_______________________________________
Happy Reading
_______________________________________
"apakah semua barang barangku sudah kau masukan ke dalam kereta kuda Moza??." tanya putri Amoora kepada Moza yang tengah memasuki barang barang ke dalam kereta kuda.
Sekarang adalah waktunya Amoora untuk kembali ke kerajaan peri, ia menyuruh para pengawal menyiapkan kereta kuda untuk ditumpangi.
Moza menengok, menganggukan kepalanya sopan ke arah putri Amoora.
"sudah putri Amoora." jawabnya sopan.
"ya, terima kasih Moza." ujar Amoora sembari tersenyum manis.
Moza membalas senyuman putri Amoora tak kalah manisnya.
"Amoora sayang, apakah kau sudah siap??." tanya Ratu Pristzon yang muncul dari belakang sana.
"sudah ibunda, aku tidak sabar lagi untuk kembali ke kerajaan peri!, menginap di sini sedikit tidak nyaman karna bukan di atas kasur kesayanganku yang empuk itu." semangatnya membara.
Bohong, Amoora itu sedikit berbohong, kata siapa ia tidak nyaman menginap di istana es, buktinya ia tertidur pulas sembari mendengkur saat malam hari.
Itu namanya apa jika tidak nyaman, Amoora??
"ya, ibunda tahu, memang kita akan merasa tidak nyaman jika menginap di rumah seseorang, karna tempat ternyaman kita adalah rumah sendiri."
"mau apapun kondisi rumah kita seperti apa, kita akan tetap nyaman berada di rumah sendiri." ujar Ratu Pristzon lembut.
Tangan mulus Ratu Pristzon mengelus pucuk kepala Amoora dengan sangat lembut.
Kata kata ibunda sungguh menghanyutkan~
"kalau begitu, ayo kita kembali ke istana, agar kau dapat tidur dengan nyaman di atas kasur kesayangan mu itu." ucap ratu Pritszon mencolek hidung Amoora gemas.
Amoora terkekeh, menganggukan kepalanya pertanda setuju dengan ajakan Ratu Pritszon.
Mereka masuk ke dalam kereta kuda, memerintahkan sang kusir agar menjalankan kereta kuda tersebut.
Sang kusir memacu kuda dengan kecepatan rata rata, meninggalkan kawasan istana es yang begitu megah.
"bagaimana perayaan ulang tahun pangeran Marwis??, apakah menyenangkan??." tanya ratu Pritszon saat berada di dalam kereta kuda.
Amoora mengangguk singkat.
"sangat menyenangkan." ujarnya seadanya.
"dan bagaimana dengan raja es??, bukankah raja es sangat tampan??." goda ratu Pristzon kepada anaknya.
Dia memang tampan, tapi tampan tampan menyebalkan!
"ya, dia tampan." ujarnya cuek.
Ayolah, Amoora sangat malas jika membahas tentang pria tampan menyebalkan itu.
"apa kau menyukainya Amoora sayang?."
Uhukk uhukk
Pertanyaan yang terlontar dari mulut ratu Pristzon seketika membuat Amoora tersedak ludah sendiri.
Menyukainya??, cih tidak sudi, Amoora tidak akan menyukai pria menyebalkan berstatus malaikat pencabut nyawanya itu.
Bukannya mendapatkan perasaanya balik, ia malah akan mendekatkan diri sendiri ke dalam lubang kematian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Queen Amoora [ END ]
FantasiaNamaku Sarry Alexsa, anak dari seorang ibu yang gila uang, ibu yang tega menjual anaknya kepada ayah tirinya sendiri. Hanya karna, uang. Suatu hari, aku kabur dari rumah setelah aku mengetahui jika diriku di jual oleh ibuku. Sebuah insiden yang meny...