11

1.4K 157 6
                                    

Warning 🔞🔞

Komennya jangan lupa biar semangat !!

————————————

Mark tersenyum miring menatap layar handphone. Dia terkekeh pelan melihat dimana Renjun sedang membelakangi kamera yang ia sembunyikan di kamar dengan bertelanjang bulat

Mark berisiul menatap dua bongkahan sekal itu tepat menghadap kamera. Lalu terkekeh melihat betapa gemasnya Renjun yang terlihat bingung melihat pakaiannya yang kebesaran. Dia sengaja memilihkan kameja tanpa celana agar Renjun terlihat seksi. Otaknya masih terbayang dengan adegan cosplay Renjun kemarin

Oh sial ada sesuatu yang mengeras

Mark menoleh ke arah jendela balkon, dimana hujan malah makin lebat. Padahal tadi sewaktu Haechan ia suruh ke mini market hujannya sudah agak reda. Tapi bagus lah dia punya waktu untuk bermain-main

Renjun keluar dari kamar Mark, dia menggoyang-goyangkan kedua tangannya yang kedodoran

" mm mas maaf. Mas punya celana buat Renjun gak. Ini gak enak soalnya " kata Renjun sambil merapatkan kakinya. Hawa dingin masuk ke sela-sela pahanya

Mark terdiam, dia memandangi kemeja kebesaran yang entah bagaimana terlihat begitu seksi di matanya

" kayaknya gak ada. Kamar Haechan juga di kunci. Tapi coba Renjun liat di lemari kamar mas. Cari aja siapa tau ada yang muat " kata Mark beralasan. Haechan si teledor itu mana mungkin mengunci pintunya

Renjun mengangguk dan kembali lagi ke kamar Mark. Dia membuka lemari baju dan mencari celana yang sekiranya muat dengannya. Tapi sudah 3 celana yang ada kepanjangan semua

Renjun mencari lagi siapa tau ada boxernya Mark. Dia mencari hingga ke bagian bawah.

Mark yang baru masuk ke kamar sampai menaikkan satu alisnya melihat Renjun menungging. Lantas tersenyum miring

Dia tutup pintu kamar dan menguncinya.

" udah ketemu ? " tanya Mark menghampiri dan berdiri di belakang Renjun

Renjun berbalik. " belum mas. Emang mas gak punya boxer ya ? Kalo gak punya biar Renjun pake celana seragam aja deh "

Renjun melangkah ke pintu kamar, tapi tidak bisa terbuka. Berkali-kali ia coba pun pintu kamar tidak bisa terbuka. Renjun meneguk ludahnya, dengan kaku dia menoleh ke arah Mark yang masih diam memperhatikannya

" m-mas kok gak bisa di buka ? "

Mark mengangkat bahunya cuek, " pintunya macet kali "

" t-terus gimana ? "

" gimana apanya ? " tanya Mark dengan main-main, dia melangkah mendekati Renjun

Renjun mundur perlahan. Punggungnya mentok ke dinding sebelah pintu. Mark mengungkungnya. Sial dia lupa kalau yang ini juga predator

" ke-kenapa mas ? " tanya Renjun, jantungnya berdebar melihat senyum miring Mark. Kakinya lagi-lagi melemas. Renjun mendadak tak bisa berbuat apa-apa. Dia menatap Mark dengan pandangan memelas. Mencoba untuk keluar

Yang ada Mark malah mengumpat dalam hati, tatapan yang ia lihat menjadi salah arti

" mas tau Renjun gak bodoh buat liat kalo mas juga suka sama kamu " Mark membelai pipi Renjun

Renjun menggeleng pelan, dia menunduk

" jadi kenapa dengan Haechan mau tapi dengan mas tidak mau ? " tanya Mark lagi

Renjun menggeleng kembali

" kamu gak mau sama mas ? Padahal lebih tampan mas di banding Haechan " ujar Mark

Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang