17.

1.1K 222 25
                                    


Gue membasuh muka gue, menatap pantulan wajah gue sendiri dicermin toilet. Nangis sebentar nggak bikin keliatan beler banget kan? Setelah gue merapikan penampilan gue, akhirnya gue balik lagi ketempat tadi gue sama Karin nonton basket. Sudah ada 1 poin dari grup Mashiho, dan itu sedikit bikin perasaan gue senang.

"Ah! Anjir gue pikir karena mereka tinggi jadi gampang masukin bola ke ringnya, gak taunya.." ucap Karin kesal.

"Tinggi doang nggak punya skill sama aja bohong, Rin," kata gue sambil tertawa.

Pertandingan berlanjut dan lagi-lagi grup Mashiho mendapat poin. Selama permainan, gue bisa lihat Mashiho yang main dengan sangat enerjik, dia bahkan sesekali menyapa penonton yang duduk dibarisan fansnya. Apa gue nggak kelihatan ya makanya dia nggak ngeliat kearah gue?

"Mashiho ngeliat lo tuh," senggol Karin.

Gue membelalak kaget. Bener, Mashiho lagi natap gue sambil senyum manis, baru aja gue mikir itu anak nggak ngeliat gue kali ya, eh dianya langsung ngeliat kearah gue. Tadi gue dibikin overthinking, sekarang gue dibikin salting, maunya dia apa sih?

"Ah.. e..enggak, itu ngeliat fansnya dia doang," kata gue berkilah.

Atau mungkin ini cuma kekhawatiran gue aja ya karena Mashiho kan emang dikelilingi cewek, dia kan termaksud cowok yang fans ceweknya bejibun. Dia kaya, ganteng, jago olahraga pula. Nggak ada kurangnya kan?

Gue kembali menikmati pertandingan. sampai waktu berakhir tim Seunghoon hanya memperoleh 1 poin. Semua diambil tim Mashiho, laki-laki itu bener-bener nggak ngebiarin lawan menang, mungkin aja 1 poin itu dikasih cuma-cuma karena kasihan.

"Males ah gue nonton lagi, udah kalah terus endingnya liat Seunghoon mesra-mesraan sama pacarnya," omel Karin saat kita kembali kekelas.

Memang pertandingannya nggak lama, cuma sampai bel bunyi tanda istirahat selesai aja. Tapi lumayan seru sebagai tontonan. Apalagi yang main Mashiho sama kawan-kawannya.

"Mending lo move on deh, Rin," kata gue memberi saran.

Karin mengerucutkan bibirnya lucu. "Kata gue sih juga gitu, tapi gimana dong, kak Seunghoon itu tipe ideal gue banget,"

"Tadi aja manggil Seunghoon doang, sekarang pakai Kak,"

"Hehe, formalitas aja sih, tapi enakan dipanggil kakak dianya,"

Gue dan Karin kembali kekelas. sesampainya dikelas, belum ada guru yang masuk padahal ini sudah bel. Pelajaran selanjutnya itu seni budaya, kemana pak Marcus ya? Tumbenan doi nggak on time gini. Biasanya belum bel juga dia udah keliatan dilorong kelas gue.

Gue mengambil kembali paperbag pemberian Mashiho, lagi-lagi keingat sama paperbag yang sama yang dibawa cewek disebelah Mashiho tadi. Gue menatap benda itu bersamaan dengan susu pisang yang nggak gue minum tadi. Untung aja pas ditinggal nggak ada semut, jadi cheesecake nya aman.

Tapi, bukannya cheesecake itu dinikmati pas dingin ya? Ini nggak apa-apa kan kuenya diletakkin di suhu ruangan normal? Takut aja dia basi terus bau keju basinya keciuman kemana-mana.

Kling!

Ponsel gue bunyi tanda sebuah chat masuk. Gue lihat nama Cio dengan emot love disana. Seketika perasaan gue menjadi semakin baik. Tumbenan dia ngirim gue chat dijam pelajaran gini.

Cio❤: lagi ngapain tuan putri?

Gue nggak bisa nyembunyiin ekspresi senang gue setelah buka chat dari Mashiho. Tuan putri katanya? Bisa aja ini manusia bikin meleyot.

To Cio❤: lagi nunggu pak Marcus masuk kelas, kamu lagi apa?

"Ngapain lo cengar-cengir kek orang gila gitu?" Tanya Karin.

Falsity | Mashiho (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang