Setelah menghabiskan waktu cukup lama berkutik di sketchbook, aku memutuskan untuk berkeliling kota. Aku belum berkeliling kota ini semenjak aku datang dan ku pikir ini saat yang tepat untuk menikmati kota ini.
Saat sedang menikmati keindahan kota ini, aku tidak sengaja melihat seorang anak kecil yang sedang menangis di dekat ayunan. Dengan senang hati aku menghampiri anak tersebut
"Hi, mengapa kau menangis?" Tanya ku pada gadis kecil itu
"Aku hanya ingin menangis, kakak sedang apa sendirian disini?" Tanya nya ramah
"Hanya menikmati kota ini, dimana orang tua mu?" Ucapku sambil berjongkok disebelah anak itu, berusaha menyamakan tinggi ku dengannya
"Aku tidak tahu, aku tinggal di panti asuhan dekat sini. Apa kakak ingin mengantarku pulang?" Dan dengan senang hati ku balas iya.
Tidak seharusnya aku merasa iri dengan orang lain dikala banyak anak kecil yang tidak pernah mengetahui orangtuanya
Kami berdua berjalan beriringan, sesekali gadis kecil disebelah ku ini bercerita tentang hal-hal yang disukai nya dan perasaan iri nya kepada orang lain ketika melihat mereka bermain di taman bersama keluarga mereka. Aku kasihan dengan anak ini, dia harus menerima pahitnya dunia padahal usianya masih sangat muda
"Victoria, terimakasih ya telah mengantarkan Victoria pulang" ucap seorang wanita yang kupikir adalah pengurus panti
"Sama-sama, saya pamit dulu ya. Bye Víctoria" ucapku dan bersiap-siap untuk pergi
"Tunggu kak" ucap Victoria dan ia memelukku
"Tante, apa aku boleh mengajak kakak ini berkeliling panti?" Tanya nya dan pengurus panti itu mengiyakannya
Disinilah aku sekarang, berkeliling panti bersama Victoria. Gadis kecil yang kutemui di taman tadi
"Nama kakak siapa?" Tanya nya disela-sela menunjukkan panti kepadaku
"Charity" ucapku
"Apa kakak akan mengunjungi ku lagi disini?" Tanya Victoria dengan nada suara tampak sedih
"Tentu saja, kakak akan mengunjungi dirimu kapan-kapan, promise" ucapku sambil mengangkat jari kelingking dan Victoria menautkan jari kelingking kecilnya pada ku. Sebagai simbol dari janji
"Sampai jumpa kak, sekarang sudah malam. Kakak hati-hati ya di jalan" ucap gadis itu dan aku membalas dengan anggukan dan segera pergi kembali ke hotel tempat ku menginap
Besok adalah akhir bulan, aku akan mendapatkan gaji pertamaku dan mungkin aku akan menggunakannya untuk menyewa atau membeli rumah. Aku tidak enak jika harus menginap di hotel terus, karena tagihan hotel akan masuk ke rekening MJ
"Dari mana saja dirimu?" Ucap seseorang saat aku baru saja masuk ke dalam kamar hotel ku
"Apa yang kau lakukan disini?! Bagaimana kau bisa masuk?" Tanya ku pada pria tersebut dan dia dengan sombongnya bilang "ayolah, aku adalah Robert Downey Jr. Tentu saja aku bisa masuk"
"Whatever, tidak bisakah kau menghargai privasi ku dengan tidak masuk sembarangan?" Ucapku kesal
"Tidak" ucapnya sambil cengegesan. Ingin sekali aku menghajar wajah pria menyebalkan ini
"Btw, kau belum menjawab pertanyaan ku" ucap nya
"Aku habis berjalan-jalan di taman, sudah ku jawab bukan? Sekarang silahkan keluar" ucap ku. Mungkin terkesan mengusir tapi dia lah yang menyebabkan diriku ingin mengusir nya
"Tidak, kasur ini nampak nyaman. Aku akan tidur disini malam ini" ucapnya dan membuatku membulatkan kedua mata ku
"Apa kau gila? Kau punya rumah mewah seharusnya kau tidur dirumahmu, bukan di kamar hotel seorang gadis seperti diriku. Bagaimana dengan diriku, dimana aku akan tidur jika kau tidur di kasur ku?!" Ucap ku kesal
KAMU SEDANG MEMBACA
My Last Reason
Fanfiction"You are my last reason now and forever Robert" 13+ Written in Indonesian and messy English The age gap between the two main characters is 6 years