1.

4.1K 314 8
                                    


Hari ini adalah hari pertama siswa siswi masuk sekolah setelah pandemi selama 2 tahun. Selama ini mereka hanya bertemu melalui daring dan zoom untuk belajar secara online. Pemerintah sudah mengeluarkan pengumuman bahwa kegiatan belajar mengajar sudah bisa diberlakukan kembali dengan menerapkan panduan protokol kesehatan.

Begitupun dengan SMA Bakti Bangsa yang sejak pagi sudah ramai siswa siswi berdatangan untuk memulai pelajaran secara tatap muka. Untuk siswa kelas 3 mungkin sudah tak asing dengan sekolah elite ini, namun berbeda dengan siswa kelas 1 dan 2. Mereka nampak canggung satu sama lain karena banyak wajah yang baru mereka lihat secara langsung.

Diruangan kelas 1 dengan papan kelas bertuliskan X-4, terlihat suasana kelas yang nampak sunyi dan sepi karena adanya masa orientasi siswa baru dimana kakak kelas osis memperkenalkan diri dan saling berinteraksi. Osis kali ini masih diketuai anak kelas 3 atau 12, karena tak lama akan diadakan pemilihan ketua osis baru, jadi para anggota osis berkeliling kelas 1 dan 2 untuk mencari anggota dan kandidat baru.

"Kalian sudah paham? Bagi yang berminat untuk gabung jadi anggota osis silahkan ambil formulirnya kedepan," ucap wakil ketua osis perempuan yang sedang berdiri didepan kelas berderet dengan para anggotanya dikiri dan kanannya.

Terlihat beberapa siswa maju kedepan untuk mengambil kertas formulir pendaftaran. Gadis dengan rambut sebahu yang nampak acuh dengan kegiatan itu memilih hanya bergeming ditempatnya sambil melihat beberapa orang lalu lalang untuk mendapatkan formulir.

"Eh Sya, lo nggak minat jadi anggota osis? Gue denger ketua osisnya ganteng loh," ucap temannya yang duduk disebelahnya.

Gadis yang dipanggil Sya itu menoleh kearahnya dengan tatapan tidak berminat. "Lagi pun bakal diganti, mana tau nanti ketosnya jadi cewek,"

Agasya Sabiya, gadis itu kembali dengan sikap acuhnya sambil sesekali melihat wajah siswa dikelasnya. Teman sebangkunya, Karin Amalia nampak kalah menghadapi sifat Gasya. Padahal gadis itu bukanlah tipe cewek cuek dan acuh, namun hari ini ia nampak tak bersemangat sama sekali, dan itu membuat Karin sahabatnya sedikit frustasi.

Sesi perkenalan diri oleh anggota osis berakhir dan suasana kelas yang tadinya nampak sepi terkendali, berubah menjadi riuh bak pasar. Gasya kembali memainkan ponselnya dengan aplikasi game pou disana. Karin yang melihat itu nampak kesal karena merasa diabaikan.

"Gue tadi ngambil formulir osis loh, Sya," ucap Karin menunjukkan kertas putih yang sudah selesai dia isi dengan data dirinya, berharap bisa menaikkan mood Gasya yang sedang jelek.

Gasya mengalihkan pandangannya kearah Karin dan kertas ditangannya. "Lo serius ikut gituan?"

Gadis berambut panjang itu mengangguk yakin. "Yakin dong! Gue mau masa sekolah gue diisi dengan hal yang berfaedah,"

"Dih pas SMP aja lo ikut pramuka cuman 2 kali pertemuan abis itu keluar, gue yakin ini juga," ucap Gasya yang membuat Karin mengerutkan bibirnya.

"Enggak! Gue pokoknya bakal betah di osis SMA Bakti Bangsa! Selain ketos yang ganteng.. anggota cowoknya juga ganteng-ganteng paraahh!" Jawab Karin penuh semangat.

Gasya memandang temannya dengan ekspresi kasian namun takjub. 2 tahun vakum dari lingkungan persekolahan, membuatnya sedikit lupa bagaimana cara berinteraksi satu sama lain dengan teman sekelasnya. Diantara 35 siswa, Gasya hanya mengenal ketua kelas dan juga sahabatnya, Karin.

Setelah ditinggal Karin keruang osis untuk mengantar formulir pendaftarannya, Gasya kembali melanjutkan bermain game pou diponselnya. Benar-benar mengabaikan keadaan kelas yang sangat riuh karena teman sekelasnya nampak mencoba berkenalan satu sama lain kecuali Gasya.

"Sya, temenin gue kekantin, yuk! Mau beli minum, hausss," pinta Karin setelah ia kembali dari ruang osis mengantar kertas formulir pendaftaran. Ya, tak sampai 5 menit, gadis itu sudah kembali kekelas karena ruang osis dan kelasnya berjarak sangat dekat.

Falsity | Mashiho (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang