7•|•Awal kehidupan yang baru

240 144 0
                                    

Tandai kalo ada typo!

Typo bertebaran di mana-mana!

Vote, komen, share, sebelum baca!

Wajib follow akun author! Biar baca nya tenang dan damai.

Jangan jadi siders! Pembaca gelap! Yg gak mau vote and komen serta share, tolong hargai karna penulis.

Gak suka? Silahkan out, komen lah menggunakan kata-kata yang baik.

Sekian terima Arkan! Hehehe

—••—••—••—••—••—
Happy Reading
—••—••—••—••—••—

Syila membantu sang Mama menyiapkan sarapan, untuk mereka. Memakan beberapa menit, hingga akhir nya selesai, sudah menyiapkan semua nya.

“Panggil suami kamu. Sarapan bareng.” Ucap sang Mama.

Syila mengangguk, lalu melangkah pergi dari sana.

Cklek

“Ayo sarapan, dulu.” Ajak Syila yang baru saja membuka pintu.

Arkan mengangguk, bangkit dari duduk nya. Mengikuti Syila dari belakang.

Sudah ada Papa, Mama, serta Riska yang sudah duduk manis di sana. Menunggu pasangan itu turun dari kamar. Terlihat pasangan itu turun dari lantai 2. Syila menduduk kan diri nya di samping Riska, sedangkan Arka, duduk di depan Syila. Saling berhadap.

“Syila. Ambil kan suami mu.” Syila memutar bola mata malas nya.

“Dia bisa ambil sendiri, Mah. Tangan nya ganggur, mending ambil sendiri.” Tolak Syila secara nyata.

Papa menghela napas.“Syila! Tidak boleh seperti itu. Dia suami mu, Syila! Kamu harus patuh, dan melaksanakan tugas kamu.” Tutur Papa.

“Ck, ribet banget sih lo! Bukan nya ambil sendiri. Males amat!” Cibir Syila. Walau begitu, ia melaksanakan nya.

Sarapan pagi, berjalan dengan lancar. Setelah perdebatan kecil itu, mereka memakan dengan tenang. Tak ada suara, hanya deringan sendok dan garpu yang saling mengisi sunyi nya di sekitar mereka

Selepas makan. Papa, Mama, dan Riska pun berbincang di ruang tamu. Sedang kan Syila dan Arkan berada di kamar, setelah selesai makan mereka berdua pamit ke kamar sebentar. Jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi. 

Sesampai nya di kamar. Syila langsung menatap Arkan, lalu menghembuskan nafas nya secara perlahan. Berdehem sebentar lalu ia mulai obrolan pertama nya dengan Arkan. Lebih tepat nya bertanya.

“Besok gue mau sekolah. Tapi tapi tapi! Gue ga mau bareng sama Lo! Karna apa? Karna gue ga mau jadi bahan omongan anak-anak. You now lah ya! Mulut anak-anak tuh kaya gimana. Oh ya satu lagi! Di sekolah maupun di luar. Anggap kita ga saling kenal, ga punya hubungan apapun. Oke? Deal ya? Deal?!” Arkan diam. Tak membalas uluran tangan Syila
Jujur di dalam hati nya sedikit tidak terima akan ocehan dan peraturan yang Syila berikan.

“Ga! Gue ga mau!” Tolak Arkan dengan empat kata, mampu membuat Syila membulatkan matanya.

“Lo kenapa nyebelin sih? Tinggal deal apa susah nya? Plis deh ga usah buat ribet. Tinggal bilang ‘deal’ gampang kan? Kalo sampe satu sekolah tau gue sama lo punya hubungan. CK! Gue jamin bakal jadi bahan gosip. Dan satu lagi! Pasti para fans Lo it—” Ucapan Syila terhenti kala Arkan menyudutkan nya di dinding, mengunci pergerakan Syila.

𝓝𝓲𝓴𝓪𝓱 𝓶𝓾𝓭𝓪 {𝓸𝓷 𝓰𝓸𝓲𝓷𝓰 } Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang