19. Perasaan yang Tulus

1.4K 255 49
                                    

Sakura telah selesai mandi. Ia kali ini tidak memakai mahkota kebanggaan atau pakaian Ratu nya. Melainkan, gaun yang biasa ia kenakan saat disini, tanpa riasan dan rambut yang diikat rapi. Ia berkaca dan berseru riang, sebelum keluar dari kamar nya itu.

"Yey! Ayo berburu! Sebelum nanti Raja datang menjemputku!"

Well, Sakura memutuskan untuk menghabiskan waktunya dalam menunggu Sasuke dengan berkuda dan bermain panahan bersama Sasori. Tak ada salahnya juga, bukan? Ia juga merindukan momen-momen nya dulu.

"Hati-hati, Sakura! Jangan gegabah!"

Nenek Chiyo berseru sembari mengerutkan kening nya. Memang, ada banyak yang berubah dari Sakura dan sisa nya ada yang tidak berubah sedikitpun. Seperti sifat ceria nya yang menjurus ke sifat ceroboh nya ini. Ngomong-ngomong, kondisi Nenek Chiyo sudah membaik, total malahan. Itu karena Sakura yang meramu obat-obatan dan mengobati Nenek Chiyo dengan kemampuan medis nya. Belum lagi dengan kehadiran Sakura, membuat Nenek Chiyo bahagia.

"Hehehe! Tenang saja! Sakura itu kuat!"

Melihat Sakura seperti itu, Nenek Chiyo hanya bisa menghela napas dan menggelengkan kepala nya pelan. Ah, cucu nya ini benar-benar tak terduga.

Akhirnya ketiga anggota keluarga Akasuna-Haruno itu pun sarapan bersama. Setelah selesai mengisi perut, Sakura dengan tak sabar menyeret Sasori untuk pergi. Tak lupa, Nenek Chiyo juga menyiapkan keranjang makanan berisi bekal untuk keduanya, takut mereka kelaparan nanti nya. Setelah itu, mereka pun pergi menggunakan kuda mereka masing-masing.

Memang, disini Sakura memiliki hal-hal untuk pribadi. Seperti kuda, set perlengkapan panahan dan semacamnya. Jadi, bukan hal yang mengherankan jika ia mampu melakukan hal-hal yang tidak biasa dilakukan perempuan pada umumnya.

Mereka berdua pergi ke tempat latihan yang mana rata-rata para calon atau bahkan anggota militer, berlatih disana. Begitu orang-orang disana melihat kehadiran Sasori dan Sakura, mereka menyambut dua bersaudara dengan senang. Apalagi saat melihat Sakura.

Well, kabar bahwa Sakura yang menghilang dan tiba-tiba kembali dengan status sebagai seorang Ratu dari Kerajaan Kegelapan Malam, itu sudah menyebar ke segala penjuru. Mulai dari orang-orang di Istana, pejabat, keluarga bangsawan dan militer, pedagang atau bahkan para rakyat jelata. Yah siapa sih yang tidak mengenal perempuan cantik si Ahli Medis dengan kemampuan bertarung setingkat Jenderal, yang diinginkan dan diincar oleh banyak orang-orang bangsawan, bahkan sekelas Raja dan Pangeran sekalipun? Tentu saja mereka mengenalnya!

Orang-orang itu menyapa dan menyambut Sakura dengan ramah seperti biasa. Namun, mereka dapat merasakan perbedaan samar dari gadis itu. Entah mengapa, mereka dapat merasakan aura yang berbeda dari Sakura. Entah dari wibawa, keanggunan atau apanya. Tapi, itu malah membuatnya semakin menarik  di mata mereka.

Sasori dan Sakura mulai dengan berkuda.

Sakura tetap mahir seperti biasa, walaupun ia terkurung dan tak banyak melakukan apapun di Istana Kegelapan Malam itu. Bahkan kemampuan panahan nya pun begitu menakjubkan. Untuk ukuran seorang gadis muda biasa, itu sudah dianggap diluar dugaan. Bagaimanapun, rata-rata para perempuan akan begitu berhati-hati. Entah takut terluka yang akan menimbulkan bekas nya, masalah keanggunan dimana perempuan tidak diizinkan melakukan pekerjaan yang kasar, atau masalah etiket dan semacamnya.

"Wow... kemampuan mu tak berubah, Sakura!"

Sakura cemberut.

"Yah, tidak berubah berarti tidak ada peningkatan." gumam Sakura kesal. Memang, ia selalu berlatih sendiri. "Kakak bisa mengajarimu teknik memanah yang baru. Apa kamu mau mempelajarinya?" tanya Sasori menawarkan, tidak ingin Adiknya bersedih. Seketika, raut cemberut Sakura sirna. Tergantikan dengan ekspresi ceria.

The Eternal Love (Hades×Persephone, SasuSaku Ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang