Mobil Mashiho sampai didepan rumah dengan 2 lantai berwarna abu-abu. Hujan sudah reda 5 menit yang lalu. Dilihatnya didepan rumahnya, Felix sedang sibuk mengutak atik ponselnya dan kelihatan seperti ingin pergi keluar."Kak..?" Gasya menyapa Felix setelah turun dari mobil Mashiho dan menggendong Juno lantaran bocah itu tertidur.
"Lo pulang sama siapa? Kenapa nomor lo nggak aktif? Lo baik-baik aja kan?" Rentetan pertanyaan datang bertubi-tubi dari Felix.
Mashiho yang melihat itu hanya tertawa kecil. Lalu membantu Gasya membenarkan Jaket Mashiho yang dipakai Juno.
"Gue baik-baik aja, nggak ada sinyal jadi gak bisa nelpon lo. Dan gue balik sama... sama.. temen gue," lirihnya diakhir kalimatnya. Ia bingung, apakah Mashiho temannya sekarang?
"Duh makasih ya, mas. Orang tua panik banget soalnya didalam," ucap Felix yang membuat Gasya bingung.
"Lo kenal dia, kak?" Tanya Gasya.
Felix memandang keduanya bergantian. "Kagak,"
"Lah kok tau namanya?"
Mashiho paham maksud Felix, 'mas' yang ia maksud pasti adalah panggilan seperti abang atau kak, namun Gasya salah tanggap karena Mas menurut Gasya adalah awal dari nama Mashiho.
"Kan emang sopan kalo gue manggil mas, masa iya mbak," Kata Felix ikutan bingung.
Gasya menahan malu sambil melirik Mashiho. "Oh, mas yang itu. Gue pikir lo tau namanya," cicitnya pelan.
Kemudian, ia pun menyerahkan Juno pada Felix dan laki-laki itu membawa adik bungsunya masuk kedalam. Saat ini tinggal Gasya dan Mashiho diluar, ia bisa saja mempersilahkan laki-laki itu masuk, namun lagi-lagi ia sungkan dan malu.
"Emm.. makasih buat tumpangannya. Sama jaketnya juga, jaket lo ada dua sama gue. Abis gue cuci nanti gue balikin," ucap Gasya.
Mashiho mengangguk mengerti lalu masuk kemobilnya. "Gue balik dulu,"
Gasya pun mengantar kepergian Mashiho hingga mobil abu itu hilang di persimpangan perumahannya. Jantungnya kembali bereaksi tidak normal. Ia sadar Mashiho sangat tampan dan baik, tapi ia terus menyangkal itu karena kejadian hari ini terlalu tidak masuk akal menurutnya.
Dia nggak tiba-tiba baik karena ada sesuatu kan?
Gadis itu memutuskan masuk kerumah dan menampik pikiran jahatnya soal Mashiho. Mungkin saja laki-laki itu benar-benar baik. Mungkin saja memang Gasya menyebalkan jadi Mashiho kesal karenanya.
.....
Jam pelajaran pertama selesai. Saat ini Gasya dan Karin sedang bersiap untuk pergi kekantin. Seperti biasa, Karin sangat antusias dikantin sekolahnya karena disana menjual makanan dengan variant yang sangat banyak.
"Gue udah resmi gabung osis loh, Sya!" Ucap Karin senang.
Gasya hanya menanggapi temannya itu dengan tepuk tangan ringan dan senyuman. Ia ikut senang untuk sahabatnya. Namun kali ini Gasya berharap ia bisa langgeng menjalani organisasi sekolah.
"Lo tau, sya? Kakak kelas kita yang gabung osis ganteng-ganteng astagaaa!!!" Pekiknya pelan.
Mereka sedang menuju kantin saat ini, suasana lorong sekolah lumayan ramai. Terlebih arah kekantin, didepan pintu kantinnya juga sangat ramai bahkan sampai penuh sesak.
"Apa kita belinya entaran aja ya, Rin? Penuh noh," tunjuk Gasya pada segerombolan siswa siswi yang berhamburan memenuhi kantin sekolah.
"Yaudah, gimana kalo sekarang temani gue ke ruang osis? Gue mau nyerahin daftar diri anggota baru," pinta Karin yang langsung diiyakan Gasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Falsity | Mashiho (On Going)
أدب الهواة(Judul awal: Sepotong roti selai strawberry) Gasya jatuh cinta pada kakak kelasnya yang tampan serta jago olahraga, ditambah kejadian diperpustakaan yang membuat perasaan Gasya semakin besar. Keduanya bertemu pertama kali di uks sekolah, karena in...