14. Yang Sebenarnya

515 43 0
                                    

"Aku adalah Makoto. Mantan chunnin dari Desa Kirigakure. Aku ke Desa Gogyo bersama dengan adik perempuanku yang juga seorang kunoichi. Nama adikku adalah Hana," jelas Makoto.

"Hana?" Sakura sedikit memiringkan kepala. Ia tidak pernah mendengar nama itu.

"Ah. Maaf. Disini dia dipanggil Taki," ralat Makoto.

"AH!" Sakura berseru paham. "Taki yang menjadi penerima tamu sekaligus pemilik penginapan satu - satunya disini?"

Makoto mengangguk. "Sepertinya Hana sudah bercerita..."

"Yah... Ta- Maksudku Hana sudah menceritakan asal mula mereka ke desa ini..." Sakura menyetujui perkataan Makoto barusan. "Aku akan tanya garis besarnya saja dan kau tinggal menjawab."

"Baiklah." Makoto setuju.

"Kenapa kau menghabisi semua orang yang mencari tanaman Ashitaba?" Sakura mengajukan pertanyaan pertama.

"Karena desa ini akan kembali hancur. Kau tahu bukan di desa ini rata - rata hanya masyarakat biasa? Coba kau bayangkan bagaimana kami harus menghadapi para pencari tanaman Ashitaba tanpa harus terluka?"

"Aku mengerti," Sakura memahami maksud dari Makoto dan mengajukan pertanyaan selanjutnya. "Apa maksudmu dengan Hana yang menghilang? Seingatku, tadi malam dia masih ada."

"Itu aku yang menyamar. Hana sudah menghilang 2 hari yang lalu..." Makoto menggantungkan kalimat terakhirnya. "Apa bukan kau yang melakukannya?"

Sakura menggeleng. "Tidak. Aku sama sekali tak mengerti apa maksudmu... Dan aku rasa ada yang aneh dengan ini,"

"Apa maksudmu?" Makoto bertanya tak mengerti.

"Kau... Bukan orang sungguhan." Sakura berucap tajam. Kedua matanya menatap Makoto dengan seksama.

"Kau sudah mulai gila rupanya." Makoto tak paham dengan perkataan Sakura barusan.

"Aku terlambat menyadarinya. Namun... Ini benar. Aku tak salah."

"Apa yang tak salah? Bisa kau jelaskan padaku apa yang terjadi? Dimana Hana? Apa ini hanya akal - akalanmu saja Nona?" tanya Makoto bertubi - tubi.

"Kenapa aku harus menjelaskan padamu?" Sakura bertanya tak acuh. "Kau adalah ilusi." Segera, setelah mengatakan itu, kedua tangannya membuat segel tangan.

"KAI!"

Sakura langsung membuka matanya. Ia menatap keadaan di sekitarnya. Ini tak jauh dari penginapannya. Dengan posisi dia yang bersandar di dinding rumah milik warga, berarti ada yang memindahkannya.

"Apa yang terjadi?" Sakura bertanya kebingungan. Kapan dia terkena genjutsu?

"Tidak. Ini bukan waktunya bingung. Aku harus mengembalikan Dango dan memastikan kondisi Shizune dan yang lain." Sakura segera meraih Dango ke dalam pelukannya dan bergegas kembali menuju ke penginapan.

Ia membuka jendela kamar dan meloncat masuk ke dalam. Matanya langsung bertemu dengan Shizune yang masih tidur.

"Shizune-san," Sakura berseru dan mendekat. Ia langsung meletakkan Dango yang tertidur dan bergegas membangunkan Shizune.

"Uh... Ini genjutsu juga!" Sakura langsung menyadarinya. Ia membuat segel tangan dan menepuk dahi Shizune, "KAI!"

Shizune langsung terbangun. "Sakura? Sakura apa yang lakukan disini? Bukannya kau ingin ke pegunungan belakang?"

"Sebentar Shizune-san," Sakura beralih ke arah Nazuna dan Shizuna. Nampaknya kedua anak itu tidak berada pada genjutsu. Hanya tidur normal.

"Sakura-chan..." Shizune memanggil.

A S H I T A B A [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang