Blurb

14.3K 1.1K 49
                                    

"Jadi kayak gini akhir kisah tentang kita?"

Akira memandang pria yang ada di hadapannya dengan getir, air mata sudah menggenang di pelupuk matanya, kedua tangannya terkepal erat menahan air mata tersebut agar tidak jatuh.

Rasanya hati Akira begitu hancur mendapati seorang yang dia cintai kini tengah menghadap Om-nya untuk pengajuan nikah bersama wanita lain yang kini menatapnya dengan pandangan penuh rasa iba sekaligus tidak suka. Kedua tangan mereka saling bertaut, menunjukkan pada Akira jika wanita yang ada di samping Gilang inilah yang akhirnya akan mendampingi pria yang di cintainya ini menjadi Nyonya Gilang Saputra.

Sampai sekarang Akira tidak masih tidak percaya jika pria yang menjalin cinta dengannya sedari SMA menyerah begitu saja, bukannya memperjuangkan restu yang tidak di dapatkan dari orang tua Akira, Gilang justru menghadap Danyon-nya dengan wanita lain. Semudah itukah Akira di lupakan dan di gantikan?

Sampai beberapa detik yang lalu Akira masih percaya Gilang tidak akan menyerah begitu saja saat Papanya tidak setuju dengan hubungan mereka karena alasan klasik, Papanya seorang Pati, dan Gilang hanya Bintara. Tapi semua harapan itu musnah tidak bersisa.

7 tahun mereka bersama, dan semuanya berakhir begitu saja, terlalu berlebihankah jika Akira merasa begitu pedih?
7 tahun Akira menghabiskan waktunya untuk menunggu seorang sia-sia pada akhirnya.

Kedua orang yang ada di hadapan Akira terdiam, sampai akhirnya wanita yang bersama Gilang menyerahkan sepucuk undangan pada Akira yang hanya di pandang enggan olehnya. Seperti tidak ada sesuatu apapun yang terjadi, atau berpura-pura tidak mendengar apapun yang di katakan Akira, perempuan tersebut berujar dengan ringan.

"Saya harap Mbak Akira datang ya ke pernikahan kami."

Akira hanya memandang kosong pada undangan yang terulur tersebut, hatinya yang sudah patah semakin remuk di buatnya.

Sampai akhirnya sebuah tangan mengambil alih undangan tersebut seiring dengan tangannya yang melingkar posesif di pinggul langsing seorang Akira. Wajah tampan namun terkesan arogan tersebut menatap undangan serta pasangan di depannya dengan pandangan malas.

Akira begitu terkejut dengan tindakan tiba-tiba seorang Naraka Wiranto ini hingga dia hanya bisa membeku tidak bisa berkata-kata.

"Tenang saja, saya pastikan tunangan saya ini akan datang ke pernikahan kalian!" Tanpa persetujuan dariku Raka mengiyakan, dan kali ini tatapan tajamnya di perlihatkan kepadaku, "dan untukmu, berhenti meratapi tunangan orang lain di depan calon suamimu sendiri."

My Arrogant KaptenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang