12 ~ Dari Mulut Wonho

26 4 0
                                    

Bismillah...

Update tiap Jum'at & Sabtu

🍷 Happy Reading 🍷

Penderitaanmu belum berakhir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Penderitaanmu belum berakhir. Kebekuan hidupmu juga belum mencair. Kesedihan terus-menerus terlahir. Rentetan kepalsuan berima bagaikan syair.

***

Langkah-langkah kecilmu menapakki koridor rumah sakit. Seperti belakangan ini, pikiranmu terbiasa melayang sendiri tidak sinkron dengan dunia nyata. Kamu bingung bagaimana mengatakan kebenarannya. Dua belah pihak keluarga pasti akan bergejolak, dan itu sangat tidak kamu inginkan.

"Mbak," panggil suara dari belakang.

Kamu menoleh. Lalu buru-buru menghiraukannya.

Degup jantungmu berpacu hebat di dalam sana, perasaan marah dan panik bersatu padu. Kamu tidak ingin lagi bertemu ataupun melihat wajahnya. Ingin sekali membuangnya ke neraka.

"Mbak tunggu! Saya mau ngomong, PENTING!"

Langkahmu masih beradu, enggan tunduk pada ucapan lelaki itu.

"Ini soal pernikahan Lo ama Changkyun,"

Kamu berhenti setelah mengusir pergi egomu.

Kamu membenci dirimu mengapa tak bisa bersikap keras pada orang lain, apalagi menyakiti. Hatimu terlanjur lembut, dan bisikan-bisikan malaikat selalu menyertaimu. Namun, kamu benci itu. Di saat-saat harus berhadapan dengan lelaki biadab, kamu bahkan tak bisa menamparnya, memukulnya, ataupun menghinanya. Semuanya teredam, entah oleh apa.

Ya... ada yang perlu dibicarakan. Meski itu akan membuat perasaanmu berdarah lagi, tapi setidaknya itu terjadi. Kamu berjanji akan mengobatinya kembali.

Wonho mengajakmu duduk di bangku berjejer empat. Awalnya kamu menolak, namun tetap duduk juga dengan jarak sejauh yang kamu bisa.

"Dulu... Gue yang suka sama Lo, dan Changkyun gak punya perasaan apa-apa ke Lo," jelas lelaki itu memulai seperti melontarkan anak panah tembus pandang.

"Tapi Gue tau kalo Lo naksir berat ke dia, dan Gue ga terima, Lo cuma harus jadi milik Gue, gak boleh ada cowok lain yang pertama kali nidurin Lo selain Gue,"

Wajahmu mulai panas mendengarnya, kedua kakimu bersiap pergi lagi.

"Dan Gue tau Lo gak bakalan nerima cowok kaya Gue, jadi waktu itu Gue selalu bujuk Changkyun buat nikahin Lo, tapi dia gak pernah mau sampai Gue kehabisan cara, baru saat Gua bawa-bawa utang judinya dia langsung setuju, karena Gue yakin mau sampe sepuluh tahun barbershop itu gak akan pernah bisa ngelunasin,"

Wajah lelaki itu kini mengarah padamu, matanya menatap lembut matamu. Sementara bibirnya bersiap melontarkan kata-kata lagi.

"Pernikahan kalian adalah perjanjian antara Gue dan Changkyun, dia bakal nyerahin Lo ke Gue setelah ijab kabul terlaksana, dan Gue ngelarang dia buat nidurin Lo duluan, harus Gue yang pertama,"

Kamu muak mendengar lelaki itu terus berbicara hal yang tidak masuk akal. Mana mungkin pernikahan hanya sebatas permainan bagi Changkyun. Dia sungguh memperlakukanmu layaknya seorang istri dan dia terlihat menyayangimu. Setiap kali di dekatnya kamu merasakan getaran-getaran asmara. Kamu yakin itu hanya bualan Wonho semata.

"Mungkin Lo gak percaya sama Gue sekarang, mbak, tapi sumpah itu yang terjadi, dan setelah Changkyun sadar nanti, dia bakal ngomong yang sebenernya, mbak, hati Gue masih terbuka lebar buat Lo, jadi kalo nanti Changkyun minta cerai Gue selalu ada buat Lo,"

"Bullshit!" sinismu, "sudah cukup ya mengarang ceritanya, gak bakal aku percaya,"

Lelaki itu terkekeh, benar-benar membuatmu kesal. Ia bangkit dari duduknya, hendak pergi tampaknya.

"Terserah ya mbak, yang jelas suami Lo itu gak pernah cinta sama Lo, karena dia humu,"

Langkah Wonho semakin menjauh sementara dirimu masih membeku di tempat. Lelaki itu benar-benar kurang ajar.

Pikiranmu masih bercampur aduk, kamu masih mencocokkan semua perkataan Wonho tadi ke hal yang sebenarnya terjadi. Tak masuk akal dan lebih pantas menyebutnya orang gila. Apa yang dilakukannya padamu adalah nafsu semata. Kamu masih ingin menanyakan kebenaran itu pada lelaki yang masih terbaring disana. Semuanya kini bersumbu padanya, Changkyun Permana.

 Semuanya kini bersumbu padanya, Changkyun Permana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
GOD DAMN (Im Changkyun x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang