18. AYANG

3.4K 170 6
                                    

Selamat datang di BAB 18.

SELAMAT MEMBACA, SEMOGA SUKA🧚‍♀️

***

Mobil Lamborghini Veneno Roadster memasuki kawasan sekolah Arizone High School membuat seluruh pasang mata mengarah pada seorang laki-laki yang baru saja keluar dari mobil itu dengan kacamata hitam yang bertengger dihidung mancungnya.

Devan makin ganteng aja.

Gue meleleh.

Anjir, sultannya gak ngotak.

Gue dijadiin yang kesepuluh juga mau, yang penting sama Devan.

I love you, Devan.

Aku cinta padamu.

Devan memutari mobilnya untuk membuka pintu gadisnya. Setelah pintu terbuka Devan sedikit membungkuk dan memaikankan kacamata dimata gadisnya. "Pake. Mataharinya terik banget, entar mata kamu sakit."

Nadya mengangguk dan keluar dari mobil setelah menerima uluran tangan laki-laki itu. Mereka berjalan beriringan menuju kelas dengan tangan yang saling bertautan erat. Siswi maupun siswa berdecak kagum melihat sepasang kekasih itu.

Couple goals anjir.

Devan ganteng, Nadya juga cantik.

Perfect.

Pasangan fenomenal inimah.

Dipertengahan jalan kening Nadya berkerut tipis, kenapa tiba-tiba kepalanya pusing?

"Are you okay?" tanya Devan khawatir menangkup pipi Nadya.

Nadya tersenyum dan mengangguk. "I'm okay."

Tangan Devan beralih merengkuh pinggang kekasihnya lalu mereka memasuki lift untuk sampai dilantai atas, karena posisinya kelas mereka berada dilantai tiga.

Lantai 1 : kelas 12
Lantai 2 : Perpustakaan, lab, kantin utama dan lain-lain.
Lantai 3 : kelas 11
Lantai 4 : kelas 10

"Dah masuk, belajar yang rajin," ucap Devan mengelus kepala Nadya lembut.

Nadya mengdongkak menatap kekasihnya. "Aku temenin," ucap Devan mengenggam tangan Nadya untuk masuk kedalam kelas XI MIPA 2.

Nadya duduk dibangkunya dengan Devan yang berada disebelahnya, kepala gadis itu menyandar didada bidang Devan.

Devan membuka kacamatanya dan diletakkan diatas meja, Nadya juga sudah membukanya, karena mereka juga sudah berada dikelas.

"HALLO ASSALAMUAIKUM!"

Tasya memasuki kelas dengan wajah riang diikuti ketiga sahabatnya dari belakang.

"Gak usah teriak bisa gak sih?" kesal Amanda menjewer telinga Tasya.

Sontak Tasya membelalakkan matanya. "E-eh lepas dong mandut cantik, iya-iya maaf gue gak akan teriak lagi serius deh."

Amanda mencebikkan bibirnya lalu melepaskan jewerannya.

Mereka berjalan menuju bangkunya. "NADYA? DATENGNYA KAPAN? KOK GUE GAK LIAT!?" Tasya spontan berteriak ketika melihat Nadya yang sudah duduk dibangkunya dengan Devan yang ada disebelahnya.

DEVANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang