1•|•Kesal

937 214 0
                                    

Hallo guysss kembali lagi bersama saya. Si author pemula yang membawa cerita pertama nya.

Ada baik nya menghargai karya author. Dengan vote, komen and share ya. Sisihkan waktu kalian untuk vote and komen^_^

JIKA ADA KE SAMAAN NAMA, TEMPT, TOKOH, DLL. ITU HANYA LAH KE TIDAK SENGAJAAN.📌

Ikutin kata author ya!

Aku berjanji akan votmen.

Udah janji! Ga boleh ingkar.

|•Happy reading •|

“SYILA! Mama MANGGIL LO!” Teriakan itu membuat Syila langsung bergegas ke bawah.

Dia Syila Apriliana. Gadis berumur 17 tahun. Nama yang bagus, seperti orang nya. Tapi tidak dengan nasib nya. Syila saat ini menduduki kelas 2 SMA, di SMA TARUNA BANGSA. Betapa beruntung nya, Syila bisa masuk ke sekolah idaman para sultan.

“Ga sopan lo, manggil gue teriak-teriak!" Ungkap Syila.

“Bacot! Mama manggil lo tuh!” Ujar sang kakak. Riska Apriliana, sang kakak yang hanya beda selisih dua tahun dengan Syila.

Syila mendelik tajam. Lalu berjalan menghampiri Mama nya yang berada di dapur.

“Kamu beli kan bahan yang sudah Mama catat! Itu catatan nya ada di meja!” Ucap Mama nya saat mengetahui ada nya keberadaan Syila.

“Sekalian sama uang nya, udah Mama transfer.” Tambah Mama.

Syila mengangguk.“Syila berangkat.”

“Hati-hati, Syila.” Pesan Mama.

Syila mengangguk. Lalu melangkah kan kaki nya, ke halaman. Menaiki motor sport nya. Tak lupa juga, memakai helm full face. Suara deruan motor terdengar, Syila mulai menjalan kan motor sport nya menuju supermarket.

Dengan kecepatan sedang, Syila mengendarai motor sport  nya itu. Tak butuh waktu lama. Syila sudah sampai di depan supermarket. Memakirkan motor nya, lalu Syila mulai melangkah kan kaki nya, masuk ke dalam supermarket.

Mengambil, troli. Lalu mulai mengisi troli tersebut, dengan bahan-bahan yang sudah di list oleh sang ibu. Karena banyak bahan-bahan yang Syila harus beli, maka ia menggunakan troli saja.

Setengah jam berlalu, Syila mengambil satu bahan terakhir, lalu ia masuk kan ke troli. Bernapas lega. Akhir nya selesai juga. Ia tinggal mengantri saja. Antrian yang panjang, membuat Syila bosan. Antrian demi antrian sudah berlalu 20 menit. Giliran Syila sekarang yang akan membayar semua belanjaan nya.

“Total nya jadi 5 juta, Mba.” Ucap sang Kasir.

“Bisa di antar ga, Mba? Soalnya saya lagi ga bawa mobil.” Tanya Syila.

Sang kasir mengangguk.“Bisa, Mba. Tenang aja. Bakal kami antar.” Jawab sang kasir dengan senyuman manis.

Memang Syila sudah kenal dengan karyawan di sini. Begitu pun sebaliknya nya. Mereka karyawan di sini, juga sudah mengenal Syila.

Baru saja Syila ingin berbicara. Suara laki-laki di belakang nya membuat Syila heran.

“Biar saya aja.” Ucap nya dingin.

𝓝𝓲𝓴𝓪𝓱 𝓶𝓾𝓭𝓪 {𝓸𝓷 𝓰𝓸𝓲𝓷𝓰 } Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang