Author Note:
Holla guys. Sesuai pengumuman di profil, di karenakan suatu hal Ashitaba akan slow update.
Selamat membaca (ฅ'ω'ฅ)
.
"Jadi, informasi apa saja yang sudah kau dapat, Sakura?" tanya Shizune.
Setelah makan siang, Sakura dan Shizune memutuskan untuk segera bertukar informasi yang sudah mereka kumpulkan.
Di sisi lain, agar tak mengganggu percakapan Sakura dan Shizune, Nazuna dan Suzuna memutuskan untuk sedikit menjauh dan memberi ruang pada kedua Nee-san untuk berdiskusi sambil bermain dengan anak kucing yang dibawa Sakura.
"Sayang sekali ya... Tidak ada yang bisa kita lakukan untuk membantu Sakura dan Shizune nee-san," keluh Nazuna. Matanya menatap Dango - anak kucing yang dibawa Sakura -. Jangan tanya siapa yang memberi nama itu. Tentu saja Suzuna. Tapi melihat Sakura Nee-san yang tidak keberatan dengan nama pemberian Suzuna sama sekali, Nazuna mengurungkan niat untuk menyanggah.
"Um," Suzuna mengelus kepala Dango dengan hati - hati. Anak kucing ini kecil dan kelihatan lemah. Suzuna takut melukainya. "Selama kita tidak membebani Sakura dan Shizune Neesan, aku rasa itu sudah membantu juga," jawab Suzuna santai.
Nazuna melirik ke arah Suzuna yang masih asyik bermain dengan Dango. "Kau benar, Suu." jawab Nazuna lemah. Terkadang, Nazuna heran dengan jawaban Suzuna yang bisa bijak. Darimana ia belajar menjawab seperti itu?
Mata Nazuna menatap Sakura dan Shizune yang sibuk berbicara dengan suara pelan. Ini adalah tugas yang ternyata berbahaya. Nazuna tidak menyangka bahwa ada kasus pembunuhan yang menimpa para pencari tanaman Ashitaba. Jika tidak bertemu dengan kedua Neesan ini, mungkin Nazuna dan Suzuna akan bernasib sama.
"Aku mendapat informasi mengenai awal mula kejadian tragedi pembunuhan ini. Dimulai dari penemu tanaman Ashitaba hingga berlanjut sampai berita yang kita dengar.
Kejadiannya 6 bulan yang lalu. Menurut analisisku, kemungkinan besar pelakunya adalah warga desa ini. Aku tak tahu pasti motifnya apa. Menurutku, orang yang tak setuju itu mungkin tidak ingin kejadian desa ini terulang lagi atau..."
"Menyimpan tanaman Ashitaba ini untuk dirinya." simpul Shizune.
"Apa benar tanaman Ashitaba bisa memperpanjang usia seseorang? Jika begitu, orang yang mengkonsumsinya sama saja abadi bukan?"
Shizune mencoba berpikir sebentar. "Memang benar dari rumor khasiatnya bisa memperpanjang usia. Tapi memperpanjang usia berbeda dengan membuat awet muda atau abadi bukan?"
"Ah," Sakura tersadar. "Benar juga Shizune-san,"
"Lalu kembali ke masalah pembunuhan ini. Aku juga setuju dengan pendapatmu bahwa salah satu warga desa ini adalah pelakunya. Jika itu warga desa ini maka otomatis mereka tahu para pendatang. Dan lagi hanya satu penginapan disini. Itu akan memudahkan mereka dalam memantau."
Sakura mengangguk. "Benar. Tapi aku penasaran... Siapa yang pertama kali datang ke desa ini ya?"
"Dari informasi yang kudapat, keturunan penduduk desa ini lah yang kembali ke desa ini."
"Kalau begitu... Apakah Shizune-san tahu siapa orang itu?"
"Bukan orang," jawab Shizune cepat.
"Eh?" Sakura memasang wajah tidak mengerti.
"Sekelompok." jawab Shizune kemudian. "Mereka datang bersama - sama ke desa ini."
"Apakah mereka dari desa yang sama?"
Shizune menggeleng. "Mereka bertemu di jalan. Karena tujuan mereka sama, mereka memutuskan untuk bersama - sama ke desa ini dan membangun kembali desa ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
A S H I T A B A [END]
FanficSakura Haruno, kunoichi asal Konoha diberi tugas oleh guru yang merangkap sebagai Hokage, Tsunade, untuk mencari dan mendapatkan tanaman Ashitaba yang dipercaya mampu memperpanjang umur bila dikonsumsi. Di lain pihak, sang Sannin yang kejam, Orochim...