12

1.4K 140 4
                                    

⚠️🔞⚠️


——————————


Setelah adu mulut yang tidak berarti, Mark dan Haechan sepakat untuk bersama-sama mengantar Renjun

Anaknya tadi merengek ingin pulang saja di banding bermalam di apartemen kakak beradik itu

Bisa bahaya kan. Yang ada Renjun pasti habis di garap

Di dalam mobil tidak terjadi percakapan apapun. Haechan maupun Mark tidak ada yang membuka suara. Begitupun Renjun yang di duduk di belakang di kursi penumpang. Renjun merasa aneh dengan suasana hening ini. Beberapa kali ia melirik Mark dan Haechan bergantian, kenapa dengan dua dominant ini ?

Mobil berhenti di depan gedung apartemen yang Renjun tinggali.

" mm makasih ya. Kalian berdua udah anterin Renjun " kata Renjun sebelum membuka suara

Mark hanya mengangguk sedangkan Haechan diam saja, mata mereka melirik Renjun dari kaca atas mobil. Renjun menggaruk tengkuknya bingung. Merasa kalau dua orang ini sepertinya marah padanya

" Renjun ada salah ? Kalian marah " tanyanya lagi

Karena ih Renjun entah kenapa merasa gak enak saja

Mark menghela napas, dia yang pertama kali menoleh ke belakang.

" gak manis, kita gak marah.." Mark tersenyum, "..cuma mood kita turun saja "

Renjun mengangguk beberapa kali, dia menatap Haechan. Orangnya sadar dan menoleh tapi hanya tersenyum dan menggeleng.

Renjun tak ambil pusing lagi, dia berpamitan dan keluar dari dalam mobil

Sepeninggal Renjun, mobil masih diam tak bergerak. Mereka masih memperhatikan Renjun yang berjalan memasuki gedung

Haechan mendesah kesal, " sialan, padah udah bener ujan gede tapi malah mau pulang " katanya, di luar sebenarnya hujannya sudah sedikit reda. Masih rintik-rintik dan tidak terlalu besar

" elu sih, ngapain gedor kamar gue. Jadinya kan lepas " Mark menelungkupkan kepalanya di setir mobil

" heh, kalo gue gak gedor yang ada elu yang keenakan. Gak ya. Pokoknya gue mau yang pertama" sewot Haechan

Mark mendecih dia menatap malas adiknya, " Renjunnya aja gak masalah gue yang pertama "

Haechan mendengus, dia tidak mau lagi melanjutkan percakapan ini. Awas saja, di lain waktu dia yang akan pertama membobol si manis itu

Lalu mobil melaju meninggalkan gedung apartemen Renjun

***

Besoknya Renjun di kejutkan dengan dua orang temannya yang tiba-tiba datang. Mereka sudah tau pasword apartemen Renjun

Dengan heboh, Chenle terus menerus memborondongnya dengan segala macam pertanyaan, Renjun jadi pusing sendiri. Dia bahkan baru bangun tidur dan nyawanya belum terkumpul, Jisung si tiang itu sedang menggarap dapurnya mencari makanan

" cepetan cerita, udah sampe mana lo sama kak Haechan ? " tanya Chenle lagi

Dia sudah bertanya ini sudah 6 kali

" gak sampe mana-mana, gue kemarin pingsan gitu aja gak inget " jawab Renjun

" ck, terus kalo gak sampe mana-mana bahu lo bisa merah-merah gitu ? "

Renjun langsung melotot, dia tidak sadar kalau kaosnya melorot dan menampilkan bahunya yang memerah karena ulah Haechan dan Mark, merah ruam yang samar

Renjun langsung menghela napas, dia membenarkan bajunya

Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang