"Jangan gila!" Adalah Karin ang berkata.
"Lo udah ada pacar."
Kepada Sasuke yang Demi Tuhan! Cowok itu sudah ada maungnya. Alasan mengapa Karin tidak setuju dan menyeret Sasuke ke belakang sekolah.
Sasuke mengangguk. "Gue gak lupa kok."
"Ya kenapa lo bilang gitu ke Ino? bego apa gimana? Hubungan asmara lo bisa terancam!" Karin murka. Karena sesungguhnya, kekasih Sasuke adalah sahabat dekat dari Karin.
"Ini jalan satu-satunya biar Ino jinak, seenggaknya sampe gue lulus SMA."
Tak percaya dengan penuturan Sasuke barusan, Karin katakan, "Gue tahu lo nggak bego, Sas. Tapi, ini bukan jalan satu-satunya buat bikin misi lo selesai."
Tentang perasaan orang, siapa yang tahu? Sekalipun orang itu berkata, "Gue bisa jaga perasaan, kalau itu yang lo takutkan, Rin. Hubungan gue sama Sakura gak bakal jadi korban."
Tetap saja, Karin menggeleng. "Sakura cinta banget sama lo, apalagi Tante Mebuki yang emang setuju banget sama hubungan kalian. Kalau mereka tahu, otomatis bakal ada perang. Please, Sas ... pikirin matang-matang!"
"Gue gak bakal main sembunyi tangan, gue akan terus terang sama Sakura, gue yakin Sakura pasti ngerti."
"Sasuke!" bentak Karin. Ia sudah tak tahan lagi. "Yang lo lakuin itu jahat," katanya.
Maka, Sasuke tersenyum. Ia mengusap rambut Karin dengan sayang. Bagi Sasuke, karin itu sudah seperti Inami, adiknya, si bungsu dari keluarga Uchiha.
"Gue gak seberengsek itu, Rin. Percaya sama gue, semua akan baik-baik aja." Setelahnya, Sasuke berlalu. Menyisakan sosok Karin yang bahunya merosot dengan embusan napas pelan.
Karin bergumam, "bego, Sasuke bego. Yang lo lakuin sama aja dengan mainin perasaan anak orang."
***
"Wah gelaseh, horololo~ Kak Ino nembak jurig Nusa Bangsa, Bro!" teriak Naruto di kelasnya.
Ino mendengkus. Yang lain meringis, sementara para penggemar Sasuke menatap sinis pada si gadis bersurai pirang.
"Wiuuu wiuuuu wiuuu, ada kebakaran! Bau gosong hati panggang tercium sepanjang jalan!" Lagi, Naruto heboh sendiri. Karena kelas mereka belum ada guru yang datang, adalah kesempatan Naruto untuk memeriahkan kelasnya. Cowok lain pun turut andil hingga kelas itu jadi bising sekali.
Ino memijat pelipisnya. "Mimpi apa gue semalem sampe dapet musibah kayak gini?" lirihnya.
"Ino!"
Pas banget. Ini menoleh, mendadak jadi sunyi, sosok Sasuke berjalan memasuki ruangan.
"Jangan pulang duluan, ya? Kita pulang bareng."
"Wanjay! Kita choy, kita!" heboh Naruto untuk kesekian kalinya.
Wajah datar Sasuke kontras dengan raut Ino yang awkward. Ino masih belum paham dengan apa yang terjadi hari ini. Bahkan ketika Sasuke menaruh sebuah jeruk di atas mejanya, Ino masih bungkam gagal paham.
"Gak semua cewek suka bunga, gue gak tahu lo suka cokelat atau nggak? Jadi, jangan lupa dimakan jeruknya." Yaitu Sasuke yang mencubit pipi Ino sambil bilang, "sampai ketemu nanti pas pulang!"
Kepergian Sasuke meninggalkan jejak ramai di kelas Ino. Apalagi kalau ada Naruto di sana.
"Gila! Gila! Gila!" Naruto memeragakan lenggak-lenggok Sasuke dengan penuturannya. "Sampai ketemu nanti pas pulang!" Naruto bergidik setelahnya. "Merinding gue, njir!"
Dan mereka yang ada di kelas tertawa juga bersorak 'cieeeee'. Tapi, karena setengah dari isi kelas adalah siswi yang menyukai Sasuke dan sangat memusuhi Ino, maka kenyamanan Ino di kelas mulai terancam.

KAMU SEDANG MEMBACA
SASUINO { As long as it's happy }
Romance"lo gk perlu nyariin gue pacar, gue udah punya Sasuke." "cariin cowok gih, biar gak halu." Sasuke X Ino [NON BAKU] Sasuino (LOKAL)