🌻10: Other Incident - Be Continued

8 3 0
                                    

Keesokan harinya Hazel minta nemenin Jova buat nonton trainee W boys latihan. Percobaan pertama gagal karena Jova selalu nolak.

Tak menyerah. Pas jam istirahat kedua Hazel pun berupaya membujuk Jova lagi.

"Jov, lo mau ya? Please please." ucap Hazel memohon dengan muka sok manis.

"Gamau ah. Najis gue kesana." Tolaknya sambil mengibaskan rambut yang bahkan nggak nyampe bahu itu.

"Najis gimana? Disana loh tempat biasa lo ngirim lagu-lagu buatan lo."

"Tapi lagu gue gak ada tuh yang diterima, ngesok banget dah mentang-mentang gue belum ada nama. Yang dipilih selalu penulis lagu yang udah dapet banyak pernghargaan. Cih males gue dendem sama tuh perusahaan."

"Iya deh gue paham lo dendem. Tapi gue ngajak buat have fun aja. Cuci mata liat orang ganteng."

"Siapa yang lo bilang orang ganteng?"

"W boys lah."

"Mana ada ganteng?! Biasa aja gitu. Apalagi leadernya, bener-bener kayak beruk."

"Astaga masih kesel ya lo sama Yunseong?"

"Jelas lah. Kesel banget gue." teriaknya sambil menjotos-jotos tas miliknya, "... dianya gak ada akhlak banget!"

Hazel tertawa, "Udah ah, itu kan udah berlalu. Lupain aja. Yunseong kali kemaren marahnya cuma main-mainan aja. Gue denger aslinya dia gak gitu kok."

Jova melotot, "Apanya yang berlalu dan main-mainan? Lo tau, barusan banget pas jam istirahat pertama, dia ngajakin gue ribut lagi!"

"Hah? Serius? Dia kan gak sekolah di sini? Kok bisa ngajak lo ribut di jam istirahat?" Tanya Hazel heran.

"Yaelah. Itu juga gue kaga tau kenapa dia nongol di sekolah ini. Yang pasti dia ngajak berantem, bikin gue keki. Bikin gue muak. Bikin gue mau bunuh orang, ugh dasar leader monyet!" kini tasnya sudah dia lempar ke lantai, membuat Hazel meringis. Untung bukan mukanya yang kena sasaran lempar tuh tas.

"Emang gimana ceritanya kok sampe diajak berantem?"

"Gini nih, gue ceritain kronologisnya."

🌻🌻🌻

Jova bete abis saat melihat lapangan pada olahraga semua. Biasanya kalo jam istirahat gini, Jova suka join. Tapi berhubung luka kakinya belum sembuh, jadilah dia menahan diri untuk tidak main dahulu dan lebih memilih beristirahat di ruang seni, tempat favorit untuk ngadem saat gabut. Niatnya sih mau main gitar atau apalah nanti yang bisa ia lakukan di ruangan yang ia kuasai itu.

Memang, selain gemar olahraga, Jova juga suka sekali dengan kesenian. Walaupun keliatannya kayak anak tengil yang gak berguna, tapi sebenarnya dia itu anak yang aktif dalam kegiatan, khususnya di organisasi seni. Ia bahkan menjabat sebagai ketua seksi kesenian di sekolah ini. Lumayan, itu bisa membantu mendongkrak reputasinya yang lumayan jeblok akibat rankingnya yang rendah itu.

Saat ini suasana ruang seni sunyi sekali. Jam segini, jarang sekali orang berkunjung ke sini. Kebanyakan dari siswa tentunya memilih ke kantin, atau kalau tidak ya berkumpul di pinggir lapangan menyaksikan cogan-cogan pada olahraga.

Ruangan ini hanya dipakai ketika ada jam pelajaran seni, kalau tidak ya hanya pas kegiatan ekskul seni dimulai.

Jadi, iInilah ruangan seni favorit Jova.

Penampakannya memang berantakan. Tapi, jangan sangka. Di dalamnya banyak sekali hasta karya yang punya nilai seni tinggi yang kebanyakan dibuat oleh tangan-tangan murid SMA ini sendiri.

Jova pun tak luput menghasilkan karya yang bisa dibilang keren dan lumayan membanggakan karena terpajang agung di etalase, tepat di tengah ruang seni. Itu adalah miniatur patung liberti mini yang ia buat saat pelajaran seni pahat, patung dan tembikar.

Broken Mirage✓ JunhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang