09

1.5K 160 2
                                    

Dari sini ke sana ada adegan 🔞 ini ya!! Tolong bijak dalam membaca.

————————

Malam minggu kemarin adalah malam yang sialnya Renjun tak bisa melupakannya begitu saja. Brengsek, otaknya selalu saja mengingat kejadian di dapur bersama Jaemin

Tubuhnya selalu merespon setiap ingatan tentang sentuhan Jaemin. Kadang-kdang Renjun merasa kalau dia ini mesum sekali. Kapalanya ia jedug-jedug kan ke meja

Chenle yang melihat temannya bertingkah aneh mengernyit heran. Anehnya bukan sedari pagi saja. Tapi dari kemarin. Chenle ingat ketika ia membangunkan Renjun jam 9 pagi kemarin, tiba-tiba Renjun merengek meminta pulang

Dia bilang dia tidak perlu mandi dulu. Yang ia perlukan hanya pulang. Chenle bertanya kenapa tapi Renjun hanya menggeleng dengan mata yang berkaca-kaca. Karena kasihan Chenle akhirnya menemani Renjun pulang. Dia juga sempat heran melihat Renjun yang enggan menatap Mark, Jeno, Haechan apalagi Jaemin. Anaknya mengkeret ketakutan di sebelahnya. Jisung dan ia sempat berpandangan sebentar sebelum sama-sama menggeleng

" kenapa siiih ? Cerita dong " ucap Chenle, kelasnya mereka tengah kosong. Chenle sendiri tengah bermain game

" hiks Le. Gue kayaknya bakalan habis " kata Renjun dramatis

Chenle mengernyit, dia mengclose gamenya dan menatap Renjun

" apa nih maksudnya, lo punya masalah sama siapa ? "

Renjun terisak tanpa air mata, " Le, gue bener-bener takut Le "

" ck iyaaa tapi takutnya kenapa ? Lo aneh tau ga dari kemarin. Bilang. Biar gue cariin solusinya "

Renjun menatap Chenle dengan serius, dia menghela napas berkali-kali, ragu dengan ceritanya

" sebenarnya, gue sama empat cowo yang semalam pernah bertemu selain di rumah Jisung "

Chenle mengernyit, " iya kan lo ketemu kak Haechan di sekolah "

" iya, tapi waktu hari kamis yang lo di geret sama si Felix buat latihan vocal gue juga di tinggal sama si Jisung karena dia juga di seret sama si Hyunjin. Gue pulang sendiri kerumah lo, di warung kelontong yang deket halte gue gak sengaja nendang kaleng ke kepalanya kak Haechan. Disitu awalnya gue ketemu " Jelas Renjun, lalu menghela napas berat

" terus ? "

" nih yang jadi masalahnya pertama kali gue ketemu kak Haechan dia natep gue tajem banget kayak waktu di kantin, gue pikir karena marah tapi ternyata kagak. Gue gak mikir apapun sebenarnya. Nah pas gue pulang duluan dari pasar malem, gue ketemu sama abangnya si Jisung. Dia ngasih gue kalung ini.. " Renjun meletakkan kalung yang pernah Jaemin berikan

" ih keren. Bagus juga seleranya. Tapi kenapa tiba-tiba ngasih ? " tanya Chenle bingung

" itu dia gue gak tau, dia ngejar gue sampe keluar paser malem cuma buat ngasih ini doang. Dan lo tau ? Dia natep gue sama persis kayak kak Haechan "

Chenle diam mendengar kata-kata Renjun, dia berpikir

" besok harinya yang gue di jailin sama si Jisung, sorenya gue kan balik duluan ninggalin kalian. Gue satu bus sama bang Jeno. Dia ngajak gue kenalan. Gue anak baik, jadi gue ngulurin tangan. Tapi lo tau ? Sekali lagi gue di tatap sama persis kayak kak Haechan sama bang Jaemin "

" yang bener lo ? " tanya Chenle

" sumpah Le gue gak bohong. Nah yang terkahir sama bang Mark. Gue ketemu di depan lift apart lantai lima. Dia gak sengaja gue tabrak. Kenalan, gue iyain. Tapi lagi-lagi sama kayak yang tiga sebelumnya. Persis "

Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang