15•|•Tidak bodoh!

95 66 0
                                    

Vote
Komen
Share

Up lagi!

Ayo berikan dukungan kalian untuk author penulis agar semangat up nya!

Tandai bila ada typo!

Happy reading!





Laki laki dengan stylenya serba hitam menepuk punggung Syila. Malam ini terlihat berkali kali lebih tampan dari biasanya. Tersentak kaget karna tepukan lembut itu, deheman sang laki lakinya membuat dirinya sadar, Dia Arkan—suami tampanya.

“Dingin. Nanti lo sakit.” Arkan memakaikan jaket hitamnya ke Syila.

Syila tersenyum membalas di perlakukan seperti itu.

“Kenapa kesini?”  Tanya Syila.

Masih fokus memandang indahnya danau di malam hari. Tak ada menoleh saat bertanya seperti itu.

“Gak sengaja lewat sini.” Jawab Arkan melirik Syila sekilas.

“Gue dapet kabar dari Rey. Lo dan Caca berantem?”
Syila mengangguk membenarkan itu.

Arkan membenarkan duduknya lebih dekat dengan Syila. Menaruh kepala istrinya itu di pundaknya, bersandar agar nyaman. Tak lupa tangan kiri Arkan yang memeluk erat pinggang Syila.

“Jangan lupa baikan ya? Gue gak mau punya istri yang pendendam.” Arkan mengelus kepala Syila. Tutur katanya lembut bak squishy.

Bugh!

Syila memukul pelan dada bidang Suaminya itu.“Ish! Mau punya istri pendendam?” Tanyanya mendongak menatap kedua mata tajam itu.

“Mau. Asal itu lo, gue terima apapun itu asal dari lo.” Arkan mengecup singkat bibir Syila.

“Gombal!” Ucap Syila mencubit kecil pinggang suaminya.

Arkan di buat terkekeh melihat tingkah lucu Syila. Raut wajah lucunya itu membuat dirinya ingin mencubit kedua pipi tembam itu.

“Pulanh yuk? Nanti masuk angin kalau terus disini.”

Syila mengangguk. Keduanya berdiri dan berjalan ke arah motor keduanya terparkir di pinggir sana. Sebelum melakukan motornya, Syila sudah membalikan Jaket Arkan, takut masuk angin. Karna Syila sudah memakai jaket juga. Kedua nya sama sama sudah siap melaju pergi dari sana. Tanpa keduanya sadari, motor Syila sudah di sabotase oleh seseorang.













Kembali kemarkas masih ramai. Belum ada dari mereka yang pulang usai keributan antara Syila dan Caca. Inti dan ketua berantem membuat mereka diam membisu yak berani mengikut pertengkaran itu. Mereka sibuk dengan kegiatan positif, ada yang bermain game, Uno, bergosip, dan hal hal lain yang biasa mereka lakukan.

“Nanti gue coba deh ngomong sama Caca. Ya siapa tau kan? dia bisa ngertiin keputusan Syila.” Ujar Aurel lalu meneguk kaleng sodanya.

Sasa menganguk setuju.“Gue rasa dia lagi emosi aja. Terlalu menyala api membaranya.”

“Menyala besti kuuhhhh!” Timpal Lina.

𝓝𝓲𝓴𝓪𝓱 𝓶𝓾𝓭𝓪 {𝓸𝓷 𝓰𝓸𝓲𝓷𝓰 } Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang