🌻2: Discussion - Doubt

27 6 4
                                    


Hii guys, sebelum baca jangan lupa vote dan komen💛

🌻🌻🌻

"APA ZEL?! LO BILANG LO GAK SUKA SAMA DONGYUN DAN NGANGGEP DIA CUMA TEMEN DOANG SELAMA INI?!" Shera terperanjat menatap gue dari spion dashboard mobil. Dia duduk di depan, di samping supir. Sementara gue duduk di bangku penumpang, bersebelahan dengan Jova yang kini juga menatap gue super aneh setelah mendengar pengakuan gue.

"Iya bener, begitulah perasaan gue." Jawab gue lesu sambil menyandarkan kepala ke jendela mobil. Memandang ke luar dengan tatapan sedih.

"Kok bisa sih Zel, lo selama ini bener-bener sedeket dan seromantis itu sama Dongyun. Mustahil kalo lo cuma anggep dia sahabat." Ujar Shera lagi masih tak percaya.

Gue menghela napas panjang. Gimana ya jelasinnya? Iya sih, gue emang deket banget sama Dongyun. Tapi menurut gue, sikap gue tuh sama aja kayak gue memperlakukan Jova dan Shera. Sebagai sahabat bukankah wajar jika sedekat itu?

Hhh.. Kalau gue tau dari awal Dongyun suka sama gue. Mungkin gue gak akan sedeket ini sama dia seolah lagi ngasih harapan. Sayangnya gue gak peka. Gue terobsesi untuk jadiin dia sababat aja.

"Terus rencana lo gimana? Mau nolak?" Tanya Jova lagi memandangi gue penasaran. Lantas di jok depan Shera serta merta memelototi.

"Kalo lo nolak, fix lo sinting Zel."

Gue menghela napas panjang lalu dengan tatapan sendu gue lirik teman-teman gue tersebut.

"Gue emang sinting kayaknya, soalnya gue mau nolak."

"What the hell?" Jova seketika mengacak rambutnya yang pendek itu. Makin speechless.

"Serius lo langsung mikir buat nolak Zel?" Tanya Shera memastikan lagi. Gue mengangguk takjim, membuat Shera seketika membanting punggung ke jok, lalu menatap jalanan di depan dengan tatapan blank. Tak paham lagi.

"Bentar. Gini Zel. Gue gak tau alasan lo kenapa sampe gak suka sama Dongyun. Tapi, coba deh lo realistis dikit. I mean. Ini Dongyun loh yang nembak. Bukan cowok sembarangan loh, apalagi jamet kaleng-kalengan." Ucap Jova mulai merayu sedikit demi sedikit.

"Dongyun bukan orang yang bakal ngancurin reputasi lo sebagai murid teladan kalaupun lo pacaran sama dia. Justru malah makin baik citra lo. Terlebih dilihat dari sisi manapun, dia bisa banget dibanggain. Dongyun loh pinter, ganteng, baik, populer, anak anggota dewan, calon idol, dan yang terpenting dia sefrekuensi sama lo, dan treat lo better. Kurangnya apaan coba? Pikir sekali lagi deh Zel. Jangan serta merta mau nolak."

Di saat seperti ini Jova emang yang paling mikir realistis. Benar banget sih kata-kata Jova. Dongyun bahkan seperti tanpa cela dan kekurangan. Sejauh ini Dongyun emang terbaik.

Hanya saja, semua itu kalah telak sama hati yang telah lebih dulu dicuri oleh oknum berinisial CJH. Sudah dipatenkan dalam hati sejak lama, bahkan sebelum gue kenal dan dekat dengan Dongyun.

"Gue setuju banget sama Jova. Gak ada alasan buat gak nerima cinta Dongyun. Apalagi kita semua tau kalo lo udah seakrab dan sedeket itu sama dia. Gue pikir tinggal tunggu waktu aja sampe jadian. Tapi ternyata lo malah mau nolak. Bingung gue jadinya."

"Gimana ya? Gue mau jelasin tapi rasanya banyak banget yang harus gue pikirin dulu sekarang. Tapi I told you guys, gue kayaknya emang gak bisa nerima Dongyun. Gue harus nurutin kata hati gue. Itu yang terbaik." Jawab gue kemudian membuat keduanya terdiam. Gak memilih berkomentar lagi karena itu terlalu serius dan berat untuk dimengerti.

Selama sisa perjalanan, kami pun lebih banyak diam, sibuk dengan pikiran masing-masing sampai akhirnya kami tiba di gerbang rumah gue. Gue pun bersiap turun. Namun sebelum itu, tentu saja gue pamitan sekaligus ngucapin makasih dulu sama dua sahabat gue itu.

Broken Mirage✓ JunhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang