Chapter 8 : Arcade

83 19 15
                                    

Karena aku baik hati dan tidak sombong, jadi aku lanjyuuuttttt~~~ 

BTW ayo komen, vote dulu deh sebelum baca ^^

***

Lagi dan selalu berulang, Son Ye Jin memasuki rumahnya dengan kesendirian. Rumahnya terasa dingin dan hampa. Dia seperti tinggal seorang diri dengan rutinitasnya seperti masuk dalam keadaan gelap, kemudian menyalakan lampu, membuat secangkir teh untuk dirinya sendiri, menikmatinya seorang diri, melepas bajunya, mandi, dan bersiap tidur.

Tapi tahapannya belum sampai sana. Dia baru melepas mantelnya dan langsung menghampaskan dirinya dengan kasar ke sofa ruang tamu. Segalanya terasa begitu berat dan melelahkan karena kejadian Dantae melecehkannya lagi, dan juga Hyun Bin yang selalu cuek padanya. Wanita itu mengambil remote TV untuk tahu berita terkini. Baru saja TV nya menyala, wajah pria yang sangat ia cintai langsung tampil di sana. Ada Hyun Bin, Seo Jihye dan juga, pria yang sangat ia benci, Dantae.

Son Ye Jin baru saja mengetahui bahwa Hyun Bin dan Seo Jihye sudah menandatangani kontrak sebagai brand ambassador Hera Place. Tenggorokannya seolah tercekat. Lagi-lagi dia sakit hati. Di sini, Son Ye Jin terluka karena pria yang sudah menginjak-injak harga dirinya. Tapi di tempat yang lain, kekasihnya malah menjalin kerjasama bisnis dengan pria itu. Entah terpaksa ataupun sengaja, entah tuntutan karir ataupun memang keinginan sendiri, yang jelas dengan berita ini, Hyun Bin sama saja dengan memutuskan untuk pecah kongsi dengannya. Hyun Bin tak di pihaknya, Hyun Bin berada di pihak pria yang menjadi musuh Son Ye Jin.

Son Ye Jin tertawa, kemudian ia menangis dengan deras. Hidupnya benar-benar lelucon.

Kenapa bisa hidupnya sangat menyedihkan di balik pria yang sangat bahagia?

Kenapa derita ini hanya ditujukan padanya?

Setelah menangisi dan menertawai hidupnya secara bersamaan, ia menghapus air matanya dan memandang kosong ke lantai. Ia menghela napas berkali-kali karena terlalu lelah dengan hidupnya yang memalukan dan juga berat untuk dijalani.

'Aku merindukan saat semuanya terasa ringan, padahal untuk makan pun sebenarnya kita susah.' Son Ye Jin mengingat masa-masa dahulu, saat ia dan Hyun Bin masih menjalin hubungan yang biasa saja, tetapi dipenuhi rasa cinta dari keduanya.

Saat mimpi-mimpi terasa sulit dicapai, tetapi kehangatan selalu memeluk keduanya.

Saat bertahan hidup sebenarnya rumit, tapi kesedihan tak pernah menyerang mereka berdua.

Hari-hari yang indah. Sangat indah.

Lalu pudar, karena perlahan menemukan bintang lainnya saat sang wanita mengantarnya ke langit. Bintang lainnya adalah mimpi yang semakin tinggi, ambisi yang semakin besar, pencapaian yang semakin luas, lalu bisa jadi pendamping hidup yang semakin berkualitas.

"Ada beberapa cara seseorang untuk mencintai, di antaranya yang pernah aku lakukan adalah berjuang. Aku tetap berjuang untuk berada di sisimu, untuk selalu mencintaimu, untuk selalu ada dan untuk selalu yang menjadi yang terbaik untukmu hingga pada akhirnya aku sampai ke tahap mencintai dalam diam. Aku harus menerima segala keputusanmu demi yang terbaik untukmu. Aku rela memendam segala perasaan yang ada di hatiku demi hubungan kita berdua. Aku tetap di sini, dengan segala diamku. Aku tak mau dan tak pernah mempermasalahkan perlakuanmu yang bisa jadi menyakitiku... demi apa? Demi kita." Son Ye Jin masih menatap kosong ke lantai.

Ting Tong

Bel rumah berbunyi menandakan ada seseorang yang baru saja masuk. Son Ye Jin langsung berpaling ke sumber suara dan mendapatkan seorang pria tinggi dengan rambut yang berantakan, pria yang sebenarnya sangat ia rindukan karena tak melihatnya serta tak mendengar kabarnya selama 4 hari terakhir. Tapi disaat yang bersamaan, pria itu juga yang telah mencabik-cabik hatinya.

Dark PeonyWhere stories live. Discover now