14 : Sunday Morning

3K 345 38
                                    

Hari Minggu pagi, Rosie bangun dari tidurnya dengan badan yang terasa pegal. Semalaman dirinya susah tidur, bisa tidur pun juga dengan keadaan yang tidak nyaman, karena tangan kanannya yang terkilir itu membuat dirinya harus tidur dengan posisi terlentang, tidak bisa merubah posisi tidurnya menjadi menyampig, membuatnya merasa pegal karena tidak bisa berpindah-pindah posisi tidur seperti biasanya.

Sekarang pun ia terpaksa bangun juga karena ada yang menekan bel dipintu kamar kosnya, Rosie sebenarnya enggan untuk bangun tetapi bunyi bel di pintunya tidak berhenti sedari tadi. Tidak mungkin Jeffrey karena cowok itu jelas mempunyai kunci cadangan kamar ini, membuatnya bisa langsung masuk kedalam sekalipun tanpa izin terlebih dahulu. Jadi Rosie pikir mungkin orang ini adalah tetangga kosnya yang perlu sesuatu dengannya. 

Setelah bangun dari tempat tidur, Rosie langsung berjalan kearah pintu untuk membukanya, bahkan ia tidak mempunyai waktu untuk sekedar ke kamar mandi terlebih dahulu mencuci mukanya yang baru bangun tidur karena suara bel itu semakin lama berbunyi dengan nyaring.

cklek

"Mba Jen, kenapa?" Tanya Rosie saat sudah membuka pintu dan melihat seorang perempuan yang menjadi tetangga kosnya itu sedang berdiri dengan baju olahraga dan wajah berkeringatnya.

"Rosie poop lama banget buka pintunya" ucap perempuan itu sambil memutar bola matanya malas, ia adalah Jenita, satu-satunya penghuni kos disini yang akrab dengan Rosie, karena dengan yang lain Rosie banyak tidak mengenalnya, hanya beberapa yang dia tau, itu pun hanya sekedar tau nama dan nomor kamar kosnya saja, tidak lebih dari itu.

"Hehe sorry, baru bangun" Rosie menampilkan cengirannya karena merasa tidak enak telah membuat tetangga kosnya ini menunggu.

"It's okay, temen lo yang kemarin nyariin tuh dibawah" ucap Jenita langsung memberitahu. 

Rosie menyerngitkan dahinya sebentar lalu mengangguk pelan saat tau siapa yang dimaksud oleh Mba Jenita itu.

"O-oh, yaudah makasih ya Mba"

Jenita belum pergi dari depan pintu kamar Rosie, ia melihati keadaan Rosie lalu menghembuskan nafasnya pelan.

"Gue ajak aja ya temen lo naik? Jadi lo nya gak usah turun"

"E-eh gak usah Mba, gue gakpapa kok turun kebawah" jawab Rosie yang merasa tak enak,  karena dari kemarin sore saat Rosie sudah diantar pulang oleh Windu, Jenita lah yang banyak membantunya.

"Udah deh gak usah nolak, mending lo cuci muka aja dulu" setelah mengatakan itu Jenita langsung berlalu untuk turun lagi kebawah, tidak ingin mendengar bantahan apa pun dari Rosie.

Rosie hanya tersenyum kecil, merasa bersyukur karena disini ini ia mempunyai Mba Jenita yang baik kepadanya, sama seperti di kos yang sebelumnya, ada Mba Herina yang selalu bisa untuk membantunya.

☁️☁️☁️

Rosie keluar dari kamar mandi dengan tangan kiri yang memegang handuk kecil, ia baru selesai mencuci mukanya dan menyikat gigi. Ternyata Windu sudah berdiri didepan pintu kamar kosnya, Rosie sengaja membuka pintu kamarnya karena cowok itu akan datang.

"Win" panggil Rosie sambil berjalan mendekat.

"Oci, nih" Windu memperlihatkan dua kantung plastik yang dibawanya kepada Rosie, membuat cewek itu menatap bingung kearahnya.

"Aku bawa bubur ayam untuk sarapan kamu, sama ini ada susu diminum ya" Windu memberitahu apa saja isi didalam kantung plastik yang dibawanya.

"Yaampun Win, harusnya---"

"Sstt, terima ya Ci" 

Windu ingin memberi kantung plastik itu kepada Rosie namun melihat keadaan tangan cewek itu membuat Windu mengurungkannya, "Boleh aku masuk untuk taruh ini? Kondisi tangan kamu belum baik soalnya" ucap Windu merasa tidak enak, walaupun Rosie sudah memaafkannya tetapi tetap saja ia merasa tidak enak karena dirinya lah yang telah membuat Rosie seperti itu.

SCHEMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang