23 Amel merajuk

1.7K 120 8
                                    

Angin sore menerpa wajah tampan seorang pria yang membonceng kan gadis dibelakangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Angin sore menerpa wajah tampan seorang pria yang membonceng kan gadis dibelakangnya. Diiringi sinar senja yang masih samar, membuat manik coklat pria itu sedikit terpana dengan keindahannya.

Tidak ada suara cerewet dari orang yang dibonceng nya, hanya ada suara dengkuran dari mulut gadis itu.

Tangan Kesya juga sudah melingkar di perut Arlan. Gadis itu tengah tertidur saat ini, jadi Arlan juga harus memelankan kecepatan berkendara nya.

"Ngork...ngork" dengkur Kesya memperlihatkan mulutnya yang sedikit terbuka.

"Anjir, ngorok dia" gumam Arlan geleng geleng. Ia melihat kaca spion nya, dan mendapati wajah Kesya yang sedang mendengkur. Tapi lucu.

"Kalo jatuh gimana ini, mana gue gak tau rumahnya lagi." Monolog nya, menggaruk dahinya gatal. Ia memberhentikan motor nya di pinggir jalan terlebih dahulu.

Arlan membalikkan badannya menghadap Kesya. "Cantik juga walaupun banyak iler" gumamnya pelan. "Ngomong apa sih mulut gue" pria itu lalu menabok mulutnya sendiri, yang asal nyeplos tadi.

Tak banyak tingkah, Arlan lalu menepuk pelan bahu Kesya. Agar gadis itu cepat bangun, jika tidak akan tambah merepotkan.

Kesya mulai mengerjapkan matanya. "G-gue dimana?" ucapnya sedikit serak, jangan lupakan raut gadis itu yang sedikit bingung.
Rambutnya pun sedikit acak acakan, karena terbang terbawa angin.

Mungkin karena tidur di atas motor, jadi tambah nyenyak? Karena ada AC alami/angin mungkin. Untung Kesya belum sempat terjungkal kebelakang, tadi.

"Astaga, gue diculik cogan!" lanjutnya dengan pekikan kaget. Ia membekap mulutnya kagum.

Arlan yang melihat hanya memutar bola matanya malas. "Lebay" sinisnya.

Kesya sedikit lola karena efek ketiduran. "Eh bentar. Gue tadi kan nebeng sama lo, oh iya bener, gue tadi kan emang nebeng sama lo. Maaf lupa, hehe" ujarnya setelah ingat bahwa dia tadi hanya numpang, dan bukan diculik.

"Ck, lemot. Rumah lo dimana?" kesal Arlan.

"Gue turun disini aja. Rumah gue udah deket kok, btw makasih ya udah ngasih gue tumpangan." Ucap Kesya berterimakasih seraya menggaruk rambutnya canggung. Padahal dikehidupan nya dulu, seperti ini sudah biasa. Bahkan tidak ada kecanggungan diantara mereka. Tapi, kenapa kali ini beda.

"Bener?" ragu Arlan seraya menaikkan satu alisnya untuk meyakinkan.

"Iya, bener. Makasih banget ya, Lan." Ucapnya sekali lagi, juga ditambah senyuman manis.

"Hm, oke" jawabnya singkat, dan tersenyum tipis sekali.

"Lo harus inget nama gue ya! nama gue K.e.s.y.a!" tekannya pada Arlan.

"Ck, ya!" decaknya malas.

Cowok itu mulai menghidupkan motornya lagi. Kesya lalu melambaikan tangannya kearah Arlan.

Transmigrasi Kesya [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang