Jung 02

4.9K 289 5
                                    

Sekantung buah sudah ada ditangan Mark tujuannya hanya 1, menuju tempat pujaan hatinya yaitu Haechan. Saat pelajaran terakhir berakhir Mark mendapat kabar bahwa Haechan sakit. Tanpa berpikir panjang Mark bergegas pergi kerumah Haechan dan tak lupa berhenti disalah satu ketoko buah untuk membeli buah kesukaan Haechan.

Sesampai dirumah Haechan, Mark memencet bel dan tak lama seseorang keluar membukakan pintu.

"Ahh Mark sudah datang? Mari masuk, mau Authy bikinin minum?" ucap Ten yang tak lain adalah ibu dari Seo Haechan. Jujur saja ibu Haechan sangat baik kepada Mark. Dengan paras yang amat cantik, sangat pas dengan sifatnya.

"Tidak usah repot-repot Aunty. Mark langsung saja kemar Haechanie, sepertinya Haechan sudah menungguku" sahut Mark. Ten yang mendengar penuturan calon menantunya itu tersenyum sembari mengelus helaian rambut yang berada di kepala Mark.

"Ini ada beberapa buah yang Mark beli tadi saat ingin kerumah, Aunty."
Sambung mark sembari memberi sekantung buah kepada Ten.

"Terimakasih, lain kali tidak usah repot-repot. Ya sudah silahkan masuk kemar Haechan. Tolong jaga Haechan ya, Authy mau kekamar dulu" tutur Ten. Mendengar perkataan tersebut Mark mengangguk dan berjalan kearah Kamar Haechan.

'Tok tok'

"Markeu masuk" ucap mark kemudian masuk kedalam kamar Haechan dan menghampiri Haechan yang sedang menatapnya. Jujur saja hatinya sakit melihat pujaan hatinya sakit. Ia tak ingin melihat Haechan sakit. Mark tersenyum kearah Haechan dan mengelus helaian rambut Haechan. Haechan yang mendapat perlakuan seperti itu tersipu malu.

"Mengapa haechanie bisa sakit? Sudah minum obat?" Tanya mark. Haechan tersenyum kearah Mark dan mengelus pipi Mark dengan lembut.

"Kemarin saat pulang sekolah Haechanie kehujanan dan berakhir badan aku panas. Aku sudah minum obat kok" ucap Haechan kepada Mark. Jujur saja Mark lebih suka sikap Haechan yang manja seperti ini daripada saat mereka pertama kali bertemu. Dengan tiba-tiba Mark mengecup pipi kiri Haechan yang kini membuat sang empu tersipu malu dan tak lupa pipinya yang memerah.

Haechan menutup mukanya dengan kedua telapak tangan yang memerah sungguh dia suka sekali dengan sikap Mark yang seperti ini. "mau Markeu peluk?" Tanya Mark ke Haechan dan dapat anggukkan dari Haechan.

Sedetik setelahnya, Mark naik keatas kasur menidurkan dirinya di samping Haechan sambil memeluknya. Haechan mengintip dari sela-sela jari dapat ia lihat wajah Mark yang tengah tersenyum kehadapannya. Mark yang melihat tingkah lucu si manis langsung mengambil tangan Haechan dan mengucup bibir si manis dan kembali memeluknya dengan erat. Haechan sungguh senang dengan sikap mark yang seperti ini. Tanpa mereka sadari jam sudah menunjukkan pukul 9 malam.

____________

Tringgg~ Tringgg~

Alarm berbunyi dan tak lupa cahaya Matahari menerobos masuk lewat sela sela jendela. Mark tersenyun kearah Haechan dan tak lupa kecupan-kecupan kecil yang ia berikan kepada muka si manis.

"Nghh~ geli" ucap Haechan saat merasakan benda kenyal menyapu bersih di mukanya.

"Morning babe~" ucap Mark sambil mengelus pipi sang si manis.

"Too kak mark!" ucap Haechan dengan penuh semangat dan tak lupa tersenyum menampilkan deretan gigi yang putih dan rapih. "Manis" sambung Mark. Menatap satu sama lain.

Tanpa mereka sadari keduanya mulai memajukan kepalanya. dekat, sangat dekat. Namun...

Ketukan pintu menyadarkan dua insan yang sedang menatap satu sama lain. Dengan malu-malu Haechan mendudukan dirinya diatas kasur dan merapikan beberapa helai rambut yang berantakan. Mark yang melihat tingkah lucu si manis hanya tersenyum dan ikut duduk di samping Haechan kemudian mengecup dahi Si manis dan beranjak membukakan pintu kamar.

Story With: Jung Family [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang