Salah satu kebiasaan yang terbilang buruk dirumah Keizaro bersaudara ini adalah, bicara dengan nada yang tinggi. Terutama si Aaron. Salah sedikit saja, siap-siap telinga saudara-saudaranya bakal dibuat budeg dengan teriakan marahnya.
Kenzo yang masih terjebak didalam mimpinya, dikejutkan dengan suara Aaron dan suara bising dari saudaranya yang lain. Terpaksa ia bangkit dari tidurnya untuk mencari tahu sumber masalah yang terjadi pagi itu. Tak lupa ia memeriksa jam diponselnya sebelum benar-benar bangkit. Dilihatnya masih pukul setengah enam pagi, suara-suara saudaranya sudah menggelegar kemana-mana.
Kenzo menuruni tangga disusul dengan Keeneth yang masih berusaha menahan kantuknya. "Gak ikut pertandingan adu mulut lo dibawah?" tanya Kenzo, dibalas senyuman serta gelengan dari sang Kakak.
Jika dilihat, Kenzo dan Keeneth jarang sekali beradu mulut dengan saudara-saudaranya, karena mereka berdua masih mampu mengendalikan diri jika menyangkut hal yang tidak terlalu penting. Tapi sebaliknya, jika menyangkut keluarga mereka berdua yang akan lebih ganas dibanding Aaron.
Jujur saja, marahnya Kenzo lebih menakutkan dibanding keizaro yang lain. Bahkan, Aaron yang notabenenya ditakuti oleh adik dan kakaknya kalau marah, tapi kalau udah Kenzo yang turun tangan, habis. Ibarat Aaron sadis bak macan, ada Kenzo yang lebih sadis bak harimau.
"Kak.., kenapa lagi anak gadis?" tanya Kenzo pada Dean sesampainya dibawah.
"Biasalah, sama Gio" Dean pagi itu hanya menyaksikan keributan Aaron dan Gio dari meja makan.
Kenzo dan Keeneth hanya menggeleng melihat Aaron yang sebegitunya pada Gio. Hanya gara-gara susu yang Gio ambil tumpah, membuat kehebohan diseluruh penjuru ruangan dirumah.
"Udah bersih?!!" ketus Aaron masih mengawasi Gio sembari menyiapkan makanan.
"Dikit lagi!!" Gio sama ketusnya dengan Aaron. Masalah sepele doang, ributnya setengah mati. Batinnya, sambil menghentak-hentakkan kain pel dengan keras dilantai. Niat hati si bungsu melampiaskan ke kain pel, malah mendapatkan tatapan mengerikan dari sang kakak.
"Belajar tanggung jawab!! Lo yang berbuat, lo juga yang mau marah!"
Gio memutar matanya malas, meninggalkan Aaron yang masih sibuk didepan kompor.
Disisi lain ada tiga orang yang menonton keributan perkara susu itu sampai selesai. Bagi mereka, lebih baik menonton daripada ikut nimbrung dalam perkara, cari penyakit.
***
Setelah Gio yang dieksekusi oleh Aaron perkara susu. Sasaran selanjutnya adalah Kenzo yang sibuk menertawakan Gio sesampainya dimeja makan.
"Balik jam berapa lo, semalem?" tanya Aaron, masih fokus mengatur makanan dimeja.
"Cepet kok" timpalnya cepat.
"Jam berapa gue tanya!"
"Jam 10 mungkin" jawabnya asal.
"Jam 10 matamu!! Kita aja naik setengah sebelas, lo belum nongol" timpal Keeneth. Memang benar, Kenzo belum ada dirumah jam segitu.
"Yatuhan. Gue bukan anak gadis kali kak, yang pulangnya cepet"
Kelima Keizaro sudah duduk dikursi meja makan.
"Orang gue juga nggak macem-macem diluar. Tanya aja Gio, gue pergi rapat juga. Kan, Gio?" Lanjutnya, meminta pertolongan pada Gio.
Gio mengangkat kedua bahunya, dengan kedua tangannya menggenggam gelas berisi susu, "Lah, kok tanya saya?"
Kenzo menatap tajam kearah Gio sebelum melanjutkan omongannya. "Semalem cuma nongkrong dirumah coach bryan aja kok kak, beneran deh. Abis itu langsung pulang"
KAMU SEDANG MEMBACA
KEIZARO'S (Tempat Berpulang) [NCT] ON GOING
Fanfiction(PERINGATAN!! CERITA INI MENGANDUNG KATA-KATA TIDAK SOPAN/KASAR DAN KEKERASAN) Diharapkan para pembaca dapat bijak dengan tidak membawa cerita KEIZARO'S pada kehidupan nyata🙏❤️