17 : Weekend

2.9K 346 52
                                    

Update yeyeye

Jio bertepuk tangan girang saat melihat Jeffrey yang kembali berhasil menang melawan Papanya dalam bermain tenis, membuat cowok itu membalas tersenyum senang kearahnya.

"Hebat juga kamu Jeff, Om kira kamu gak jago olahraga ini" puji Papa Jio kepada Jeffrey yang berhasil mengalahkannya dua kali dalam bermain tenis.

"Papa dari dulu sering ajarin sampai Jeffrey bisa Om" jawab Jeffrey memberi tahu.

"Papa kamu itu memang orang hebat, bisa disegala bidang rupanya"

Jeffrey yang mendengar pujian itupun langsung mengangguk setuju, Papanya memang laki-laki hebat. Tak heran ia sedari kecil selalu menjadikan Papanya sebagai role model dalam hidupnya.

"Papa juga gak kalah hebat kok dari Jeffrey dan Papanya" ucap Jio yang mendekat untuk memberikan dua botol air mineral dingin untuk mereka.

Mendengar pujian yang dilontarkan putri kesayangannya pun membuat Sehan tersenyum dan mengelus lembut kepala Jio yang berdiri disebelahnya.

"Terima kasih sayang"

Jio membalasnya dengan anggukan kepala dan mendekatkan tubuhnya agar bisa merangkul pinggang Papanya, "Papa selesai dari sini langsung jemput Mama?" 

"Iya sayang, Jio sama kamu kan Jeff pulangnya?" 

Jeffrey yang sedang minum pun langsung menurunkan botol dari mulutnya kemudian mengangguk, "Iya Om, nanti biar Jeffrey yang antar Jio pulang" jawab Jeffrey kepada Sehan selaku Papa Jio.

"Kalau gitu Om balik duluan ya Jeff, Mamanya Jio mungkin udah nunggu di Salon"

"Papa pergi ya sayang, kalian hati-hati dijalan" Sehan kemudian mengecup kepala Jio sebagai salam perpisahan mereka.

"Iya Papa juga hati-hati" pesan Jio pada Papanya yang mulai berjalan pergi dari lapangan indoor tempat mereka bermain tenis.



"Capek gak sayang?" Tanya Jio saat melihat Jeffrey sedang mengelapi wajah dan lehernya yang berkeringat dengan handuk yang dibawa sendiri olehnya.

"Lumayan, udah lama aku gak olahraga gini soalnya"

"Ya kamu dari minggu lalu udah aku ajak malah mendadak gak bisa ikut" ucap Jio dengan nada sindiran sekaligus mencebikkan bibirnya kesal.

Main golf atau tenis adalah kegiatan olahraga yang rutin dilakukannya diakhir pekan, dalam satu bulan ia selalu melakukannya 2-3 kali, dan Jeffrey harus meluangkan waktunya untuk itu, jujur saja Jio merasa kesal kepada kekasihnya itu yang beberapa bulan terakhir ini sering absen menemaninya.

Selesai membereskan barang bawaannya untuk masuk lagi kedalam tas, tangan Jeffrey mengelus kepala Jio yang duduk disampingnya dengan wajah kesal.

"Aku kan udah minta maaf sayang, aku pas itu beneran ada urusan--"

"Urusan apa yang lebih penting dibanding ngehabisin waktu bareng aku dihari weekend gitu?" Potong Jio pada ucapan Jeffrey.

Jeffrey menghela nafas pelan, matanya melirik kesembarang arah lalu kembali menatap pada Jio.

"Urusan kantor, ada project yang lagi aku kerjain, tapi ini sifatnya masih rahasia, baru beberapa orang kantor yang tau dan ikut andil untuk kerjakan ini. Jadi maaf kamu gak bisa tau lebih lanjut tentang project seperti apa yang lagi aku kerjain" lagi-lagi Jeffrey beralasan dengan suatu kebohongan.

Jio berdecak kesal mendengarnya,
"Ck rahasia. Kamu gak percaya sama pacar kamu sendiri?"

"It's about business Ji, gak ada sangkut pautnya sama kepercayaan dalam hubungan kita"

SCHEMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang