20

844 221 48
                                    

Semoga temen-temen semua seneng dapat notif dari aku, karena aku juga seneng banget dapet notif dari temen-temen readers...

So, happy reading 😘

***

"Maaf ya Nye, jadi ngerepotin kamu. Harusnya kamu sudah sampai rumah dari tadi," kata Dygta seraya menyalakan mesin mobilnya. Tadi di perjalanan mengantar Anye pulang, ia mendadak dihubungi salah satu vendor untuk bertemu di site playtime, untuk membicarakan mesin vending baru. Jadi, ia mengajak Anye mampir sebentar.

"Nggak masalah," balas Anye seraya memasang seatbelt. "Oh ya, aku perhatikan sering ketemu vendor, di luar kantor. Waktu beberapa hari yang lalu juga kan?"

"Waktu kita tanding basket, lalu kamu kalah dan traktir makan malam?"

"Dygta!"

Dygta tertawa senang. Anye sendiri sebal sekali jika Dygta mengingatkannya akan kekalahannya malam itu.

"Sesekali aja sih Nye, untuk cek mesin seperti tadi misalnya," Dygta menjawab pertanyaan Anye sebelumnya.

Anye mengangguk saja.

"Jadi, kamu selama ini perhatikan saya, Nye?" tanya Dygta.

Anye meneguk saliva mendengar pertanyaan Dygta. Bodohnya, ia yang salah bicara tadi.

"Nggak dosa kok Nye, perhatian sama calon tunangan. Beruntungnya, saya yang punya pacar diam-diam perhatian sama saya."

"Apa sih Dygta!" Sahut Anye sebal tapi menahan senyum. "Gombal terus kerjaan kamu!"

"Gara-gara nggak bisa gombal ke Laras lagi, aku jadi sasaran bahan menggombal kamu," kata Anye lagi.

"Wah, jangan salah. Justru saya nggak pernah ngegombal sama Laras."

"Kenapa bisa?"

"Karena waktu awal saya menyukai Laras, saya hanyalah seorang anak asisten rumah tangga yang bekerja di rumah orang tua Laras."

"Kita tumbuh bersama, saya sebagai anak pembantu dan Laras sebagai anak majikan Ibu saya. Sampai suatu waktu kedua orang tua Laras bercerai. Nasib Laras berubah drastis, sebagai anak angkat Laras dituntut membalas budi dengan membayarkan hutang dan menanggung biaya rumah sakit Ayahnya yang terbaring sakit hingga kini."

"Itulah alasan Laras sampai nekat melakukan segala cara demi mendapatkan uang." Lanjut Dygta lagi.

"Dan kamu sebagai pria yang mencintai Laras, tega membiarkan Laras mendapatkan uang dengan cara seperti itu?" tanya Anye.

"Saya berusaha keras, membuat Laras hidup lebih baik bersama saya. Tapi tuntutan hidup Laras tidak main-main. Ia harus menanggung biaya hidup Ayah angkatnya dan juga adiknya," jawab Dygta.

"Lalu dari sana saya juga mulai berpikir tentang perasaan saya untuk Laras. Apa benar sebuah rasa cinta seseorang kepada lawan jenisnya, atau sebatas sayang seorang Kakak angkat pada perempuan yang saya anggap adik selama belasan tahun lamanya. Karena kalau cinta, tentu sejak awal saya tidak akan rela Laras memulai hubungan dengan laki-laki lain, apapun alasannya."

"Selain itu, keluarga angkat Laras begitu baik pada saya dan ibu saya, dulu. Makanya ibu tidak ragu mengajak Laras tinggal bersama kami saat Laras terlantar karena masalah yang menimpa keluarga angkatnya. Kebaikan keluarga angkat Laras yang membuat saya bertekad menjaga Laras, memastikan dia hidup dengan baik dan layak."

"Ya, saya kira, hanya sebatas itu rasa yang saya miliki untuk Laras, yang membuat saya rela melakukan apapun untuknya. Tapi melihat yang terjadi sekarang, Laras sudah memilih jalan hidupnya sendiri. Jadi untuk cinta, sepertinya sudah tidak lagi."

Carnation & Cactus | TAMAT (Tersedia Cetak & Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang