#3 Rumah tak berpenghuni

341 39 0
                                    

Kenzo menyelesaikan pekerjaan rumahnya pagi itu, cuci piring, sebelum berangkat sekolah. Tugasnya, menunggu orang rumah selesai makan. Namun, ada kalanya juga saudara-saudaranya kerasukan Roh kudus. Mereka akan mencuci piring masing-masing, jika roh itu masuk, entah kapan, tidak tentu. Jika memungkinkan, kelimanya tidak segan-segan untuk membantu satu sama lain, meskipun suka berdebat dulu.

Gio mengambil tasnya juga Kenzo, selagi sang kakak memakai sepatu.

"Ma.., Aku sama kak Kenzo jalan dulu ya." Ucap Gio menyalimi Mama yang diikuti Kenzo setelahnya.

"Kakak juga Ma, ada kelas pagi" Keeneth yang juga ikut menyalimi Mama sebelum meninggalkan rumah.

"Hati-hati, yah."

"Iya, Ma, Shalom." Kalimat terakhir yang diucapkan ketiganya, sebelum akhirnya benar-benar meninggalkan rumah.

Kenzo berangkat bersama Gio pagi itu. Keduanya menaiki satu motor yang sama, motornya Kenzo. Ya, Gio lagi malas bawa motor. Padahal masing-masing udah dikasih kendaraan sama Davin, untuk memudahkan mereka dan tidak ketergantungan satu sama lain, kalau semisal ada dari mereka yang minta tolong buat dijemput, tapi Keizaro lainnya nggak bisa, dalam artian sibuk. Untung, Kenzo lagi berbaik hati pagi itu.

***

Hanya tersisa Mama dan Aaron yang belum meninggalkan rumah. Tidak lama lagi mereka berdua juga  akan meninggalkan rumah untuk urusan masing-masing. Aaron pagi itu bertugas mengantar sang Ibu kerumah sakit, biasanya yang ngantar Mama si anak pertama, Dean.

Aaron menunggu sang ibu diluar , sembari memanasi mobil. Mama masih menyiapkan perlengkapan kerjanya dikamar. Ia tidak keberatan untuk menunggu dalam waktu yang lama, karena bagaimanapun juga ia tidak mempunyai kegiatan yang penting hari itu.

"Ayo, jalan Kak" Ucap Mama tanpa memperhatikan Aaron, sibuk memasang seatbeltnya.

Aaron melajukan mobilnya perlahan, meninggalkan rumah. Dengan Mama yang duduk dikursi samping kemudi, iya didepan. Adara sibuk dengan ponsel genggamnya, membaca berita terkini. Sedangkan Aaron, sangat fokus mengendarai mobilnya. Mobil Toyota berwarna merah itu, menelusuri jalan besar untuk dapat sampai pada tujuannya.

Jalan yang mereka lewati biasanya sangat macet hari itu. Tidak heran, mereka keluar 30 menit lebih lambat dari biasanya, wajar saja jalanan dipenuhi oleh manusia-manusia yang juga ingin pergi bekerja. Mau putar balik juga sudah tidak bisa, mereka terjebak samping kiri kanan, depan dan belakang. Tentu, mobil tidak akan bisa bergerak. Dengan berat hati, Aaron mengikuti alur jalan yang macet itu.

"Kok macet banget yah Kak?" Tanya Mama, menyadari mobil yang ia tumpangi tidak jalan-jalan.

Aaron menerka-nerka apa yang terjadi. "Iya, nggak tau ma. Apa ada yang kecelakaan ya di depan?" Ia bangkit sedikit dari kursinya, mencoba menembus kendaraan yang ada didepan matanya, untuk mengetahui apa yang terjadi didepan sana. Tapi, nihil, ia tidak bisa mengetahui apa yang terjadi.

"Masa sih kak? Barang kali ada mobil mogok, pas ditengah jalan" Ia tidak memikirkan segala kemungkinan yang akan terjadi terlalu jauh.

"Iya, semoga ya, Ma" Aaron menoleh ke kursi penumpang, menyetujui Mama dengan wajah yang penuh harap.

"Iya."

Mobil merah itu perlahan-lahan jalan, meski tidak bisa leluasa melajukannya. Sedikit lagi, mereka bebas dari kemacetan yang parah itu.

"Ma, nggak telat?"

Yang ditanya itu langsung menoleh, mengangkat kedua alisnya dan menggeleng pelan, yang artinya tidak.

KEIZARO'S (Tempat Berpulang) [NCT] ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang