3

154 27 6
                                    

"Kalau lihat Ino tuh auranya beda, ya?" celetuk Neji.

Shikamaru mengangguk. "Terasa lebih Terang."

Karin berdecak. "Ya iyalah! Buta apa gimana? Rambut dia pirang!"

"Kayaknya Sasuke suka deh sama Ino."

"Yeu, si Bangsat ngomongnya ngawur!" cetus Gaara kepada Sai yang sejak tadi diam.

Sai merubah posisi duduknya. "Taruhan, yuk?" Matanya fokus kepada Shikamaru, lalu bergantian menatap wajah teman-temannya sambil bilang, "Dua bulan lagi, mereka cinlok. Kalau gue bener, biaya sekolah gue ditanggung yang kalah, gimana?"

"DEAL!" Shikamaru tak pernah keberatan dengan segala jenis jalan berbagi.

Well, mereka sedang duduk di bangku koridor dekat halaman belakang yang menampilkan sosok Sasuke berjalan menyeret Ino menuju ruang kesiswaan.

Sai senyum. "Yang lain?"

Tampa tahu, bahwa mungkin saja Sasuke pun tahu apa yang mereka bahas. Karena Karin mengirimkan sebuah pesan kepada sosoknya.

***

"Gila lo, ya?!" semprot Ino.

Gimana nggak coba? Si Sasuke ngajak anu! batin Ino heboh sendiri.

Sasuke berdecak. "Suruh siapa pakai rok mini? Ini sekolah, bukan keclub, kalau lo lupa."

"Ya tapi, gak mesti nyuruh gue buka rok depan lo juga dong!" Ino misuh, semakin tak suka dengan sosok Sasuke. "Lo tuh emang bajingan mesum, nyuri kesempatan dalam kesempitan, kok bisa dijadiin ketua kesiswaan?"

Sasuke mengedikan kedua bahunya tak.acuh. Kemudian ia duduk di kursi dan menatap datar wajah marah Ino.

"Lo juga cabe cilik yang pengin dimesumin, kan?" Terkadang lisan Sasuke bekerja tanpa saringan, karena lidah tak bertulang. "Jadi, kenapa gak sekalian aja kita terang-terangan? Buka rok lo dan keliling lapangan!" lanjut Sasuke.

Otomatis Ino tercengang. Serius, itu arak namanya! Maka Ino berkacak pinggang sambil bilang, "Jadi human jangan terlalu ngurusin hidup orang lain! Suka-suka gue mau kayak gimana, lo gak ada hak buat ngatur atau menghukum gue sementara orang yang seharusnya negur gue aja nggak!" Ino berkaca-kaca, ia teringat dengan ayahnya. Lalu, Ini berdesis, "Lo bukan siapa-siapa, Sasuke. Lo cuma siswa yang dibudakin sama Kepsek!"

Setelah mengatakannya Ino pergi, membanting pintu karena murka. Membuat Sasuke yang duduk diam di dalam mengembuskan napas berat.

***

Ino berjalan menuju lokernya, ia memgambil seragam yang selalu tersimpan di sana sebagai bentuk jaga-jaga jika saja hal seperti ini terjadi. Ino sering mendapatkan seragamnya kotor atau disobek bahkan disita oleh Sasuke, apa pun caranya lelaki itu selalu menghukum Ino karena hal yang menurut Ino tak patut dihukum. Tapi, kali ini yang paling parah.

Ino mendengkus, menatap pantulan dirinya di cermin. Rambut pirang Ino dikepang dan sebagian digerai. Lalu seragam ketat dan rok mininya yang menambah kesan urakan sosok Ino. Bahkan wajah Ino pun dipoles makeup, menjadikannya sosok yang paling menonjol di SMA Nusa Bangsa

Pernahkah kalian berpikir bahwa itu sengaja? Ino menghapus air matanya yang jatuh tiba-tiba. Ia sering selfie dan mengunggahnya di akun media sosial, Ino bahkan pernah mengunggah fotonya dengan dua jari yang mengapit batang rokok. Tapi, itu hanya booming di sekolah, sesuatu yang tak sampai kepada sang Ayah. Padahal, Ino sedang ngode minta perhatian.

"Miris banget," lirih Ino. Ia mengedipkan matanya berulang, membuang napas perlahan dan mengerang. Setelah dirasa cukup, Ino keluar dari toilet dan kembali ke loker lalu menempatkan diri di kantin.
Gela seh! Naruto tercengang. Sepertinya sisi malu Ino telah hilang, menggeleng tak habis pikir. Begitu pun dengan Sai yang menggeleng tak habis pikir dengan Sasuke. Gerombolan most wanted berkumpul di kantin, heboh.

"Pelangi!"

Ino berdecak. "Nama gue Ino."

Naruto terkekeh, lalu duduk di samping Ino yang tengah menikmati baksonya.

"Jadi, lo pecinta warna-warni, ya?" Naruto berbisik, "Celana ketat lo merah, kuning, ijo, soalnya." Sambil terkikik.

Ino menyentil kening Naruto sambil berkata, "Gimana? Seksi gak?"

"Lo bisa dikeluarin dari sekolah kalau itu terjadi," komentar Sai kepada Ino yang katanya: Gue mau bikin Ino kapok dengan cara keliling lapangan tanpa busana, kalau perlu.

Sekarang posisi mereka di pojokan kantin sambil memerhatikan gadis berambut pirang di tengah kantin, Ino sangat mencolok.

Karena misi Sasuke kali ini adalah menjinakkan Ino, maka hal itu membuat Sasuke terpaksa untuk selalu memikirkan Ino, memerhatikan Ino, dan mengawasi tingkah Ino. Selalu Ino yang dibahas olehnya. Maka Sai percaya diri bahwa ia akan menang dan mendapatkan biaya sekolah gratis dari yang kalah.

"Gak gitu cara ngejinakin cewek, Sas," ucap Neji.

Karin mengangguk. "Apalagi cewek itu Ino, cucu pemilik sekolah."

"Tingkah dia neko-neko, yang ada lo bakal kalah, lo yang bakal jinak sama Ino. Bukan sebaliknya," tambah Gaara.

Sasuke mendengkus. "Jangan cuma ngasih kritik, sarannya mana?"

Sai menjentikan jarinya. Ia berbisik kepada seluruh temannya, dengan volume yang hanya didengar oleh mereka.

"Gimana kalau lo ...," Sai menunjuk Sasuke, kemudian melanjutkan, "jadian sama Ino, tembak dia, terus Ino klepek-klepek, dan ujungnya dia jadi anak anjing, penurut. Ini ide bagus. Lo gak boleh lewatkan, Sas."

"Agak sinting sih," komentar Karin.

"Tapi oke juga," tambah Gaara.

"Lumayan, kan? Bisa nyicil jumlah mantan." Jika ini adalah Neji.

Sai mengangguk setuju, ia menepuk pundak Sasuke. "Coba pikirkan, kalau Ino jadi cewek lo, hidup lo tenang. Dia jinak."

Ada sesuatu yang mendorong Sasuke untuk tertarik. Tapi karena Sasuke merasa bahwa dirinya masih waras dan tidak segila itu untuk menjadikan cewek tengil macam Ino pacarnya, maka Sasuke katakan, "Ngeri gue!"

Tapi, apa yang dikata, apa yang Sasuke pikirkan matang-matang, itu berbeda. Begitu saja, Sasuke bangkit dan berjalan, lalu duduk di sisi Ino yang tengah mengunyah baksonya.

"Ino--"

"Kak Sasuke, I love you!" Pernyataan dari seorang fans yang sudah biasa Sasuke dapatkan. Banyak yang menggoda Sasuke secara terang-terangan, dan itu lumrah, makanya Sasuke hanya balas dengan senyuman. Kemudian Sasuke kembali fokus kepada Ino yang nampak mengabaikannya. Sasuke berkata,
"Tadi cewek itu bilang apa?"

Semua makhluk yang ada di kantin memerhatikan dua insan yang dari ujung kaki sampai kepala terlihat berbeda. Ino yang urakan dengan Sasuke yang manis dan rapi.

"Budek apa gimana?" sinis Ino.

Naruto yang merasa kehadirannya bagai obat nyamuk pun mulai undur diri.

Sasuke tersenyum. "Gue ngetes kemampuan bahasa Inggris lo."

Dan Ino mengerling, dengan santai memasukkan kuah bakso ke dalam mulutnya. Karena Ino bukan sosok yang mempermasalahkan apa yang terjadi sebelumnya, maka Ino jawab sesuai apa yang ia ketahui. "Aku cinta kamu," katanya.

Sasuke mengangguk sambil bilang, "Oke, kita pacaran." Dan berlalu setelah membuat Ino tersedak kuah baksonya.

Seisi kantin heboh dan terjadilah gosip berkelas, sepersekian detik akun media sosial penuh oleh kabar: Bumi dan langit yang bersatu. Yaitu Ino dan Sasuke yang baru saja membuat Karin menggeleng tak setuju.

"Astaga, belum dua bulan gue udah menang!" Sai heboh memeriahkan suasana kantin.
Sementara Ino, gadis itu mengerjap di tempatnya.

T. B. C

SASUINO { As long as it's happy }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang