29. Kedatangan 'Tamu'

1.3K 202 65
                                    

Saat mereka sampai di Istana, mereka kedatangan tamu yang tak di kira.

"Salam kepada Yang Mulia Raja dan Yang Mulia Ratu!"

Seorang gadis muda yang cantik, dengan watak anggun dan lembut, menyapa Sasuke dan Sakura dengan hormat.

"Hn."

Hanya itu tanggapan dingin Sasuke. Bahkan ia tak repot-repot melirik gadis itu karena fokus nya hanya ada pada Sakura. Sementara Sakura? Ia hanya diam seraya memandangi secara detail gadis di depan mereka ini.

Gadis itu memakai gaun yang indah dan tatanan rambut yang cantik. Di lihat dari segi mana pun, ia terlihat seperti putri bangsawan yang anggun. Sakura menatap langsung ke mata gadis itu, dan seketika ia mencurigai sesuatu.

"Yang Mulia, saya kembali dari wilayah timur serta membawakan obat-obatan dan beberapa hal untuk Yang Mulia!" cetus gadis itu melapor, ia menoleh ke belakang punggung nya dan menyuruh bawahan nya untuk menyerahkan barang-barang yang ia katakan.

Para bawahan nya menunduk hormat dan maju, menyerahkan sekumpulan barang-barang, yang bisa di bilang sebagai buah tangan dari gadis itu.

Sasuke tak bergeming. Ia menatapi hadiah-hadiah itu datar dan dingin. Setelah terdiam, ia menyuruh pelayan untuk menerima dan menyimpan nya.

"Terimakasih."

Begitu dingin.

Tapi, Sakura lega. Bagus, Sasuke bersikap begitu kepada perempuan lain selain dia. Tetap saja, walau Sakura lega, ada sebagian kecil dari diri nya yang ragu-ragu, dan waspada.

Setelah berbicara dan menyerahkan laporan, gadis itu pun pergi.

Setelah memastikan gadis itu sudah pergi, Sasuke dan Sakura pun memilih bergegas ke ruang kerja mereka berdua. Memang, tak ada seorang pun yang bisa memasuki ruang kerja mereka dengan mudah, selain Jenderal dan Kasim kepercayaan Sasuke. Kalau memang pelayan, itu pun di awasi dengan ketat.

Begitu sampai di ruang kerja mereka dan menaruh laporan, Sasuke mulai mengomel karena ia tidak bisa mengomel di luar jika tidak mau image nya menjadi jelek tak berwibawa lagi.

Sasuke mendengus.

"Apa-apaan gadis itu tadi? Kenapa Perdana Menteri sengaja menyuruh Putri nya untuk menyerahkan laporan tugas nya secara pribadi? Benar-benar ceroboh!"

Sasuke berseru dingin dan kesal. Ia tahu dengan jelas kenapa perempuan itu datang sendiri kemari seraya menyerahkan laporan tugas milik Ayah nya itu. Sasuke tahu, bahwa gadis itu mengambil kesempatan untuk mendapatkan hadiah atau balasan. Tapi, Sasuke tak akan terperangkap dengan mudah nya.

"Memang nya kau tahu siapa dia?" tanya Sakura seraya menatap Sasuke penasaran. "Entahlah. Aku saja sudah lupa lagi dengan sosok nya." jawab Sasuke jujur. Jelas saja karena dari tadi ia memandangi Istri nya, mana sempat ia memperhatikan perempuan lain.

"Sepertinya dia cukup bisa di andalkan karena Ayah nya sendiri mempercayakan nya untuk menyerahkan laporan kepadamu. " cetus Sakura memberi tahu apa yang tengah di pikirkan nya.

Sasuke mendengus.

"Itu tidakan bodoh dan ceroboh. Dia menyerahkan tugas nya tidak kepada tempat nya. Dia hanya seorang gadis dan seperti tidak bisa di andalkan. Bagian mana dari dirinya yang bisa di andalkan dan di lebih-lebihkan? Dasar!"

Sasuke benar-benar tidak memiliki kesabaran ekstra selain kepada Istri nya. Semua gadis-gadis di mata nya tidak ada apa-apa nya di banding Istri nya. Para perempuan di luaran sana hanya tahu tentang kehidupan yang nyaman, gaun yang cantik, perhiasan mewah, dan pemerah pipi. Mana mau mereka di pusingkan dengan hal-hal semacam ini? Memang, hanya Istri nya yang paling bisa di tempatkan dimana pun. Entah mendampingi nya menyelesaikan laporan, membahas politik, berlatih kemampuan serta bela diri dan.... mampu mendampingi serta mengimbangi nya di tempat tidur.

The Eternal Love (Hades×Persephone, SasuSaku Ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang