"Life is hard, but it's even harder when I have to look for you with blurry photo"—author
Semalam MJ benar-benar mengirimi makan malam untukku, dia sendiri yang mengantarnya bersama Tom
Mereka berdua juga menemani diriku makan disini dan mengundang ku untuk hadir di acara pertunangan mereka lima hari lagi
Pantas saja MJ selalu sibuk, sepertinya dia benar-benar sibuk mempercantik dirinya.
"I wish my mom was here to see me engaged to you MJ" ucap Tom tiba-tiba
"Dimana ibu mu Tom?" Tanya ku penasaran
"Mom and dad bercerai saat aku berusia 4 tahun, saat itu aku juga punya adik tapi aku lupa. Aku juga tidak punya foto mom karena dad membakarnya habis" ucap nya, MJ hanya memberikan pelukan kepada Tom dan sejujurnya kisah Tom dan diriku hampir sama
"Lalu bagaimana dengan Jade?" Tanya ku semakin penasaran
"Dia anak dad dan selingkuhan nya. Aku sudah berusaha melupakan itu dan kini kami dekat" jelas Tom
"Maaf aku bertanya hal seperti itu, tapi semoga ibu mu bisa datang disaat kau menikah Tom" ucap ku dan dibalas senyuman oleh Tom
Setelah makan malam mereka berdua pun pamit pulang dan kini hanya tersisa diriku dan foto pernikahan mom and dad
Setiap aku melihatnya aku selalu ingin menangis, meratapi nasib ku yang sangat menyedihkan ini
Aku tidak pernah bertemu dengan dad, aku saat itu masih berusia 1 bulan, bayangkan saja seorang bayi yang baru menikmati udara kehidupan tiba-tiba dihadapkan dengan pahitnya hidup
Hari demi hari ku lalui tanpa memikirkan sosok ayah. Walau terkadang aku menangis sebelum tidur
Berkata aku ingin melihat wajahnya sekali saja. Aku ingin tahu siapa dirinya. Apa aku bisa bertemu dengannya sekali saja
Mom bilang "omongan adalah doa" dan aku selalu berpikir apakah omongan ku untuk bertemu dengan dad itu tidak dapat di kabulkan Tuhan?
Aku sangat ingin mengenal ayahku, aku lelah merasa iri dengan saudara dan orang lain. Disaat semua perempuan cinta pertamanya adalah sang ayah, aku tidak tahu siapa pria pertama yang menjadi cinta pertamaku
Aku membenci hidupku, aku benar-benar bingung apa salahku sehingga aku tidak dapat mengetahui ayahku dan hidup dalam rasa penasaran ini
Jika dibandingkan dengan yang lain aku memang masih mending, namun tetap saja rasanya aku sangat sedih dan hidupku sangat menyedihkan
Tanpa sadar aku menangis tersedu-sedu berharap ada satu keajaiban datang
Tok... Tok... Tok...
Ku hapus air mata ku segera dan membuka pintu kamar
"Ku kira keajaiban yang datang, malah dirimu. Ada perlu apa?" Tanya ku to the point kepada pria di hadapanku
"Apa kau baru saja menangis?" Tanya nya, suaranya direndahkan
"Tidak, apa perlu mu?" Tanya ku
"Biarkan aku masuk" ucapnya
"Fine!" Aku membiarkan dia masuk dan kami hanya diam. Tidak ada yang memulai pembicaraan
"Selesaikan tangisan mu" ucapnya seperti memerintah
"Apa perlu mu?! Jika tidak ada perlu silahkan keluar. Aku ingin sendiri dan terimakasih atas makanan dan obatnya" ucap ku tak lupa mengucapkan terimakasih seperti ajaran guru di sekolah ku dulu
"Tenangkan dirimu, aku hanya khawatir akan dirimu-"
"Selesaikan tangisan mu, aku tidak ingin menganggu mu" ucap Robert dan aku langsung melanjutkan tangis ku
"I miss you, I promise to find you" ucapku lalu memeluk boneka beruang yang kata nenek adalah pemberian ayah
Robert terdiam, dia tidak melakukan apapun melainkan memperhatikan diriku dan memeluk diriku
"Tenangkan dirimu" ucapnya, aku pun menangis di pundaknya. Mengeluarkan semua hal yang sudah lama ku tahan
"Why did I never deserve to know my father? Am I too sinful for God to punish me?" Ucap ku dalam dekapan Robert
"Listen to me, kau pasti akan menemukan ayahmu, cepat atau lambat. Tenang kan dirimu" ucap Robert. Dia semakin mempererat pelukannya itu
"I don't think so. the only photo of dad I have is a wedding photo and even then it's blurry" ucapku jauh lebih tenang dari sebelumnya
"Aku akan membantu mu" ucapnya dan entah sengatan listrik dari mana tubuhku merasa sangat senang
*
"Selamat pagi" ucap pria itu
"Oh shit, kau tidak melakukan hal buruk padaku kan?!" Ucapku panik
"Tidak, aku bisa menyewa wanita yang lebih baik dari dirimu" ucapnya dan aku melempar bantal di dekatku
"Menyebalkan" ucapku lalu segera turun dari kasur
"Terimakasih sudah memberikan pundak mu untuk ku menangis, tidak pernah ada yang melakukan itu kepada ku-"
"-biasanya aku hanya menangis dalam diam di malam hari dan hari ini aku merasa lebih lega. Sekali lagi terimakasih Mr. Downey" ucapku
"Panggil aku Robert" ucapnya dan ku balas anggukan
Kami berdua keluar dari kamar hotel menuju ke salah satu cafe yang ada. Cafe tempat diriku hampir ditabrak oleh pria ini
Disini kami sarapan dan segera berangkat kembali ke kantor. Semua mata tertuju pada ku saat kami memasuki kantor
"Apa dia disewa Mr. Downey?"
"Sepertinya begitu. Gadis mana yang tidak mau disewa pria seperti Mr. Downey"
"Disini untuk bekerja bukan bergosip ria" ucap Robert dan semua langsung kembali ke posisi mereka
Baru beberapa hari aku disini, aku sudah dijadikan bahan gosip
"Kerjakan ini semua dan serahkan padaku sebelum pukul 3" ucap Robert lalu pergi begitu saja
Ku kira sudah berubah, tidak tahu nya sama saja. Mungkin jika dia bisa bilang mungkin dia akan bilang "saya aslinya 2 orang"
"Charity!" Panggil MJ pada ku lalu memeluk diriku
"MJ, hai. Aku sudah baik-baik saja" ucapku to the point
"Aku senang kau sudah sehat, nanti makan siang lah bersama kami" ajak Tom kepadaku
"Akan ku pertimbangkan dulu, aku juga harus menyelesaikan dokumen-dokumen ini" ucapku sambil menunjuk kearah tumpukan dokumen yang diberikan Robert padaku
"Nanti akan ku bantu dirimu, kebetulan dulu aku sering melakukan itu sebelum akhirnya berpacaran dengan Tom" ucap MJ dan dibalas tawa kecil dari Tom dan diriku
"Thank you, aku kerja dulu, bye" ucap ku lalu menuju meja tempat ku kerja
KAMU SEDANG MEMBACA
My Last Reason
Fanfiction"You are my last reason now and forever Robert" 13+ Written in Indonesian and messy English The age gap between the two main characters is 6 years