04

44.2K 5.4K 33
                                    

"aku pergi dulu." ucap Amoora segera pergi meninggalkan Erkan sendiri.

Amoora tidak khawatir kepada Erkan, mau Erkan sekarat di situ sendiri atau apalah, dia tidak akan khawatir dan membantu nya lagi.

Lagipula, Erkan sudah mendapatkan pertolongan Amoora dengan memberikan nya sebotol air danau pelangi.

Amoora berlari sekencang kencangnya menjauhi Erkan yang masih terdiam.

Kian lama, badan Amoora kian mengecil karna berlari terlalu jauh.

"gadis aneh." gumam Erkan dengan nada dingin.

Mata tajam biru laut mudanya masih setia menatap jalan dimana Amoora pergi.

Pandangannya tertuju pada penjepit bunga mawar yang terjatuh di tanah sana.

Dengan segera Erkan mengambilnya, mengusapnya pelan karna penjepit berbaur dengan tanah.

"ini miliknya." ujarnya dengan suara dingin.

Erkan yakin jika penjepit bunga mawar ini milik gadis yang telah menolongnya.

Erkan juga melirik sapu tangan rajut berwarna ungu muda, di sapu tangan tersebut terdapat ukiran benang berbentuk bunga mawar dan juga sisa darah milik Erkan tadi.

Mengambilnya dari tanah dan memasukan nya ke dalam sakunya.

"aku harus kembali ke istana." ujarnya.

Ia menggunakan teleportasi guna menuju kerajaan es. untung saja Amoora datang membantu dirinya, jika tidak, Erkan akan terbunuh oleh Lazries, raja vampir.

Klan Lazries adalah musuh bebuyutan bangsa es dari masa ke masa, klan vampir yang selalu menganggu seluruh bangsa es yang ada.

Tadi, Erkan melihat Lazries tengah mengintai kerajaan es dari ujung istana kerajaan.

Erkan juga bingung kenapa Lazries bisa masuk ke kawasan nya, padahal kawasan nya itu di jaga ketat oleh penyihir bangsa es.

Ia pun segera menyerang Lazries dari belakang, Lazries yang mengetahui jika Erkan menyerang pun membalas serangannya.

Pertarungan terjadi, kekuatan Lazries lebih besar dibandingkan Erkan karna ia tengah sakit, maka dari itu, Erkan kalah melawan Lazries itu.

Andai saja ia tidak tengah sakit, dengan mudahnya ia akan membunuh Lazries sialan itu.

***

Host host.

Suara derup nafas Amoora yang tersenggal enggal.

"sialan, bisa bisanya gue ketemu sama tokoh utama!." gumamnya takut.

Ia menengok kebelakang sana, takut takut raja Erkan mengejar Amoora.

"kalo kek gini sama aja gue menjemput kematian dong." ujarnya sembari mengipas ngipasi wajah nya yang begitu panas.

Ia sangat lelah karna telah berlari lari.

"ah aku lupa!!." pekiknya kaget.

Ia menyadari sesuatu yang sangat penting baginya.

"bukankah aku ada latihan pedang sore ini." ucapnya.

Amoora baru ingat, ia harus berlatih pedang untuk terakhir kalinya.

Itu karna Amoora sangat cekat dalam berpedang, maka dari itu kesatria Callen menyudahi latihan berpedang untuk hari ini.

"lebih baik aku pulang ke kerajaan ku terlebih dahulu." pikirnya.

Transmigrasi Queen Amoora [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang