Selamat malam, mari dilanjut kisah Ayuma dan Jabbara-nya!
Tap bintangnya dulu, boleh?
Thanks!
Happy reading!
🌹🌹🌹
Surakarta diguyur hujan lebat ketika aku dan Bara kembali ke rumah siang ini. Setelah menengok Abahnya dan abiku di rumah sakit, tadi kami sempat membeli ayam serundeng untuk makan siang bareng di rumah.
Dan di sinilah kami berada sekarang, duduk berdua pada bangku panjang, di teras belakang rumah yang menghadap ke taman kecil penuh tanaman anggrek.
Seiring berjalannya waktu, kami bagai sepasang sahabat yang bisa bertukar cerita mengenai banyak hal. Sebab, Bara semakin nyambung diajak membicarakan apapun.
Kebersamaan setengah hari ini telah membuat moodku jadi bagus, dan sekarang kami makan bersama lagi sambil menikmati pemandangan derasnya air hujan.
"Oh iya, Bara, ada yang ingin kutanyakan," ucapku sambil menikmati ayam serundeng rekomendasi Bara yang kami beli tadi. Dimakannya menggunakan tangan langsung sesuai instruksinya, dan asli, makan dengan cara seperti ini justru lebih nikmat. Apalagi rasa sambel koreknya, luar biasa nikmat dan bisa menambah selera makanku.
Kulihat Bara sedang menikmati makanannya juga, dengan tangan kiri menyangga piring dan tangan kanan memoteki daging ayam serundengnya. "Silakan, Yuma."
"Apa yang kamu maksud wife-able pagi tadi?"
"Karena kamu sudah cocok jadi seorang istri, itu saja sih."
"Ya cocoknya dalam hal apa dulu?"
"Belanja sayur dan memasak, hal-hal tersebut kan cocok dilakukan seorang istri, hehehe. Saya rasa suamimu kelak akan betah berumah tangga denganmu, Yuma."
Aku tersipu oleh ucapannya itu, apalagi saat ia bicara, ia melirikku sesaat sambil mengulas senyum tipis.
"Tapi, Bara. Kalau nanti suamiku cepat bosan denganku, gimana? Yang kutakutkan dari pernikahan kan itu, pertengkarannya, masalah-masalahnya."
"Percayalah, walau memang rumit, rumah tangga tak semenakutkan yang kamu bayangin, Yuma. Hanya saja, memang selalu ada tanggung jawab tersendiri dalam menjaganya."
"Gitu ya?"
"Ya. Nanti kalau kamu dapet suami yang hobinya ngajak bertengkar, tinggal bilang saya saja, Yuma. Saya bantu nonjok sampai babak belur."
Aku terkekeh melihat ekspresi gemas di wajah Bara. Dan itu menambah poin ketertarikanku kepadanya, hueee!
"Saya serius, Yuma," ucapnya sambil menatapku dengan mimik serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMIN YANG SAMA √ (Selesai - Epilog)
RomanceAYUMA SYAHIRA RUBY adalah gadis terpandang, putri seorang kyai ternama. Ia dijodohkan dengan JABBARA ALI ASSIDQI yang dingin dan tak menyentuhnya sama sekali. Seharusnya AYUMA bahagia karena meski ini adalah murni kehendak orang tua masing-masing, n...