• 03. Malioboro dan Angkringan •
Tubuhku sudah kembali segar setelah mandi. Ternyata air Jogja terasa menyegarkan. Ah apasih, aku lebay sekali!
Iya, aku dan Renjana sudah sampai di Jogja satu jam yang lalu. Kami langsung bertolak ke hotel yang paling dekat dengan Stasiun Tugu. Tadinya aku tak mau karena takut tarifnya yang mungkin mahal karena dekat dengan stasiun dan Malioboro, tapi ternyata aku salah. Tarif hotel permalamnya cukup terjangkau dibandingkan dengan di Jakarta. Sepertinya di Jogja aku bisa berhemat, Mama pasti bangga.
Kami memesan dua kamar dengan single bed yang letaknya bersebelahan. Renjana memilih kamar yang terletak paling ujung-dengan alasan ia lebih suka mojok. Cih, apa-apaan alasannya itu! Maka dengan berat hati aku memasuki kamar di sebelahnya.
Tok tok tok
"Iya?" Aku berkata sedikit keras, hampir berteriak.
"Jadi ke Malioboro nggak?" Walau samar, aku bisa mendengar suara Renjana dari balik pintu.
Aku melangkah untuk membukakan pintu untuknya. Renjana sudah siap di hadapanku, berkaos putih dengan balutan jaket jeans yang warnanya sudah memudar, memakai celana jeans abu-abu dan jangan lupakan rambutnya yang berantakan tapi kenapa terlihat cocok dengannya. Ck, apa-apaan dengan tampilan boyfriend-able itu!
"Buruan, biar nggak kemaleman. Ngantuk gue."
"Seriously? Lo hampir tidur delapan jam, Ren!"
Ia yang saat ini duduk di pinggiran kasur itu mendelik, "Fyi, yang tidur lama itu lo! Lengan gue sampe kram, Ra."
Aku memutar bola mataku malas. Tadi coba siapa yang menyuruhku tidur sandaran di lengannya coba? Kenapa jadi sekarang aku yang disalahkan? Dasar manusia menyebalkan!
"Yaudah ayo buruan," aku berujar sambil menenteng slingbagku kemudian melangkah mendekati pintu.
"Sweaternya dipake," Renjana melemparkan sweater abu-abu muda milikku.
"Panas, Ren. Ya kali pake sweater!"
"Kita belum tau udara malam Jogja, Ra. Jangan bandel deh, nanti kalo lo kumat lagi nggak mau tanggung jawab gue."
Dengan ogah-ogahan aku memakai sweaterku. Oh ayolah, aku juga ingin menggunakan kaos pendek! Renjana di hadapanku tersenyum puas kemudian menepuk kepalaku berulangkali yang membuatku melotot, aku kan bukan kucing, apalagi anjing! Jadi ga perlu ditepuk kepalanya!
Aku belum cerita, ya? Aku punya alergi aneh. Iya aneh, bisa-bisanya aku alergi suhu udara berlebih. Kalau pas dingin banget, badanku pasti gatal, bentol-bentol semua, dan aku akan bersin berulangkali sampai aku capek. Tak hanya pas kedinginan, kalau udara sedang panas-panasnya tubuhku juga bereaksi sama, aneh kan? Tapi nggak papa, aku sudah terbiasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asmara Anucara [Huang Renjun]
Fanfiction[Fanfiction, Alternative Universe, On Going] ______________________________________________ Asmara dan Anucara diambil dari bahasa sanskerta; Asmara berarti Cinta dan Anucara sendiri berarti label sahabat yang diberikan untuk laki-laki. ____________...