01

3.3K 216 19
                                    

Renjun menghela napas bosan. Pelajaran matematika adalah musuh terbesarnya. Otaknya sedari tadi sudah mendidih pusing

Matanya melirik ke semua penjuru kelas. Rata-rata dari mereka sedang asik mencatat materi yang sedang guru ajarkan di depan

Lalu dia melirik catatannya sendiri, sialan materi yang ia catat sudah keburu di hapus oleh gurunya

Ck, salahnya sendiri sih, terus-terusan menghela napas. Tapi salahkan juga otaknya yang sudah tidak mendukung di tambah lagi tangannya lambat sekali untuk menulis

Renjun melirik sahabatnya, si pemuda berkulit putih di sebelah kanannya terlihat rajin sekali. Baguslah, kalau begitu biar dia menyalin catatan Chenle saja nanti

Untungnya 5 menit kemudian bel istirahat berdering nyaring terdengar. Senyum Renjun mau tak mau terlukis dengan lebar.

" Yess, akhirnyaaa " Dia meregangkan tangannya, membuat Chenle menggelengkan kepalanya

" Elah, nanti kalo ada ulangan dadakan jangan harap gue mau bantuin elo ya "

Renjun tersenyum remeh, " Gak usah. Biar gue bikin contekan aja. " Lalu terkekeh geli

" Cih, kalo bener tu jawaban. Biasanya lo suka ngawur, rumus sama pengerjaannya salah semua " Chenle memasukkan bukunya kedalam kolong meja

" Halah, yang penting gue ngerjain "

Chenle sudah terlalu biasa dengan tabiat temannya ini, sekarang saja sok jago nanti tetap saja mengandalkan tatapan melasnya

" Hayuk, ngantin " Jisung datang merangkul Renjun. Anak ini duduknya terpisah 5 meja dari meja Renjun dan Chenle

Mereka berdua mengangguk kompak. Hari ini di otak Renjun terbayang makanan pedas berkuah untuk mengisi perutnya yang kelaparan

" Gue bakso, sama es kelapa muda. Pesenin ye " Renjun menepuk pundak Jisung dan berlalu mencari tempat duduk

" Gue sih biasa, ketoprak. Pesenin oke " Chenle pun ikut-ikutan menepuk pundak tinggi Jisung dan berlalu menghampiri Renjun

Jisung mendengus sebal, " Dasar dua kurcaci "

" Malam ini di lapangan deket komplek gue bakalan ada pasar malem, lo mau kesana gak ? " Tanya Chenle begitu duduk di depan Renjun

" Wih udah lama kagak ada pasar malem, boleh deh. Entar gue langsung kerumah lo aja. Sekalian numpang mandi " Kata Renjun semangat

Chenle mengangguk, dia sudah terbiasa dengan Renjun yang sering menginap di tempatnya. Bahkan Renjun sering sekali memakai baju miliknya. Mamanya juga sudah menganggap Renjun sebagai anak ketiganya

Renjun, Chenle, Jisung 3 sekawan yang selalu kemana-mana bersama. Di mulai dari perkenalan saat MOS, berlanjut teman sekelas dan sekarang menjadi sahabat yang sulit di pisahkan

Di mana ada Renjun sudah pasti ada Chenle dan Jisung, begitu pula sebaliknya. Semua murid di sekolah mereka sudah tidak aneh dengan 3 sekawan ini

Bisa di bilang, si pohon palem dengan kedua bunga rose di sisi kanan dan kirinya. Itu julukan mereka bertiga saat masih kelas satu. Hebatnya itu di sematkan oleh para anggota OSIS yang katanya mereka bertiga terlalu menonjol di banding dengan anak lain

" Silahkan para tuan muda pesanan anda " Jisung datang dengan makanan yang di pesan. Anak itu sendiri memesan batagor kering

" Gue ngajakin Renjun ke pasar malem deket rumah. Lo mau ikut kagak ? " Tanya Chenle di pertengahan makannya

Jisung hanya mengacungkan jempol kanannya, Chenle mengangguk. Mereka bertiga menghabiskan waktu istirahat dengan ngobrol santai di kantin sampai bel masuk berdering

Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang