Dua

1.4K 91 1
                                    

Hati hati typo❗


"papi, apa bright sudah pulang?"

tanya pria yang bertubuh kecil dan manis, kepada seorang pria yang duduk membaca koran di ruang tengah.

"aku tak tau, coba tanya bibi E'ed" pria itu menunjuk wanita paru baya yang sedang menyapu halaman depan.

"Huuuuh...." hela pria mungil itu, ia pergi menuju wanita tua yang sedang menyapu halaman "bibi apa kau tau, bright sudah pulang?" tanya pria mungil itu.

"Oh...sudah tuan, tuan bright pulang pagi sekali,dan sekarang dia ada di kamar" jawab wanita tua itu. bibi E'ed. "Oh baiklah, terimakasih bi" ucap pria mungil itu dan dibalas senyum oleh bibi E'ed.

pria mungil itu pun pergi menuju lantai dua, dimana kamar bright berada. tanpa mengetuk pintu ia langsung masuk, dan benar saja bright masih tertidur. hanya menghela nafas lelah dan menggeleng kan kepala, melihat pria yang tidur begitu lelap.

pria mungil itu langsung merapikan kamar bright, yang berantakan. dia sebenarnya malas merapikannya, lagian ada banyak pelayan di rumah larat istana, kenapa susah susah?.

kalau saja bukan permintaan dari bright sendiri, mana mungkin pria mungil itu mau, bright tipe orang yang sulit percaya, yang ia percaya hanyalah keluarga nya. sebab itu bright menyuruh pria mungil itu yang membersihkan kamarnya dari pada menyuruh pelayan.

setelah merapikan kamar bright, kini pria mungil itu beralih ke ranjang tempat bright tidur, lagi dan lagi helaan nafas keluar dari pria mungil itu. Gimana tidak?, bright tidur masih dengan setelan yang kemarin, dan herannya bright bisa nyaman dengan masih berpakaian seperti itu. apa tidak merasa gatal atau lengket?, Itu lah pertanyaan di benak pria mungil itu.

"Ayyss, aku bergerak melepaskan pakaianmu saja kau tak bangun?" gumam pria mungil itu dengan kesal.

"liatlah sepatu dan kaos kakinya, masih lekat di kaki mu!" kesal pria mungil itu "hampir setiap hari, jangan kan setiap hari, malah aku merasa seumur hidup ku akan mengurus mu seperti ini" lanjut nya mengomel sendiri.

kini bright sudah tak memakai pakaian apapun, hanya celana dalamnya saja, pria mungil itu pun mengambil baskom berisi air hangat dan kain untuk membersihkan badan bright.

"Huuuh, aku mengelap badan mu, kau tak bangun juga, apa se lelah itu"

pria mungil itu tak henti-hentinya mengomel, sampai selesai membersihkan badan bright.

Selesai membersihkan, kini ia pakaikan pakaian yang ia pilih untuk bright, dan merapikan cara posisi badan bright. ia tersenyum melihat betapa tak terusik nya bright saat dia merapikan atau mengganti kan pakaiannya.

kau masih seperti dulu, anak kecil yang harus di perhatikan sepenuhnya- itulah perkataan pria kecil itu dalam batin

pria mungil itu mengelus surai hitam bright dengan lembut, bagaikan seorang ibu ucap bright waktu pria mungil itu mengelus kepalanya, disela sela melamun pria mungil itu tersadar dengan bergeraknya bright dari tidurnya.

bright bangun dan membuka matanya, mengumpulkan nyawa. sampai mata nya terbuka sepenuhnya, ia duduk lalu melihat pria mungil yang tersenyum hangat.

"sudah bangun sayang?" pria mungil itu mengelus wajah bright.

"Emm, tak liat aku membuka mataku" ucap bright lembut.

"Hhhh...iya iya" tawa halus keluar dari mulut pria mungil itu "mau makan mm?" tanya pria mungil itu, dan di balas anggukan lucu oleh bright.

Haaah, sangat berbeda jauh bila bright di luar dan di rumah. kalau di luar ia dingin dan sangar, siapa pun tak berani mendekat ataupun menyapanya di kantor, di markas dan pelayan pelayan di rumahnya. berbeda dengan bright di rumah bersama dengan pria mungil ini, sangat manja seperti anak kecil berusia 5 tahun, ayolah seperti memiliki 2 sifat, pria mungil itu tak habis pikir.

"Makan banyak nanti kamu sakit" pria mungil itu mengelus kepala bright.

"siap papa gun" ujar nya lembut namun tegas.

"Mmmm...kau ini" gemas gun melihat nya dan di balas senyum hangat oleh bright.

Yaps, pria mungil itu adalah gun yang sebagai ibu bright dan off sebagai ayah bright

"papa tak sibuk hari ini" tanya bright disela sela makannya.

"tidak, ada apa?" tanya gun dengan senyum yang masih terukir di wajahnyam

"Oh, benarkah... kalau begitu ayo jalan jalan pa" ajak bright kepada Gun.

"Apa kau tak kerja, mm? tak ingat kau sudah mengganti posisi papi, dan liat usia mu sudah waktunya untuk memikirkan masa depan. jangan bertingkah seperti anak kecil" ujar gun panjang lebar, dan di balas wajah kecewa bright, namun ia berfikir ada bener nya juga.

"huuff... baiklah tapi lain waktu nanti kita jalan jalan, aku ingin jalan jalan bersama papa" kata bright lembut.

"phi, jangan seperti anak kecil" sambung perempuan yang datang dengan wajah yang kesal.

"phi itu udah dewasa, jangan menyusahkan papa"l anjut nya kepada bright, dan dibalas dengan muka datar bright.

"Hak ku, bukan hak mu"jawab bright ketus.

"Pa~, liatlah phi bright" adu perempuan itu sambil menunjuk kan muka melasnya.

"prim, sudah jangan bertengkar lagi dengan phi mu, kau tau di seperti apa" gun tertawa halus melihat tatapan prim yang begitu lucu di matanya.

"Huhf..." prim membuang kasar nafasnya "ya sudahlah, oh ya papa tau di mana papi aku mau minta uang" tanya Prim kepada papanya.

"Itu ada di ruang tengah" jawab gun.

"Heh, untuk apa kau meminta uang?" tanya bright ketus, oh ayolah kenapa berbeda sekali ketika bright dengan papanya.

"untuk berlanja, emang kenapa?" jawab Prim yang tak kala pedasnya.

"mau minta berapa?" tanya bright datar, kalau saja bright bukan phi nya paling sudah prim tembak mati.

"500 juta, kenapa nggak boleh?" prim memutar bola matanya malas, dengan tangan menyilang di dada.

gun hanya memperhatikan 2 bersaudara ini, bertengkar hampir setiap pagi, dan mereka bertengkar hanya masalah sepele.

"Oh...tak usah kau minta kepada papi, akan ku kirim di rekening mu" bright membaringkan badannya ke kasur, dan mengambil ponselnya. mengetik sesuatu di layar ponselnya.

"Oh benarkah" kaget prim dengan wajah yang berseri-seri.

"Iya" jawab singkat bright.

"oke makasih phi" riang prim kepada bright.

"liat phi mu tak seburuk yang kau kira" tegur gun dan di balas anggukan lucu dari prim.

prim memperhatikan ponselnya yang berbunyi, dan ketika ia membuka layar seketika matanya membulat "shiaa" umpatan itu keluar dari mulut prim.

"Ada apa? kenapa kau berkata seperti itu?" tanya gun heran.

"phi yang benar saja aku hanya perlu 500 juta bukan 2 milyar " kesal prim kepada bright, karena tak terima dengan apa yang ia dapatkan.

"Itu tak seberapa, kalau perlu habiskan hari ini juga"ujar bright santai.

"haah, sudah sudah papa pusing" gun keluar dan merasa lelah dengan kelakuan 2 anaknya ini.

"huuff...phi sungguh mengesalkan" ketus prim dan di balas tatapan tajam dari bright.

"ambil saja, atau aku tambah" ancam bright, dan langsung prim membulatkan matanya dengan kesal. ia menghentakkan kakinya.

"jangan, awas saja phi tambah, aku akan tak segan segan memotong jari phi" ancam prim kepada bright, dan dibalas ketawa dari bright, karna menyukai sikap prim yang begitu lucu ketiak marah.

"Iya iya, tidak akan phi tambah, tapi jika kau perlu tinggal bilang saja kepada phi" jelas bright, dan dibalas dengan prim yang memutar bola matanya malas.

karna kesal ia pun keluar, meninggalkan bright di kamar. dan setelah prim keluar, bright pun beranjak dari kasurnya, bersiap siap untuk berkerja meski sangat malas. Namun, apa boleh buat karna di paksa oleh papanya, padahal baru tidur berapa menit.

________________

Follow akun ini

You are the last-BW「✓」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang