🍓CHAPTER 15🍓

3.7K 265 19
                                    

Typo bertebran!
Happy reading 🚩
••

"Jika hatimu banyak merasakan sakit, maka belajarlah dari rasa sakit itu untuk tidak memberikan rasa sakit pada orang lain."
-Salam manis, dari Gibrael Arzelo-

Enjoy!
👇👇👇

"Tapi ada 1 cara untuk mengetahui keberadaan baby."

"Gimana?"

•°•°•°•°•

"Menunggunya."

"Jangan bercanda." geram Lean sambil menatap Zain yang menampilkan raut watadosnya.

"Aku tau kau sudah tau keberadaan Gibrael boy." sinis Axel yang di balas kekehan oleh Zain.

"Zain, tolong beri tahu keberadaan baby nak." pinta Lisya lembut yang membuat Zain luluh, eaaa.

"Baik mom."

"Dih! giliran mommy yang minta aja, langsung di kasih!" cibir Leon yang di hadiahi tatapan mengejek oleh Zain.

***

"Kakek, aku bosan." ujar El yang sedang menonton tv di kamar bersama kakeknya.

Bagaimana tidak bosan? ia saat ini di kurung di kamar dan tidak boleh keluar sebelum seseorang datang menemuinya.

"Tunggu sebentar lagi boy." jawab Theo sembari mengelus surai cucunya.

Tok tok tok

"MASUK!" teriak Theo yang sudah tau siapa tamu yang akan masuk ke kamar cucu bungsunya ini. Tak lama kemudian, pintu berwarna gold itu terbuka dan menampilkan sosok tinggi dan berbadan atletis,tak lupa dengan wajah yang tampan bagaikan dewa Yunani.

"Perkenalkan ini abangmu, baby." celetuk Theo sembari melihat El yang terpaku dengan sosok di hadapannya.

"Buset, abang mulu perasaan. Banyak bener ya abang gue. Ada yang mau satu ga nih?" batin El sembari menilai sosok di depannya.

"Abang? siapa namanya kek?"

"Grambory Alexander Gilberttra, panggil saja bang Alex."

"Bang Alex?" panggil El yang membuat Alex menaikkan 1 alisnya.

"Wajahnya lebih triplek dari pada papa." batinnya, ia pun ikut ikutan memasang wajah datar.

"Ekhem, kau sudah tau namaku?" tanyanya dengan sok sok an ikut cool.

"Jangan memasang muka datar seperti itu baby." celetuk Theo sembari tersenyum tipis melihat wajah datar yang di tunjukkan oleh El.

"Kenapa?"

"Kau tidak cocok memasang muka datar." celetuknya yang membuat El memandang sinis kakeknya itu.

"Abang, coba bilang 'hai'." pinta El kepada Alex, sejujurnya ia sangat penasaran dengan suara abangnya ini.

"Hai baby." ucap Alex menggunakan deep voice nya di tambah nada datar yang di keluarkannya. Uhhh kebayanggg😩.

"Hai juga abang." sahut El refleks karena di sapa.

Tanpa basa basi lagi, Alex langsung menggendong El ala koala untuk turun ke bawah, karena kamar El berada di lantai 3.

GIBRAEL ARZELO (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang