14

1.2K 130 5
                                    

Renjun menggaruk pipinya bingung, menatap satu persatu lelaki dominant yang memandang tajam Haechan. Lelaki yang memangkunya acuh tak acuh, dia masih menyuapi keripik kentang pada Renjun.

"Ngg.. kalian kenapa ?" Tanya Renjun pelan.

Tatapan mata Jaemin membuatnya bergidig takut. Serius, di banding Jeno yang diam saja atau Mark yang menatap datar, Jaemin lah yang paling seram.

"Kakak punya salah sama mereka ?" Renjun bertanya sambil menoleh ke arah Haechan.

"Enggak, mereka aja yang aneh." Katanya sambil mengunyah keripik.

"Mas Jaemin.." panggil Renjun pelan.

Mata Jaemin melirik Renjun, mendengus sebentar sebelum menepuk pahanya. "Sini."

Badan Renjun langsung tegak, dia menoleh pada Jeno dan Mark. Tapi mereka diam saja, dengan ragu Renjun berdiri. Melirik sebentar Haechan lalu berjalan dan duduk di pahanya Jaemin.

"Udah dong tatap-tatapannya. Serem banget." Ujar Renjun. Jeno yang berada di dekat Jaemin menoleh dan tersenyum manis, dia mengusap pelan rambut Renjun.

"Kenapa, sih ? Kak Haechan jail, ya."

Mark mendelik sinis pada adiknya sebelum melemparkan bungkus ciki yang kosong pada muka acuh itu. Sebal.

"Di apain kamu sama dia ?" Tanya Mark.

Renjun menggeleng, "Gak di apa-apin, mas. Kak Haechan ngajakin maen ps tapi katanya ps nya ketinggalan di rumah Jisung, jadi maen Pubg aja di hape."

"Mereka sirik, yang. Gara-gara aku berduaan sama kamu." Jawab Haechan, mukanya mengejek pada ketiga dominant yang lain.

"Ooh, kalian mau maen game bareng aku ? Boleh, tapi jangan bego kayak kak Haechan. Masa di suruh ke kiri malah ke kanan."

Renjun berdiri dengan semangat dan mengambil ponsel putih milik Haechan yang tadi. Bibir Haechan mencebik di ledek Renjun.

"Jahat banget, sih yang."

"Biarin, kakak nyebelin."

Renjun kembali ditarik oleh Jaemin untuk duduk dipangkuannya.

"Udah makan ?" Suara Jaemin terdengar berat di telinga kanannya.

Renjun menggeleng, "makan ciki, kalau makan nasi belum."

"Dari pagi ?"

Renjun menengadah sambil cengengesan, "iya, hehe."

"Loh, kan kemarin belanja banyak bahan makanan sama abang." Jeno menyahut.

"Iya, tapi aku gadang ngerjain pr. Tau-tau bangunnya kesiangan." Renjun cengengesan. 4 lelakinya menggeleng pelan.

"Ya udah, mas bakalan masak dulu."

Jeno mengambil alih tubuh Renjun, sedangkan Jaemin langsung pergi kedapur untuk memasak.

"Mas Mark, ayo main. Bang Jeno mau ikutan ?"

Jeno menggeleng, "kamu aja sama Bang Mark."

Mereka berdua larut dalam permainan, sedangkan Haechan sudah tertidur di sofa paling ujung. Jeno hanya diam mengamati, kedua tangannya merengkuh tubuh kecil Renjun yang ada di pangkuannya.

"Looting aja dulu, Jun. Kita kumpulin resource."

"Kita mau kemana, mas ?"

"Ke Hangar aja habis itu ke Peak. Disana lebih banyak musuh."

"Jangan maen mobil-mobilan, tar di bom kayak kak Haechan."

"Oke, manis."

Suara tembakan terdengar nyaring di dalam apartemen. Renjun sengaja menaikkan volume agar lebih terasa suasana perang. Wajah dan bibirnya mengerut ketika karakternya di tembak yang lain.

Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang