13 : Kembali Bertemu

3.1K 392 73
                                    

Sang pengendara motor yang sempat Rosie sebut namanya tadi sebelum jatuh pingsan, kini sedang berlari mendorong ranjang rumah sakit dari depan pintu UGD.

Ia membawa tubuh Rosie yang pingsan tadi menggunakan taksi menuju Rumah Sakit, dari hasil pemeriksaannya tadi memang Rosie tidak ada luka berat, tetapi melihat cewek itu yang kehilangan kesadarannya langsung membuatnya bergerak cepat membawanya kesini agar mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut bersama orang yang lebih profesional.

"Windu, ada apa?" Tanya dokter yang berjaga di ruang UGD tersebut.

"Bang tolongin, saya tadi nabrak orang dan sudah sempat saya periksa juga kalau tidak ada luka berat yang dia alami, hanya luka ringan di sikunya dan mungkin kaki dan tangannya yang terkilir, tapi dia lemas dan jatuh pingsan"

Mendengar penjelasan dari Windu itu membuat sang dokter tadi langsung bergerak untuk memeriksa Rosie lebih lanjut, memastikan jika memang tidak ada luka berat ditubuhnya seperti yang Windu katakan.

Windu berjalan kearah luar ruangan, sadar bukan kapasitasnya berada disitu, jadi lebih baik dirinya menunggu diluar saja, mempercayakan Rosie yang sedang ditangani oleh seniornya.

Di luar ruangan, Windu menunggu dengan cemas sembari merapalkan doa untuk meminta kepada Tuhan agar keadaan Rosie baik-baik saja.

Setelah hampir selama 9 tahun mereka tidak bertemu dan sekarang mereka malah dipertemukan kembali dalam keadaan seperti ini. Entah ini merupakan takdir baik atau buruk bagi keduanya.

Windu terus merutuki kebodohannya yang sangat ceroboh saat mengendarai motor, membuat seseorang menjadi celaka karena perbuatannya, tetapi ia benar-benar tidak sengaja saat menabrak Rosie tadi dan sangat menyesal tentunya.

Kurang lebih menunggu selama 15 menit, akhirnya dokter yang menangani Rosie itu pun keluar, membuat Windu dengan tergesa menghampiri, "Gimana Bang kondisinya?"

"Benar kata kamu, tidak ada luka berat yang dialami, hanya luka ringan dan tangan kanannya yang terkilir" jelas sang Dokter yang menangani Rosie itu membuat Windu menghembuskan nafasnya pelan, merasa sedikit lega karena setidaknya Rosie tidak mendapat luka berat yang membutuhkan penanganan khusus.

"Syukur lah, terus sekarang dia udah sadar Bang?"

"Belum, sepertinya dia pingsan hanya karena shock"

Ah iya, Windu ingat jika dulu Rosie tidak terlalu suka menjadi pusat perhatian, bisa saja cewek itu pingsan karena terkejut saat tadi dikerubungi oleh orang-orang disekitarnya.

☁️☁️☁️

Rosie mengerjapkan matanya perlahan, berusaha untuk memulihkan kesadarannya. Windu yang melihat Rosie sudah membuka matanya pun segera bangun dari duduknya yang ada disebelah ranjang yang Rosie tempati, ia mendekat untuk memastikan keadaan cewek itu sekarang.

Butuh beberapa detik untuk Rosie sadar dengan kondisinya sekarang yang berada di Rumah Sakit, ia merasa hanya tangan kanannya yang sedikit susah untuk digerakkan, selain itu bagian tubuhnya yang lain terasa baik-baik saja.

Windu menahan tangan kanan Rosie yang ingin digerakkan ke atas, "Jangan dipaksa Ci"

Mendengar itu, mata Rosie yang menatap Windu sontak berkaca-kaca, dan tak butuh waktu lama tetesan air matanya turun membasahi kedua pipinya, bibirnya yang bergetar pun ia gigit untuk menahan isak tangisnya agar tak bersuara.

"Ci ada yang sakit?" tanya Windu khawatir melihat Rosie yang menangis dihadapannya.

Rosie menggeleng pelan, karena memang tidak ada yang sakit ditubuhnya, tapi hatinya yang terasa sesak.

"W-win, aku kangen kamu" ucap Rosie terbata dengan mata yang menatap dalam ke arah Windu.

Windu tersenyum tipis mendengar itu, tatapan teduhnya ia perlihatkan pada Rosie, "Aku juga kangen kamu Ci" jawabnya pasti dengan tangan yang menangkup kedua pipi Rosie, mengarahkan jempolnya untuk mengusap air mata yang mengalir pada pipi berisi cewek itu.

Tubuh Rosie bergerak untuk berusaha bangun dari tidurnya, Windu pun membantu Rosie dengan tangannya yang memegangi punggung cewek itu bangun untuk duduk.

Rosie tidak tau harus berkata apa lagi saat melihat cowok yang ia rindukan sekarang ada dihadapannya, menggunakan tangan kirinya Rosie memegang jaket yang dikenakan Windu, menyuruh cowok itu untuk duduk di atas ranjang bersamanya.

"Jangan nangis lagi Ci" ucap Windu yang matanya mulai memerah, yang juga menahan tangis sejak pertama kali melihat sosok cewek dihadapannya ini, yang menurutnya terasa tidak nyata sekarang.

Windu mendekat untuk membawa tubuh Rosie kedalam pelukannya, yang dibalas pelukan erat menggunakan tangan kirinya yang tidak terluka, mereka berdua menyalurkan perasaan rindu masing-masing melalui pelukan ini, isak tangis Rosie yang ditahannya agar tidak bersuara sedari tadi kini mulai terdengar, yang semakin lama semakin terdengar pilu.

Saat ini tangisan Rosie seperti menyampaikan kepada Windu mengenai kekosongan yang sudah lama dirasakannya, bahwa sejak kepergian cowok itu dari Panti Asuhan tempat mereka dulu tumbuh bersama, Rosie benar-benar tidak punya siapa-siapa lagi untuk menjadi sandarannya.

☁️☁️☁️

Sore tadi ia sudah diperbolehkan untuk pulang dari Rumah Sakit karena memang ia tidak mendapat luka serius yang mengharuskan untuk menjalani rawat inap. Rosie tadi diantar pulang oleh Windu menggunakan taksi, tadi mereka sempat sedikit bertukar cerita tentang hidup mereka yang sekarang, cowok itu juga sudah berulang kali meminta maaf kepadanya karena sudah membuat celaka, dan Rosie juga sudah memaafkannya karena menurutnya suatu musibah memang tidak ada yang tau kapan akan terjadi.

Tetapi Windu tetap merasa tidak enak walaupun Rosie sudah memaafkannya, apalagi Rosie tidak menuntut tanggung jawab kepadanya, katanya cukup dengan Windu yang membawanya ke Rumah Sakit saja itu sudah sebagai bentuk tanggung jawab. Tetapi Windu tidak membiarkannya begitu saja, jelas-jelas dirinya disini salah, jadi ia meminta kepada Rosie agar cewek itu menerima bantuan yang diberikannya, baik secara materi ataupun bantuan lain yang diperlukan oleh Rosie.

Rosie sekarang teremenung di dalam kamar kosnya, sekarang sudah jam 7 malam, seharusnya dia merasa ngantuk karena baru saja meminum obat yang diberikan Windu tadi kepadanya, tetapi ia belum juga bisa memejamkan matanya untuk tertidur.

Mungkin salah satu penyebab dirinya sekarang belum bisa tidur karena isi dikepalanya yang penuh. Banyak hal yang sedang dipikirkannya sekarang.

Rosie menyadari sesuatu, kemudian ia mengeluarkan isi tasnya yang ia gunakan tadi, memeriksa barang-barang didalamnya, syukurlah semua isinya masih lengkap, karena tidak jarang saat ada seseorang yang sedang mengalami kecelakaan, pasti ada saja orang jahat yang mengambil kesempatan dalam hal itu, seperti mengambil barang-barang milik sang korban yang tak sadar.

Rosie menghembuskan nafasnya kasar saat matanya tertuju pada hpnya yang rusak, layarnya sudah pecah dan sekarang sudah tidak bisa menyala. Rosie merutuki kebodohan dirinya yang tidak memasang case hp, sehingga hpnya tidak terlindungi dari benturan, malah jenis hp Rosie ini sudah keluaran lama, jadi tidak heran jika langsung rusak seperti ini.

Sebenarnya bukan masalah jika hpnya rusak karena sekarang ia bisa membeli yang baru, tetapi Rosie memikirkan file yang ada didalamnya. Bukan file materi kuliah, karena itu semua sudah ada disimpan dalam flashdisknya, tetapi kebersamaannya dengan Jeffrey yang ada disitu, termasuk video yang diambilnya saat di Apartemen cowok itu.

Dan sekarang pilihannya hanya ada dua. Pertama, Rosie akan membawa terlebih dahulu hpnya ke tukang service untuk diperbaiki dan yang kedua, jika hpnya tidak bisa diperbaiki maka ia harus membuat ulang video yang seperti itu.








Beneran update nih hihi

Udah tau yaa Windu tuh siapanya Rosie, dia orang dari masa lalu gitu

Hmm kira-kira hpnya Rosie bisa dibaikin atau dia harus take ulang video haromnya nih waak?

Ada yang kangen Jeffrey muncul disini?

see you next week, bye bye


-Bel

SCHEMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang