Dua puluh dua

628 50 0
                                    

Hati hati ada typo ❗




siang ini win tengah duduk di sofa, ia masih berada di apartemen bright, menatap ke luar jendela win melamun

"apa aku masih bisa hidup lama" ujarnya

"sayang hari ini kita ke rumah ku ya, papa mau liat kamu" ujar bright yang keluar dari arah pintu


mencium lama kening win, ia pun memeluk prianya erat "phi Bai aku kesulitan bernapas"ujar win


hari ini bright tampak berbeda, sikap bright seperti manja padanya "apa kau tidak suka aku memeluk mu" ujar bright dengan nada rendah nya

"tidak"ujar win menggeleng kan kepalanya

"kau tau, pagi ini aku terkena diabetes" ucap bright menatap mata win

win terkejut "maksudnya"

Bright terkekeh "itu karna pagi pagi aku sudah melihat pria manis ku" goda bright namun garing

"ih phi bisa saja" malu win

"bisakah kita berpelukan lama dulu, tidak perlu buru buru ke rumah " bright langsung memeluk win, mengecup kepala win lama, ia pun menatap wajah win


"kau sangat manis dan cantik "puji bright dan berhasil membuat pipi win memerah

"phi sudahlah "win berdiri

"mau kemana hey"

"aku ingin siap siap, kata phi kita akan kerumah"


"hey aku sudah bilang tidak perlu buru-buru~, aku ingin memeluk mu dulu, nanti jika aku di rumah tidak akan bisa memeluk mu"adu Bright yang mirip seperti anak kecil yang ingin di belikan mainan


"uuuuu phi kenapa sangat lucu "win memainkan pipi bright

keduanya pun duduk, dan bercanda tawa, seperti yang terlihat bright bersikap lebih hangat dan suka menggoda

"kau tau perbedaan pelangi jika di samakan dengan mu?"ujar bright menggenggam tangan win erat

win menggeleng "tidak, memang apa"

"jika pelangi hanya akan menghiasi langit dan itu tidak setiap hari hanya saat tertentu saja, berbeda denganmu yang akan menghiasi hari ku setiap hari"jawab bright dan mengecup bibir win sekilas


kali ini win tidak bisa menutupi rasa malunya, wajah nya sangat merah, ia tidak bisa berkata kata lagi yang hanya ia lakukan menutup wajahnya dengan tangan


"apa kau malu "goda bright

"phi Bai ih "

"Auh Jangan sakit "

"phi~"

Bright memeluk win"ayo kita ke rumah, nanti papa menunggu lama"


mereka berdua pun menuju kamar dengan bright mengendong win, meski awalnya win menolak namun karena bright memaksa akhirnya win mau





........



"akhirnya datang juga mantu ku"goda Gun dan memeluk erat tubuh win


"aku kangen papa"ujar win

"ehem, anak sendiri tidak di peluk" ujar bright, ia merasa cemburu cara gun menyambut kedatangan win

"awh bri cemburu"goda Gun

"pa~"

"oh iya iya" gun menarik jas bright

"ayo ke sana, kita sudah di tunggu "

Laras yang memang dari tadi menunggu, saat melihat win ia langsung memeluk win erat tanpa enggan melepaskan

"phi win aku sungguh rindu, daddy selalu bilang nanti saat aku bilang bawa phi win ke sini "adu Laras menatap sinis bright

win terkekeh"ya sudah, sekarang aku ada di sini"

semua menyambut kedatangan win dengan hangat, bercanda tawa bersama, dan makan malam bersama, win merasa nyaman saat bersama keluarga bright, jika dilihat dari luar keluarga bright sangat menyeramkan dan dingin, namun jika di kenal lebih dekat keluarga bright sangat hangat, kebahagiaan tidak luntur dari keluarga Vachirawit

ia sangat beruntung di pertemukan oleh mereka

"phi win menginap lah di sini, aku ingin tidur di peluk oleh phi win"ujar Laras manja

"hey Laras kau sudah besar" tegur Prim

"bilang saja kau iri"ketus Laras

"loh kok gitu"kesal Prim

"sudah sudah jangan ribut, win apa kau mau menginap?" tanya off

win menatap bright

"tentu saja"ujar bright menatap win

"yey"riang Laras"phi win mau kan tidur sama aku"tanya Laras dan win mengangguk






Bersambung...

follow akun ini ya

You are the last-BW「✓」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang