15 Arlan sahabat Saka

2.6K 202 0
                                    

Cuaca panas, ditambah lagi suara tegas Kepala Sekolah yang tak henti hentinya berbicara itu, membuat kepala Kesya pusing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cuaca panas, ditambah lagi suara tegas Kepala Sekolah yang tak henti hentinya berbicara itu, membuat kepala Kesya pusing.

SMA Cakrawala saat ini sedang melakukan upacara wajib. Sudah setengah jam, mereka berdiri ditengah lapangan yang luas ini.

Cuaca semakin panas, pak guru itu belum juga mengakhiri pembicaraan nya. Para murid sudah ngedumel tak jelas dari tadi. Ada juga yang seperti cacing kepanasan, mereka menggeliat tak jelas.

"Anjir, kapan selesai nya sih ceramah nya. Perasaan dari tadi itu terus yang diomongin." Bisik salah satu siswa disamping Kesya, entah orang itu ngomong pada siapa.

"Gitu-gitu, bapak lo juga njir!" ucap Kesya menatap datar cowok itu.

"Hehe, tapi kan bisa ceramahin gue kalau dirumah aja. Masa disindir didepan orang banyak, kan gue jadi merasa kalau gue yang disindir!" ujar cowok itu, ia sedikit menaikan nada bicara nya agar Kesya bisa mendengar.

"Sukurin, makannya jadi anak jangan bandel bandel. Tau rasa kan disindir didepan orang banyak!" ejek Kesya menahan tawa.

"Aelah, kirain lo mau belain gue. Ternyata dugaan gue salah!" ketus cowok itu menatap Kesya sinis.

"Ck, kalian berdua bisa diem gak sih. Udah pusing ditambah pusing lagi, denger suara kalian. Kalau kalian ditegur, kelas kita juga yang kena hukuman!" sahut ketua kelas.

"Iya iya, Pak Ketu!" jawab Kesya lalu memutar bola matanya.

Teman teman Kesya yang berada di barisan belakang, hanya mampu menggelengkan kepala mereka.

Anak sang Kepala Sekolah memang juga bersekolah disini, kebetulan ia juga sekelas dengan Kesya.

Jika ditanya tingkahnya, jawabannya adalah, MasyaAllah bandel nya. Teman-teman nya yang lain pun sampai kewalahan menghadapi anak Kepala Sekolah satu itu.

Akhirnya yang ditunggu tunggu para murid telah tiba, upacara nya sudah selesai sekarang. Seluruh murid lalu meninggalkan lapangan.

Ada yang menuju kantin, kelas, perpus, ruang guru, maupun UKS. Mereka pergi ketempat tujuan mereka masing-masing.

"Aw, bisa pelan gak sih kalau narik tangan gue?" ucap Kesya pada Amel.

"Ya sorry, gue kan udah antusias banget mau pergi ke kantin" jawabnya santai.

"Kebiasaan lo Mel, yaudah ayok. Gue juga haus banget!" ujarnya lalu menggandeng tangan sahabat nya itu.

Transmigrasi Kesya [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang