Jungkook menatap gadis yang baru saja mendudukan dirinya di kursi penumpang, di sampingnya. Ia mengerutkan dahi dan sedikit mendekatkan dirinya ke arah syal yang terlipat rapi di pangkuan gadis itu.
"Bau apa ini? Baunya seperti saus...."
"Jajangmyeon."
Lee Ahn langsung memotong pertanyaan Jungkook dengan sebuah jawaban yang pasti juga terlintas di pikiran lelaki itu. Karena tercium dari baunya saja semua orang juga tahu itu bau saus jajangmyeon.
"Bagaimana bisa...."
"Sudahlah, jangan banyak bertanya. Jalankan saja mobilnya," potong Lee Ahn lagi seraya memasangkan sabuk pengaman.
Jungkook kemudian menuruti perkataan Lee Ahn yang terdengar sedang kesal. Meski, lelaki itu sesekali masih melirik ke arah gadis itu penasaran. Ia merasa selalu saja ada yang terjadi di tempat gadis itu bekerja.
Sedangkan Lee Ahn yang menyandarkan tubuhnya pada kursi mobil tersebut, dengan mata terpejam, sesekali menghela napas berat.
Di benaknya, teringat jelas senyum tipis Jimin yang orang lain tidak menyadarinya. Lelaki itu pun juga tidak menyadari bahwa sebenarnya Lee Ahn melihatnya. Senyum itu sedikit mengganggunya. Tidak, tidak, bukan sedikit. Tapi sangat mengganggunya. Senyum itu membuatnya merinding. Dan membuatnya berpikir. Apa semua hal buruk itu benar-benar sengaja ketua timnya itu lakukan padanya? Seperti yang selalu di katakan oleh Jungkook.
Meski ia berusaha untuk menyangkalnya, namun sekarang ia mulai ragu dengan sangkalannya sendiri. Setelah tadi ia melihat senyum tersungging tipis di bibir Jimin. Seolah membenarkan Jiminlah yang sengaja menjatuhkan mangkuk jajangmyeon itu. Juga, seolah membenarkan segala hal buruk yang Lee Ahn alami selama bekerja di sana adalah ulah Jimin yang dilakukannya dengan sengaja. Tapi, satu hal yang gadis itu tidak mengerti. Apa untungnya untuk Jimin jika dia benar melakukan itu?
Memikirkan hal itu, membuat kepala Lee Ahn menjadi pening.
"Jung, kau mau menemaniku minum?"
Masih dengan posisi yang sama, Lee Ahn berujar tanpa membuka matanya sedikitpun. Jadi, ia tidak dapat melihat ekspresi Jungkook yang mendelik seraya menginjak rem dengan kuat. Membuat mobil berhenti seketika. Untung jalanan saat ini sedang sepi. Entah apa yang terjadi jika Jungkook melakukannya saat lalu lintas sedang ramai.
"Apa katamu?"
"Issshh... Kau bisa mengemudi tidak, sih?" tanya Lee Ahn yang terkejut saat mobil berhenti mendadak, membuatnya terantuk ke depan.
Jungkook merubah posisinya sedikit menghadap Lee Ahn. "Apakah demammu kemarin membuat otakmu tidak waras?"
Lee Ahn beringsut sebal seraya melipat kedua tangannya di dada. Sedangkan Jungkook kembali menjalankan mobilnya setelah mendengar bunyi klakson mobil lain dari arah belakang mereka.
"Aku tidak segila itu membiarkanmu minum setelah sakit," kata Jungkook kemudian.
"Aku butuh 'sesuatu' yang dapat membuatku sedikit lebih baik."
Jungkook menghela napas panjang mendengar apa yang gadis di sampingnya itu katakan. "Dan jawabanya tentu bukan minum alkohol, tapi keluar dari pekerjaanmu."
"Yaa!"
Pukulan keras mendarat pada bahu lelaki tersebut. Namun, bukannya marah, Jungkook malah terkekeh melihat tingkah Lee Ahn yang mengerucutkan bibirnya karena sebal.
"Turunkan aku di sini," pinta Lee Ahn saat melewati warung tenda pinggir jalan.
Namun, Jungkook diam saja tidak memberikan respon yang Lee Ahn harapkan. Tentu saja, siapa juga yang mau menuruti orang yang baru sembuh dari sakit untuk minum-minum?
KAMU SEDANG MEMBACA
TASTE OF LOVE
Fanfiction-Moonchild Club Project- Selama ini yang Lee Ahn tahu hanya bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Pengalamannya hanya sebatas menjadi asisten koki di dapur restoran, hingga kecelakaan yang memakan korban membuatnya trauma untuk berkecimpung...