"Akhirnya Hazel gak jomblo lagi!!!" Shera toanya gak bisa santai, alhasill orang separkiran dengar dan jadi terverifikasi rumor itu."Duh jangan gitu, malu!" Seru Hazel buru-buru membungkam mulutnya Shera sebelum dia berbuat yang lebih parah lagi.
"Gue ikut seneng meski bukan gue yang jadian! Setidaknya dengan ini gue jadi yakin kalo lo normal."
"Kan gue memang dari awal normal anjir."
"Hhh, lo sabar ya, Jov. Jangan patah hati."
"Lo kenapa sih, beneran mau dijadiin samsak tinju keknya."
Shera ketawa kenceng aja. Terus ketawanya itu berhenti setelah mobil BMW hitam miliknya datang, dikemudikan supir pribadinya yang setia.
"Ah, Pak Bram udah jemput. Kuy kita jalan!"
"Eh, tapi lo beneran gapapa? Ga diajak Dongyun balik bareng?"
"Itumah bisa kapan-kapan. Kalo sama gue enggak!" Buru-buru Shera menyahut dan memegang tangan Hazel dengan posesif, "...Hari ini kalian berdua milik gue."
"Dih iya iya, gausah rewel gue kan emang udah janjian duluan sama lo." Kata Hazel, membuat Shera tersenyum lega.
"Emangnya kenapa deh kayak seolah ga ada hari esok aja buat kita pergi?" Tanya Jova kemudian dikacangin sama Shera, dia malah langsung nyamperin mobilnya.
"Yuk berangkat." Shera melambai-lambai menyuruh temennya cepat. Shera dan Hazel pun melangkah cepat mendatangi mobil itu pula.
🌻🌻🌻
"Zel?! ZELLL?!" Jova yang sedari tadi ngomong ke Hazel ga dijawab seketika ngeguncangin tubuh cewek yang lagi ngelamun sambil mengamati pemandangan luar jendela mobil tersebut.
"Hah? Kenapa?" Hazel tersentak. Baru sadar kalau ia baru saja melamun.
"Lo kenapa deh? Kok kayak murung? Apa lo nyesel jadian sama Dongyun?" Tanya Jova memperhatikan raut Hazel benar-benar. Shera pun yang duduk di jok depan ikut menoleh dan mengamati.
"Enggak kok. Gue gak nyesel. Cuman ga sengaja ngelamun aja."
"Ah yang bener?" Tanya Shera dengan tatapan menyipit.
"Iya serius. Gue gak nyesel jadian sama Dongyun. Gue udah mutusin buat belajar sayang sama dia."
"Terus kenapa lo ngelamun gitu? Ngelamunin apa hayo?"
"Ga ada. Random aja." Kata Hazel berbohong. Padahal sejak tadi dia tuh ngelamunin Junho. Nginget tadi Junho ngegepin langsung kalo mereka udah jadian, bahkan bergandengan tangan. Belum lagi ia juga mengucapkan selamat. Semuanya membuat hati Hazel lama-lama merasa aneh, seperti ada yang mengganggunya.
Ia mulanya senang karena akhirnya bisa membalas dendam dengan pamer langsung kalau dia punya pacar. Tapi lama-lama dia khawatir tanpa alasan lagi. Padahal jelas-jelas sudah bulat tekatnya untuk tak peduli dengan reaksi Junho usai ia jadian.
"Kenapa harus senyum gitu sih?" Gumam Hazel di kala Jova dan Shera sibuk ngobrol. Sambil liat ke luar jendela, dia inget lagi ekspresi Junho. Bibirnya memang senyum, tapi wajahnya keliatan kuyu.
Sebenernya apa yang dia rasain?
Hazel begitu penasaran.
"Eh, kalian mau makan apa? Sebelum maen kita makan dulu biar gak lemes letoy." Ucap Shera sebelum sampai ke parkiran mall.
"Terserah gue mah, selagi gratis gas aja."
"Gue terserah juga, ikut lo Sher."
"Yaudah, kita ke resto paling enak di sini!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Mirage✓ Junho
FanfictionGimana sih rasanya hidup dikelilingi para trainee yang sebentar lagi akan debut jadi idola? Apalagi jika salah satu dari trainee tersebut adalah pacar kamu sendiri? --- Ini adalah kisah Hazel, gadis beruntung yang dipacari oleh salah satu trainee be...