05

1.5K 172 14
                                    

Renjun meletakkan nampan makan siangnya di sebelah Chenle. Dia masih sedikit sewot dengan Jisung.

" udah napa sih. Judes banget sama gue dari tadi " ucap Jisung, dia mengaduk baksonya.

" gue masih gedek sama lo ya. Ihhh pengen tak uyel-uyel tu kepala " kata Renjun sambil melotot. Chenle di sebelahnya tertawa.

" ya elah kan gue udah kasih kompensasi kemaren, gue bela-belain ngerengek sama emak gue buat ngasih kue kesukaan lo "

Renjun mendengus, lihat tidak ada kata maaf dan anak itu dengan santai malah makan.

" gak mau. Gue masih sebel "

Jisung akhirnya mengangkat kedua bahunya tidak peduli, dia melanjutkan makannya.

" udah udah, kayak anak kecil aja lo pada " kata Chenle menengahi

" eh Jun, punggung lo kagak bolong ? " tanya Chenle aneh

Renjun mengernyit bingung dan Jisung menatap penasaran.

" di belakang " bisik Chenle

Renjun menoleh ke arah belakang, terhalang 4 meja, Lee Haechan sedang menatapnya tajam, tangan kanannya memegang kaleng soda.

Renjun buru-buru menghadap depan. Dia menatap Chenle dan Jisung dengan tatapan ngeri.

" anjir, dia ngapain liatin gue ? " tanya Renjun panik

Jisung berdecak, " dia naksir lo kali "

" heh kalo naksir natepnya kenapa nyeremin gitu. Dia dendam sama gue karena kemarin ya ? " tanya Renjun, pikirannya sedikit panik karena mengira Haechan marah padanya

" kayaknya enggak deh Jun, jarang banget orangnya merhatiin orang lain sampe kayak gitu " kata Chenle menenangkan

" Le, kalau dia naksir deketin lah masa natepnya kayak musuh. Gue yakin nih orang marah " gerutu Renjun

" lo emang mau di taksir dia ? "

" yaaa.. boleh-boleh aja sih "

Chenle tertawa kecil, " iya lah. Lee Haechan. Siapa juga yang mau nolak "

Mereka berdua mengobrol tanpa menghiraukan Jisung yang tengah menahan bibirnya agar tidak tertawa. Matanya melirik orang di belakang Renjun yang sedang menahan telunjuk di depan bibirnya.

" khm jadi maksudnya kalau Lee Haechan nyatain sekarang lo mau Jun ? " tanya Jisung akhirnya, dia mati-matian menahan tawa.

" duh, kalo boleh ye. Ubah dulu tatapannya, serem banget. Yang ada ngibarin bendera perang bukannya tatapan naksir " ujar Renjun

" lagian samperin aja kesini ngapain juga natep-natep tajam begitu. Gak jelas " sambung Renjun, dia menyuap kembali siomaynya.

" oh jadi harus di samperin ya ? " sahut sebuah suara berat di belakang Renjun.

Renjun melotot, ada sebuah tangan yang terjulur di sebelah kanannya, seakan mengungkung dirinya

Renjun melirik sedikit demi sedikit, lalu dia menoleh ke belakang. Ada Lee Haechan yang tengah tersenyum miring

" jadi gimana ? Udah di samperin nih " kata Haechan main-main

Renjun tersedak secara tiba-tiba. Dia langsung minum dengan terburu-buru. Jisung sudah cekikikan saja di depannya. Sedangkan Chenle hanya tersenyum geli

Semua penghuni kantin melihat kejadian itu. Di mejanya teman-teman Haechan tengah menyorakinya. Tak sedikit juga yang melemparkan guyonan

" kak.. eeumm itu.. anu.. " kata Renjun bingung, matanya melirik kesana kemari

Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang