Dengan wajah yang pucat pasi, Lee Ahn berjalan seolah merangkak dari tempat tidurnya yang nyaman. Jam masih menunjukan pukul enam pagi dan sepagi itu sudah ada seseorang yang menggedor pintu rumahnya dengan tidak sopan.
Ia berhasil menarik pintu depan dengan susah payah, dan langsung mendapati Jungkook berdiri di depan rumahnya dengan tersenyum menunjukan barisan giginya yang rapi.
"Kiriman makanan untuk nona Lee Ahn...." ucap Jungkook memperlihatkan kotak makanan di tangannya. "Hey, kau sakit?" imbuhnya saat memperhatikan wajah Lee Ahn dengan seksama. Ia kemudian menempelkan satu telapak tangannya pada dahi gadis yang berdiri di depannya itu.
Lee Ahn segera melepaskan tangan Jungkook dan berbalik masuk ke dalam rumah, di ikuti oleh lelaki itu di belakangnya.
Sementara Lee Ahn kembali membaringkan tubuhnya yang terasa lemas di tempat tidur, Jungkook berjalan menuju dapur. Tak berapa lama kemudian, lelaki itu menghampiri Lee Ahn dengan membawa nampan yang berisi semangkuk bubur yang ia bawa tadi dan segelas air putih hangat.
"Aku sudah mengira akan seperti ini. Sekarang bangunlah dan makan bubur ini," ucap Jungkook sesaat setelah meletakan nampan tersebut di meja samping tempat tidur Lee Ahn. Nada bicara lelaki itu sudah seperti seorang ibu yang mengkhawatirkan anaknya yang sedang sakit.
Tidak ada reaksi apapun dari Lee Ahn, ia menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut, membuat Jungkook menghela napas sebelum ia meninggikan suaranya. "Ahn!"
Lee Ahn yang sudah dibuat jengkel dengan kedatangan Jungkook pagi ini semakin merasa kesal dengan teriakan yang memekakkan telinganya, membuat kepalanya semakin berdenyut nyeri. "Eishhh..." Ia membuka selimutnya dan mendapati Jungkook yang sudah duduk di tepi ranjangnya.
Lelaki itu kemudian meraih mangkok berisi bubur yang terlihat masih hangat. "Makan ini, setelah itu kita ke dokter."
"Aku tidak mau ke dokter," ucap Lee Ahn seperti seorang anak yang sedang merajuk, ia kemudian duduk menyenderkan tubuhnya pada kepala tempat tidur.
"Lalu, kau mau ke mana? Bekerja? Dengan kondisi seperti ini?"
"Aku baik-baik saja. Hanya sedikit demam."
Jungkook menghela napas kasar. "Sedikit demam katamu? Semalam kau pingsan!"
Mendengar Jungkook yang kembali berteriak, membuat Lee Ahn tidak berani untuk bersitatap dengan lelaki itu. Ia memilih mengambil mangkuk di tangan Jungkook, kemudian mengaduknya perlahan sebelum satu suapan mendarat di mulutnya.
"Maaf, aku hanya...."
"Aku tahu," sambar Lee Ahn singkat seraya meniup satu suapan bubur lagi. Diliriknya Jungkook yang terlihat sedikit menyesal karena sempat meninggikan suaranya.
"Baiklah, kalau kau tidak mau ke dokter. Tapi, kau tidak boleh masuk kerja hari ini."
Lee Ahn memikirkan sejenak ucapan Jungkook. Saat ini kondisinya memang tidak memungkinkan jika harus bekerja, yanga pasti ia juga tidak akan sanggup jika nanti mendapatkan kesulitan lainnya dari Jimin.
Gadis itu menghela napas ringan kemudian maraih ponsel yang tergeletak di sisinya, lalu mengirimkan pesan singkat kepada Jung Sajang bahwa ia akan mengambil cuti hari ini.
"Puas?" tanya Lee Ahn seraya memperlihatkan layar ponselnya pada Jungkook yang sedari tadi menunggu keputusan gadis itu.
Tatapan mata Jungkook yang tadi sangat serius tiba-tiba berubah menjadi hangat, ia mengulurkan tangannya dan mengusapkannya di kepala gadis itu, membuat Lee Ahn bergidik geli. Jungkook hanya terkekeh melihatnya.
Tok! Tok! Tok!
Tiba-Tiba, atensi keduanya teralihkan pada pintu depan yang beberapa kali di ketuk oleh seseorang. Alis keduanya pun sama-sama mengerut heran saat saling pandang. Jungkooklah yang berinisiatif lebih dulu untuk segera beranjak dari duduknya. Melihat jam dinding yang ia lewati masih menunjukan pukul enam tiga puluh pagi, ia semakin heran akan seseorang yang bertamu sepagi ini, sangat tidak sopan. Padahal, dirinya pun juga bertamu pagi-pagi sekali, tapi menurutnya itu tidak masuk hitungan, ia bukan orang lain di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
TASTE OF LOVE
Fanfiction-Moonchild Club Project- Selama ini yang Lee Ahn tahu hanya bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Pengalamannya hanya sebatas menjadi asisten koki di dapur restoran, hingga kecelakaan yang memakan korban membuatnya trauma untuk berkecimpung...