbuat sesuatu yang membahayakan keselamatan.
"Sakura dan Shizune Nee-san, berhati - hati juga ya," ucap Suzuna cemas. Kedua tangannya terkatup di depan dada.
Pandangan Sakura melembut. "Iya, Suu-chan. Jangan khawatirkan kami dan tetap disini, mengerti?"
"Ya." Nazuna dan Suzuna menjawab. Satu dengan pandangan takut. Satunya lagi dengan pandangan cemas.
.
"Hmm... Tidak terlalu ramai. Tapi lebih baik daripada kemarin sore," gumam Sakura. Ia menatap orang - orang yang berlalu lalang di depannya .
Sakura terdiam sejenak. Bagaimana caranya ia menemukan informasi tanpa terlihat terlalu mencolok? Sakura kembali mengedarkan pandangan. Seketika itu pandangannya berhenti pada tulisan 'Kedai Makanan Sango'.
KAMU SEDANG MEMBACA
A S H I T A B A [END]
FanfictionSakura Haruno, kunoichi asal Konoha diberi tugas oleh guru yang merangkap sebagai Hokage, Tsunade, untuk mencari dan mendapatkan tanaman Ashitaba yang dipercaya mampu memperpanjang umur bila dikonsumsi. Di lain pihak, sang Sannin yang kejam, Orochim...