5.Ifdal kesurupan reog?

53 22 7
                                    

Jangan lupa vote dan komen!

Happy Reading!

"Masuk aja Ca, dia masih kaya reog Ca"ujar Naresta mempersilahkan Caca masuk ke dalam Markas.

Iya Caca memutuskan datang ke Markas supaya Ifdal tidak jadi sekarat. Ifdal masih banyak dosa untuk meninggal.

"AING MAUNG"

Di saat masuk Caca sudah di kejutkan oleh suara Ifdal. Kafka memegang kedua tangan Ifdal dan Raden yang memegang kedua kaki Ifdal.

"Ca Lo jangan diem aja, ini kesurupan nya udah masuk stadium akhir"

"Di kira penyakit jantung kali ya"cibir Naresta.

"Ini Kak Ifdal nya harus di gimana in Kak"tanya Caca. Dia bingung harus melakukan apa.

"Samperin sana Ca buru, kali aja sama Lo sadar"sahut Raden.

Dengan ragu-ragu Caca berjalan ke arah Ifdal yang masih kejang-kejang seperti orang kesurupan.

"Kak...jangan gini Kak... Kakak belum minta maaf sama Caca karena selingkuh, masa sekarang udah mau mati aja, mana dosa Kakak banyak banget, hutang Kakak juga udah banyak Kak"ujar Caca yang membuat Kafka, Naresta dan Raden menahan tawa. Untungnya istri Raden sudah tertidur jadi Raden bisa membantu Ifdal yang kaya kesurupan itu.

Saat mendengar suara yang di kenali nya, Ifdal menghentikan kejang-kejang itu.

"Alhamdulillah si kadal gak kesurupan lagi"ujar mereka semua mengucapkan syukur.

"Hah?kesurupan? sembarangan lo anjir!"ujar Ifdal tak terima.

"Tadi Lo kaya kerasukan reog dal"

"Gue kejang-kejang biar nih si zoni gue sembuh rajin"ujar Ifdal.

"Hah?emang kejang-kejang bisa bikin tuh si zoni sembuh?"ujar Kafka tak percaya.

"Iya anjir, tetangga gue yang bilang tadi gini katanya dal Lo mending kejang-kejang sampe pegel, kalau gak mending Lo kayang atau salto"ujar Ifdal menjelaskan.

Tadi memang tetangga nya Ifdal berbicara gitu kepada Ifdal lewat voice note di WhatsApp.

Semua yang di sana melongo, ini Ifdal kenapa bodoh sekali? percaya seperti itu!

"Teori dari mana itu anjir"ujar Naresta lelah.

Ifdal menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, "ya ya teori dari tetangga gue"ujar Ifdal.

"Terus lo AING MAUNG, AING MAUNG'AN ngapain?"tanya Raden.

"Ya itu mantranya kata tetangga gue"jawab Ifdal.

"Oh lihatlah kawan, bodoh sekali bukan"ujar Naresta menatap Ifdal sebal.

"Bukan temen gue bukan"ujar Kafka lalu pergi ke dalam ruangan tv.

"Bukan temen gue juga"

Ifdal tidak peduli apa kata mereka. Ifdal melihat Caca yang hanya diam seperti patung.

"Ca.."panggil Ifdal pelan.

"Hmm"

"Lo mau gak dengerin penjelasan gue?"ujar Ifdal dengan nada memohon.

Naresta dan Raden duduk kembali di karpet dengan melihat drama yang di lakukan Ifdal.

"Yaudah jelasin"ujar Caca. Lalu duduk bersama dengan Raden dan Naresta.

"Gini Ca, gue gak ada niatan selingkuh sama Lo"Ifdal mulai menjelaskan.

"Heleh"cibir Naresta.

"Matamu gak ada niatan selingkuh"

KAFKA (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang