#4 Kali Pertama

322 29 0
                                    

Matahari pagi itu tiga kali lebih terik. Panasnya menembus jaket kulit dua Keizaro saat berada diperjalanan menuju sekolah, lebih panas karena mereka naik motor dijalan besar. Matahari pagi sangat bagus untuk tubuh, memang, tapi pagi itu sangat menyengat. Kenzo melajukan motornya dengan kecepatan rata-rata untuk segera mengakhiri sengatan matahari yang dapat membuat kulit mereka terbakar.

Kenzo memarkirkan motornya, diparkiran sekolah. Ia lega, perjalanannya bersama Gio ke sekolah pagi itu yang ditemani matahari terik telah berakhir. Gio meninggalkan Kenzo dan bergegas masuk kedalam kelas. Arah kelas mereka berbeda, Gio berada disebelah kiri, Kenzo sebelah kanan. Jika diperhatikan, ruangan kelas XII MIPA 3, kelas Kenzo, penghuninya sangat sedikit. Banyak dari mereka berjalan menuju lapangan upacara, bukan hanya teman kelasnya, seluruh siswa SMA Tunas Bangsa juga menuju lapangan upacara.

Kenzo pikir, perjuangannya melawan matahari terik pagi itu sudah berakhir ketika ia sudah berada di lingkungan sekolah. Ternyata, ia salah besar. Seluruh siswa sudah berbaris rapi dilapangan, sesuai dengan kelas masing-masing, Kenzo dengan cepat berlari menuju barisan kelasnya dengan sangat pasrah. Penderitaannya bertambah menjadi empat kali lipat ketika matahari mulai naik lebih tinggi.

Seandainya saja, upacara bendera memakan waktu lima menit, ia tidak akan keberatan menahan sengatan matahari selama itu. Akan tetapi, hal itu tidak mungkin terjadi, mana ada upacara bendera cuma lima menit. Kenzo sudah tidak ingin membayangkan hal yang tidak mungkin terjadi. Semua warga sekolah yang tadinya masih sibuk berbincang satu sama lain sebelum petugas upacara siap. Seketika, lapangan menjadi hening ketika petugas upacara mengambil posisi masing-masing, menunggu protokol upacara membuka mulut.

"Upacara Bendera, Hari Senin tanggal 14 Februari tahun 2022, dimulai"

***

Upacara bendera sudah hampir sampai di penghujung penutupan. Tubuh Kenzo masih bertahan dibawah teriknya matahari, meski memang awalnya ia mengeluh.

Pandangan Kenzo yang tadinya masih fokus kedepan, seketika teralihkan oleh perempuan yang berada disampingnya. Bukan perempuan dari kelasnya, melainkan kelas XII MIPA 2, yang barisannya tepat disamping kelasnya. Kenzo menoleh kesamping, didapatinya pergerakan tubuh gadis disampingnya itu sedang menahan sakit yang luar biasa. Wajahnya tampak pucat, berusaha meremas bagian perbatasan perutnya agar tidak terlalu sakit, tapi itu tidak berhasil, gadis itu juga berusaha menahan nafasnya, agar nyeri yang ia rasa tidak terlalu terasa ditubuhnya.

"Lo gapapa?." Pria dengan name tag "Kenzo Vander Keizaro" itu sedikit khawatir pada perempuan itu, meskipun ia tidak terlalu akrab.

Perempuan itu menggeleng pelan tanpa melihat wajah Kenzo, masih dengan posisi yang sama, memegang perutnya dengan kedua tangannya.

Pandangan Kenzo masih terpaku pada tubuh kecil gadis disampingnya.

"Ra..." ucap perempuan itu pada teman dibelakangnya dengan nada lesu.

"Lo pucet banget, Za!!" Ara kaget melihat tampang temannya itu. Ia memegang tangan temannya yang hampir jatuh, saking lemasnya.

"Temenin gue ke UKS. Gue udah gakuat berdiri, ntar gue pingsan disini lagi." Ucapnya meringis. Berusaha membuat Ara tidak khawatir pada dirinya, karena hal ini sering terjadi padanya.

"Anjir lo! Yaudah ayok, jangan pingsan dulu, ga kuat gue angkat lo" Ara menyetujui. Perlahan membiarkan temannya jalan lebih dulu kebelakang, saling menggenggam satu sama lain. Belum lima langkah meninggalkan barisan, pertahanan tubuh gadis itu langsung runtuh.

Ara sontak kaget, berusaha menangkap tubuh temannya agar tidak terjatuh menyentuh dataran lapangan, "EH! Za..!" Ara otomatis menepuk-nepuk pipi temannya, berusaha menyadarkan, tapi nihil. Teman-teman sekelasnya dan pria yang menanyainya tadi dibuat terkejut olehnya yang tiba-tiba pingsan. "Tolongin teman gu--", ucap ara panik.

KEIZARO'S (Tempat Berpulang) [NCT] ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang